Alasan Mikroplastik Mengancam Manusia Terutama di Indonesia


Ketahui bahaya penggunaan mikroplastik pada makanan dan minuman kemasan (Foto: pixabay/hans)
MASALAH yang harus dihadapi setiap manusi di masa sekarang adalah serbuan mikroplastik, limbah yang dihasilkan dari berbagai jenis barang berbahan dasar plastik. Misalnya jaring ikan, kantung plastik dan botol minuman. Mikroplastik bisa juga muncul dari abrasi ban.
Lebih dari 51 miliar partikel mikroplastik tersebar di perairan laut. Seperti yang diberitakan laman barilla center for food and nutrition, jenis limbah ini mengendap dalam mikroorganisme laut.
Saat ini ditemukan banyaknya hewan laut yang menelan partikel berukuran kurang dari lima milimeter ini tanpa disadari. Hewan-hewan laut itu kemudian banyak dikonsumsi oleh manusia. Dampaknya tentu pada kesehatan orang yang mengonsumsinya.
Baca juga:
Berikut ini beberapa alasan mengapa mikroplastik mengancam kesehatan manusia.
1. Tak melulu dari laut

Ahli asal EFSA yang bekerja sama dengan Universitas Negeri New York di Fredonia mengabarkan pencemaran mikroplastik tak hanya berasal di laut. Meski banyak ikan yang terkontaminasi, mikroplastik juga mencemari tubuh manusia.
Jejak penyebarannya bisa melalui madu, botol minuman beralkohol, garam dapur, bahkan air kemasan. Tak hanya itu, terdapat juga di serat pakaian berbahan sintetis dan produk kecantikan. Mengejutkannya, produk pasta gigi juga mengandung mikroplastik.
2. Terkandung bahan aditif

Dalam mikroplastik terkandung zat aditif beracun bernama plasticizer. Meski berbahaya, zat aditif seringkali dijadikan bahan tambahan guna mengawetkan, menambah cita rasa, memperbaiki dan mempercantik tekstur makanan.
Bahkan, sebagian memanfaatkan zat ini untuk menjaga nilai gizi. Pemakaian zat aditif kebanyakan digunakan pada garam, ikan, daging, daun-daunan, rempah-rempah, gula ataupun cuka dalam acar.
Baca juga:
Seiring perkembangan teknologi, zat aditif semakin berkembang. Biasa dijadikan sebagai pengawet, MSG (monosodium), sirup jagung tinggi fruktosa, pemanis buatan, pengolahan gula, garam, kalium bromat dan natrium nitrit.
3. Sulit terurai

Meski belum ada data valid, penumpukan mikroplastik dalam tubuh yang terjadi secara terus-menurus berisiko mengubah kromosom. Dampak terburuknya mulai dari gangguan reproduksi hingga kanker.
Proses penguraian plastik pada tubuh tak bisa sampai 100 persen. Akibatnya partikel kecil yang membentuk mikroplastik ini menyebar secara luas. Hal inilah yang menimbulkan penumpukan dalam jaringan sel manusia hingga menyebabkan gangguan saluran cerna.
4. Indonesia, negara darurat plastik

Penggunaan plastik secara terus-menerus, semakin mencemari lingkungan di Indonesia. Bahkan, Direktur Indonesian Center for Enviromental Law (ICEL) mengkritik limbah plastik yang dihasilkan oleh masyarakat Indonesia.
"Indonesia sudah darurat sampah plastik. Indonesia berada di posisi nomor dua setelah Tiongkok sebagai negara penghasil sampah plastik yang dibuang ke laut," ungkapan Henri Subagiyo pada Antaranews.
Setiap tahunnya, diprediksi sebanyak 4,8 juta hingga 12,7 juta ton plastik mencemari laut. 80 persen di antaranya dari sampah darat. Untuk itu, diperlukan kesadaran sejak dini untuk mengurangi penggunaan plastik. Mulai dari menerapkan program 3R (reduce, reuse, recycle). (Dys)
Baca juga:
Mungkinkah Solusi Keterbatasan Pangan Seperti di Dua Film Ini?
Bagikan
Berita Terkait
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Cek Kesehatan Gratis Dinilai Langkah Maju untuk Tingkatkan Kualitas Hidup Masyarakat

DPR Minta Nakes yang Terlibat Program Cek Kesehatan Gratis Punya Kompetensi

Pemeriksaan Kesehatan Gratis Diharap Mencakup Seluruh Penyakit di Setiap Tingkat Usia

Besok Pemkot Solo Mulai Terapkan Cek Kesehatan Gratis di 17 Puskesmas

Manfaat Vitamin E untuk Tubuh

Naik Tangga Bikin Kita Berpanjang Umur

3 Macam Jenis Anxiety, Ketahui Gejalanya

Obat Kumur Bisa Tingkatkan Gula Darah Pasien Diabetes

Jangan Salah, Mandi Juga Ada Urutannya
