AMPG: MCA Bungkus Kejahatannya Dengan Agama

salah satu anggota 'Muslim Cyber Army', Muhammad Luth (baju hitam) saat ditangkap oleh Dit Tipid SIber Bareskrim Polri (isitmewa)
Merahputih.com - Ketua Bidang Pimpinan Pusat Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) Ahmad Nawawi mengatakan sindikat Muslim Cyber Army menyebarkan hoaks melalui media sosial secara masif dan sistematis dengan mencatut nama muslim.
"Mereka telah membungkus kejahatannya dengan agama agar orang-orang dapat terperdaya," katanya, Jumat (2/3) dilansir Antara.
Pihaknya pun memuji aparat kepolisian yang berhasil mengungkap sindikat MCA beberapa waktu lalu.
Menurut Nawawi, agama memang dapat digunakan untuk menyebarkan kebajikan, tetapi sebaliknya dapat digunakan untuk "membungkus" kejahatan menjadi seolah-olah baik.
"Ini yang disebut pseudoreligius, seolah-olah agama, padahal bertentangan dengan agama. Publik yang miskin 'ilmu alat' dalam beragama sulit membedakan," kata Nawawi.
Tindakan sindikat hoaks yang menyebarkan kebencian dengan isu SARA mengancam kerukunan antarumat beragama di Indonesia yang selama ini majemuk.
"Mereka ingin kita terus membenci yang berbeda. Padahal, sejak ratusan tahun lalu, rakyat nusantara mampu hidup berdampingan dengan akrab di tengah kemajemukan," kata Nawawi.
Ia mencontohkan, berkembangnya isu yang terus-menerus digaungkan sedemikian rupa untuk membuat umat Islam membenci etnis China.
Kenyataannya menurut dia, budaya masyarakat Islam sangat terbuka pada kebudayaan China.
"Di kampung saya dulu di Banten, bila lebaran tiba kami pesan dodol pada tetangga etnis China. Buatan mereka enak sehingga saat disuguhkan pada tamu sangat memuaskan," kata Nawawi.
Bahkan juga pada masa lalu setiap Ramadhan dan lebaran tiba yang selalu ramai dengan bunyi petasan dan kembang api bersama-sama tanpa memandang suku agama maupun ras.
"Sebelum petasan dilarang, bulan Ramadhan terasa kurang lengkap tanpa bunyi-bunyi. Kini tinggal kembang api yang relatif aman," kata Nawawi.
Menurut Nawawi, untuk menghindari peredaran hoaks masyarakat harus semakin cerdas di era digital ini.
"Bagi umat Muslim dalam jangka panjang, pelajari ilmu alat lebih mendalam seperti Bahasa Arab, sejarah agama Islam, dan logika sehingga dalam beragama tidak mudah tertipu," kata Nawawi. (*)
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
Golkar Bantah Adanya 'Barter' Posisi Menteri di Reshuffle Kabinet Hari Ini

Golkar Nilai Prabowo Berhasil Redam Eskalasi Demonstrasi dengan Pendekatan Tegas Sekaligus Adil

Jadi Perdebatan Publik, Golkar Tegaskan Anggota DPR Nonaktif tak Terima Gaji dan Tunjangan

Muhammad Sarmuji Minta Kader DPRD Golkar Utamakan Kebijakan Pro Rakyat

Golkar Ingatkan Kritik Terhadap DPR Wajar Tapi Jangan Sampai Berubah Menjadi Kebencian yang Bisa Perlebar Jurang Perpecahan Bangsa

Setya Novanto Bebas Lebih Cepat, Sebut Kader Setia yang Telah Selesai Jalani Hukuman

Profil Setya Novanto, Mantan Sales hingga Ketua DPR yang Baru Bebas dari Penjara Pasca Terlibat Korupsi e-KTP

Istana Ogah Dikaitkan Dengan Dinamika dan Isu Munaslub Partai Golkar

DPD Jakarta Sebut Ketua Umum Golkar Bahlil Lahadalia Sebagai Isu Liar

4 Tahun Sebelum Pemilu, Golkar Jateng Ingin Rampungkan Seluruh Kepengurusan
