Alasan Indonesia Tak Lagi Menjadi Anggota PBB

Noer ArdiansjahNoer Ardiansjah - Sabtu, 09 Juni 2018
Alasan Indonesia Tak Lagi Menjadi Anggota PBB

Presiden pertama Indonesia Ir. Sukarno di dalam sidang PBB. (Foto: time.com)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

PEMBENTUKAN Federasi Malaya membuat berang Bung Besar. Sukarno merespons keras aksi Inggris membentuk negara penggabungan Malaysia, Singapura, dan Brunei. Pada pidato di hadapan rakyat Yogyakarta, 23 September 1963, Bung Karno menyeru "Ganyang Malaysia!". Ia juga tak ragu berteriak untuk mengganyang musuh-musuh Indonesia. "Inggris kita linggis! Amerika kita setrika," tegas Sukarno.

Ketegangan Indonesia-Malaysia pun menjalar hingga di meja Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Kamis, 7 Januari 1965, Indonesia memutuskan keluar sebagai anggota PBB. Sukarno menilai organisasi dunia tersebut tidak becus dalam mengurus persoalan anggota-anggotanya, termasuk mengurus konflik wilayah teritori antara Indonesia dan Malaysia. "Hajar cecunguk Malayan itu! Pukul dan sikat! Jangan sampai tanah dan udara kita diinjak-injak oleh Malaysian keparat itu," kata Sukarno ketika Indonesia berkonfrontasi dengan negara buatan Inggris itu.

Keputusan mundurnya Indonesia tak ayal membuat Sekretaris Jenderal PBB U Thant kelimpungan. U Thant sangat berhati-hati dalam mengambil sikap atas keputusan Sukarno. Hingga waktu dua bulan, ia baru bisa merespons. Menurutnya, PBB tak mampu mencegah keputusan sebuah negara yang ingin keluar dari organisasi dunia tersebut.

Sukarno
Pidato Soekarno berkait konfrontasi dengan Malaysia di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, 28 Juli 1963. (Foto: tempo.com)

Kemudian U Thant mengirimkan surat kepada Menteri Luar Negeri RI saat itu Dr. Soebandrio. Isinya tak lain bahwa ia sangat menyesalkan keputusan Indonesia. Di dalam kalimat pengantarnya untuk laporan tahunan PBB bulan September 1965, Thant berharap keputusan Sukarno hanyalah fase temporer.

"Untuk jangka pajang, Indonesia dapat dilayani dengan sebaik-baiknya dengan melanjutkan keanggotaan dan dengan berpartisipasi sepenuhnya dalam kegiatan organisasi yang konstruktif," tulis U Thant dalam Public Papers of the Secretaries General of the United Nations: Volume 7 U. Thant 1965-1967 (2010) yang disusun sejarawan PBB Andrew W. Cordier dan Max Harrelson.

Alasan Lain

Selain bersitegang dengan Malaysia, ada beberapa hal lain yang membuat Sukarno meradang terhadap PBB. Hal itu pula yang menjadi dasar Indonesia menarik diri dari keanggotaan.

Pertama terkait masalah kedudukan PBB di Amerika Serikat. Sukarno menilai dalam suasana perang dingin antara Amerika dan Uni Soviet, tidak sepatutnya markas PBB malah berada di salah satu negara konflik. Menurutnya, PBB harus bersikap netral. Sukarno pun mengusulkan agar PBB bermarkas di Jenewa, Asia, Afrika, atau daerah di luar blok Amerika dan Soviet.

Alasan kedua terkait sikap PBB yang dinilai lamban dalam menyikapi konflik antarnegara, terlebih masalah di Indonesia. Dalam perkara tersebut, Sukarno menilai PBB tidak membawa penyelesaian, melainkan menjadi ruang perdebatan.

Sukarno
Sukarno berpidato di hadapan ribuan rakyat. (Foto: sewarga.com)

Pasca perang dunia II, banyak negara baru terbebas dari penderitaan penjajahan. Namun, faktanya dalam piagam-piagam yang dilahirkan maupun dalam preambule-nya, tidak pernah menyebut perkataan kolonialisme. "PBB tidak menempatkan negara-negara yang baru merdeka secara proporsional," tulis sejarawan Roso Daras.

Kemudian, alasan ketiga mundurnya Indonesia dari PBB terkait sekretariat yang selalu dipegang kepala staf berkebangsaan Amerika. Tak ayal jika segala kebijakan yang keluar mengakomodasi kepentingan dunia barat. "Imperialisme dan kolonialisme adalah anak kandung dari sistem Negara Barat. Seperti halnya mayoritas anggota PBB, aku benci imperialisme dan aku jijik pada kolonialisme," kata Sukarno.

Alasan keempat menyangkut masalah Tiongkok. Sukarno menganggap PBB keliru besar dengan menolak perwakilan negara tirai bambu tersebut. Sementara, di Dewan Keamanan ada Taiwan yang pada saat itu tidak diakui oleh Indonesia.

"Dengan mengesampingkan bangsa yang besar, bangsa yang agung dan kuat dalam arti jumlah penduduk, kebudayaan, kemampuan, peninggalan kebudayaan kuno, suatu bangsa yang penuh kekuatan dan daya-ekonomi, dengan mengesampingkan bangsa itu, maka PBB sangat melemahkan kekuatan dan kemampuannya untuk berunding justru karena ia menolak keanggotaan bangsa yang terbesar di dunia," kata Sukarno.

Sukarno
Soekarno. (Foto: citraindonesia.com)

Kemudian, alasan terakhir Indonesia keluar dari PBB terkait soal hak veto negara sosialis. Menurut Sukarno, PBB mencerminkan peta ekonomi, militer dan kekuatan tahun 1945, tidak mencerminkan bangkitnya negara-negara sosialis serta munculnya perkembangan cepat kemerdekaan negara-negara di Asia dan Afrika.

Negara-negara itu, kata Sukarno, tidak difasilitasi karena hak veto hanya milik Amerika, Inggris, Rusia, Perancis, dan Taiwan. "Kondisi yang tidak aktual lagi, tetapi tidak ada satu orang pun yang berusaha bergerak mengubahnya," kata Roso Daras.

#PBB #Sukarno
Bagikan
Ditulis Oleh

Noer Ardiansjah

Tukang sulap.

Berita Terkait

Dunia
Armada Global Sumud Flotilla Diserang Israel, PBB Ingatkan Keselamatan Aktivis Kemanusian
Perhatian utama PBB adalah memastikan semuanya diselesaikan secara damai tanpa kekerasan, terutama bagi mereka yang berpartisipasi dalam aksi damai ini.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 03 Oktober 2025
Armada Global Sumud Flotilla Diserang Israel, PBB Ingatkan Keselamatan Aktivis Kemanusian
Dunia
Israel Blokade Armada Global Sumud, Komisi I DPR: Serangan Terhadap Nilai-Nilai Kemanusiaan
DPR desak PBB segera bertindak menghentikan blokade Gaza dan menjamin keselamatan para aktivis internasional yang ditahan.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 03 Oktober 2025
Israel Blokade Armada Global Sumud, Komisi I DPR: Serangan Terhadap Nilai-Nilai Kemanusiaan
Indonesia
Pulang dari Lawatan Luar Negeri, Presiden Prabowo Bawa Oleh-Oleh Investasi Rp 380 Triliun hingga 30 Ribu Benda Bersejarah
Prabowo memulai lawatan sejak 19 September 2025.
Dwi Astarini - Sabtu, 27 September 2025
Pulang dari Lawatan Luar Negeri, Presiden Prabowo Bawa Oleh-Oleh Investasi Rp 380 Triliun hingga 30 Ribu Benda Bersejarah
Dunia
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu Serang Pengakuan Negara Palestina di Forum PBB, Disambut Sorakan dan Aksi Walk Out
Netanyahu menyebut langkah pengakuan tersebut sebagai ‘tanda aib’ yang mengirimkan pesan bahwa membunuh orang Yahudi ada hasilnya.
Dwi Astarini - Sabtu, 27 September 2025
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu Serang Pengakuan Negara Palestina di Forum PBB, Disambut Sorakan dan Aksi Walk Out
Indonesia
Jokowi Apresiasi Pidato Prabowo Apresiasi Forum PBB, Disebut Tegas dan Berani Bela Kemerdekaan Palestina
Ia mendukung penuh sikap internasional tersebut.
Dwi Astarini - Sabtu, 27 September 2025
Jokowi Apresiasi Pidato Prabowo Apresiasi Forum PBB, Disebut Tegas dan Berani Bela Kemerdekaan Palestina
Indonesia
Presiden Prabowo Berpidato di PBB, Komisi I DPR Sebut Kemerdekaan Palestina Harus segera Terwujud
Presiden Prabowo dinilai mewakili suara hati nurani rakyat Indonesia yang selama istikamah mendukung Palestina,
Dwi Astarini - Sabtu, 27 September 2025
Presiden Prabowo Berpidato di PBB, Komisi I DPR Sebut Kemerdekaan Palestina Harus segera Terwujud
Dunia
Presiden Amerika Serikat Dongkol karena Eskalator Macet, PBB Sebut Juru Kamera Trump Biang Keroknya
Pihak PBB menyebut eskalator berhenti karena mekanisme keamanan yang mungkin terpicu oleh juru kamera Trump.
Dwi Astarini - Jumat, 26 September 2025
 Presiden Amerika Serikat Dongkol karena Eskalator Macet, PBB Sebut Juru Kamera Trump Biang Keroknya
Dunia
Tuding ‘Sabotase’ di Markas PBB Sampai 3 Kali, Trump: Bukan Kebetulan, Seharusnya Malu
Trump mengatakan mengirim surat kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk menuntut penyelidikan segera atas apa yang disebutnya sebagai "sabotase”.
Frengky Aruan - Kamis, 25 September 2025
Tuding ‘Sabotase’ di Markas PBB Sampai 3 Kali, Trump: Bukan Kebetulan, Seharusnya Malu
Indonesia
Reaksi Prabowo Pidatonya Dipuji Donald Trump: Itu Gaya Saya
Presiden Subianto angkat suara terkait pujian yang disampaikan orang nomor satu di negeri Paman Sam itu.
Wisnu Cipto - Kamis, 25 September 2025
Reaksi Prabowo Pidatonya Dipuji Donald Trump: Itu Gaya Saya
Dunia
Serangan Israel Bunuh 85 Warga Palestina di Tengah Seruan Damai PBB
Serangan Israel di Gaza meningkat tajam dalam 24 jam terakhir, dengan sedikitnya 85 warga Palestina dilaporkan tewas di berbagai wilayah.
Wisnu Cipto - Kamis, 25 September 2025
Serangan Israel Bunuh 85 Warga Palestina di Tengah Seruan Damai PBB
Bagikan