Amankah Mendapat Tato saat Menyusui?


Dalam hal membuat tato saat menyusui, hanya ada sedikit penelitian yang tersedia. (Foto: Pexels/Pavel Danilyuk)
MENATO tubuh adalah cara untuk mengekspresikan diri, mengenang orang yang kamu cintai, atau menandai peristiwa penting dalam hidup.
Namun, tato tidak sepenuhnya bebas risiko karena melibatkan potensi infeksi dan reaksi alergi, terutama jika tidak dilakukan secara higienis atau oleh seniman tato bersertifikat.
Sayangnya, dalam hal membuat tato saat menyusui, hanya ada sedikit penelitian yang tersedia tentang masalah ini. Membuat para ahli sering kali kesulitan merekomendasikan praktik tersebut.
Menurut LactMed, petugas database laktasi dari National Library of Medicine di AS, saat ini tidak ada data yang tersedia secara khusus tentang keamanan membuat tato selama menyusui. Secara umum, pada titik ini, sebagian besar ahli condong ke arah peringatan agar tidak melakukannya.
Dokter Anak, Ahli Neonatologi, Konsultan Laktasi, dan Direktur Medis Aeroflow Breastpumps, Jessica Madden, MD, IBCLC, berbagi perspektif akan hal ini. "Saya merekomendasikan untuk tidak membuat tato saat menyusui karena risiko keamanan," katanya seperti diberitakan Parents.com.
Perawat dan Konsultan Laktasi, Kelly Kendall, RN, IBCLC, dari The Balanced Boob, mengatakan bahwa dia paling khawatir tentang potensi risiko infeksi, tapi kurang khawatir tentang tinta dari tato yang masuk ke dalam ASI.
Baca juga:

"Risiko tetap ada dalam hal infeksi dari patogen yang terbawa darah selama proses pembuatan tato," komentar Kendall.
Seperti dicatat LactMed, ketika seseorang membuat tato, mereka tidak memenuhi syarat untuk donor darah hingga satu tahun karena risiko infeksi yang ditularkan melalui darah.
Risiko utama mendapatkan tato saat menyusui adalah infeksi. Jika kamu terinfeksi bakteri, virus, atau patogen lain, kamu dapat menularkan infeksi ini ke bayi melalui ASI atau luka terbuka di kulit. Begitu menurut Madden.
Beberapa infeksi yang menjadi perhatian termasuk HIV dan hepatitis B, katanya. Sementara risiko infeksi lain bervariasi. Umumnya dianggap rendah.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) AS, penularan HIV melalui menyusui adalah sekira 1 persen, bahkan ketika infeksi dikelola dengan baik melalui terapi antiretroviral (ART).
Orangtua menyusui dengan hepatitis B biasanya dapat terus menyusui; tapi jika puting pecah-pecah atau berdarah, ada risiko lebih besar untuk menularkan infeksi ke bayi.
Kekhawatiran lain adalah jika kamu terkena infeksi bakteri setelah membuat tato, kamu mungkin perlu diberi antibiotik. "Meskipun sebagian besar antibiotik aman saat menyusui, selalu penting untuk berdiskusi dengan dokter dan/atau apoteker," saran Kendall.
Yang terpenting, kata Kendall, jika mendapatkan tato saat menyusui, kamu harus melakukan segala daya untuk mencegah infeksi. "Menjaga tato baru tertutup dan bersih adalah bagian penting untuk mencegah infeksi dan ini terbukti menantang saat merawat bayi," katanya.
Baca juga:

Tidak ada penelitian mengenai apakah tinta yang digunakan untuk membuat tato dapat masuk ke dalam ASI Namun, Madden menunjuk pada penelitian baru dari tahun 2022 yang menemukan bahwa tinta tato mengandung partikel yang sangat kecil, kurang dari 100 nanometer.
Partikel-partikel ini cukup kecil untuk masuk ke dalam membran sel tubuh. Ini berarti ada kemungkinan mereka dapat mempengaruhi ASI.
"Meskipun tato seharusnya tidak memengaruhi suplai ASI, saya khawatir tentang risiko teoretis partikel tinta masuk ke dalam ASI itu sendiri," ungkap Madden.
Lalu, kamu mungkin bertanya-tanya apakah perlu menunggu beberapa saat setelah mendapatkan tato untuk menyusui bayi. Kamu mungkin juga ingin tahu apakah kamu harus menunggu sampai bayi sedikit lebih besar untuk membuat tato.
Menurut Madden, tidak satu pun dari skenario ini yang harus dipertimbangkan, karena tidak ada cukup informasi keamanan tentang membuat tato saat menyusui untuk merekomendasikan praktik tersebut.
"Saya merekomendasikan untuk tidak membuat tato kapan pun saat menyusui, bahkan jika Anda menyusui bayi atau balita yang lebih tua," tegas Madden.
Kamu harus menghubungi OB-GYN atau bidan jika memiliki pertanyaan lebih lanjut. Menunggu sampai anak berhenti menyusui untuk mendapatkan tato selalu merupakan pilihan yang tersedia untuk kamu. (aru)
Baca juga:
Bagikan
Hendaru Tri Hanggoro
Berita Terkait
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke

Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
