Ahli Epidemiologi: Penyebaran Omicron BA.4 dan BA.5 Berpotensi Jadi Gelombang Ketiga


Petugas di RSDC Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta. (Foto: MP/Dicke Prasetia)
MerahPutih.com - Masuk kasus Omicron baru subvarian BA.4 dan BA.5 di Indonesia perlu diwaspadai oleh pemerintah.
Tak menutup kemungkinan, munculnya varian virus corona tersebut bisa memicu gelombang ketiga, bila menyerang secara masif.
"Kehadiran BA.4 dan BA.5 sebetulnya secara jelas potensi peningkatan itu ada dan potensi adanya gelombang (ketiga) itu ada," ujar ahli epidemiologi dari Griffith University Australia Dicky Budiman saat dihubungi, Senin (13/6).
Bac Juga:
Pemerintah Nyatakan Tak Ada Lonjakan Kasus COVID-19 Sebulan Setelah Lebaran
Dicky mengungkapkan, terjadinya gelombang ketiga ini tidak begitu berbahaya. Sebab, imunitas yang dibangun masyarakat Indonesia sudah cukup kuat.
"Hanya bedanya sekali lagi gelombang yang timbul ini adalah gelombang yang tidak serta merta bareng kasus infeksi, juga kasus kesakitan dan kematian tidak pararel, tidak dalam pola atau tren yang sama. Itu yang terjadinya gelombang kasus infeksi saja," ujar Dicky.
Tetapi, kata Dicky, infeksi orang tidak bergejala atau kalaupun bergejala hanya ringan. Terlebih saat ini masyarakat Indonesia sudah banyak yang terima vaksin booster.
"Karena modal imunitas kita sudah banyak apalagi sejak kasus Delta dengan kombinasi vaksin, apalagi 2 dosis. Nah kasus kesakitannya dalam gelombang BA.4 dan BA.5 ini gak terlalu signifikan potensinya kemudian juga kematiannya," paparnya.
Baca Juga:
Pemerintah Bersiap Hadapi Gelombang Baru COVID-19
Walaupun potensi kematian kecil, dia mengimbau kepada masyarakat Indonesia jangan terlalu euforia, sehingga mengabaikan protokol kesehatan.
"Pandemi itu masih ada dan gak boleh kita euforia selama dunia ini dalam status pandemi. Kita harus berhati-hati karena kalau tidak ya kita akan makin mundur," pungkasnya.
Kasus Omicron baru subvarian BA.4 dan BA.5 mulai masuk ke Indonesia. Hingga Minggu (12/6), tercatat ada empat kasus Omicron BA.4 dan BA.5 yang tersebar di Jakarta.
Gejala yang dirasakan pasien adalah adanya sesak napas dan gejala ringan COVID-19 lainnya.
Berikut daftar kasus DKI Jakarta Omicron BA.4 dan BA.5:
1. Kasus transmisi lokal BA.5 (Perempuan 20 tahun): gejala sedang ada sesak napas, dua kali divaksinasi Sinovac, belum booster.
2. Kasus transmisi lokal BA.5 (perempuan 40 tahun): tidak ada gejala, sudah dua kali vaksin Sinovac, dan 1 vaksin AstraZeneca.
3. Kasus transmisi lokal BA.5 (laki-laki 22 tahun): gejala ringan, sudah dua kali vaksin Sinovac, belum vaksin booster.
4. Kasus PPLN (laki-laki 30 tahun): gejala ringan, sudah dua kali vaksin Sinovac, satu kali vaksin Moderna. (Asp)
Baca Juga:
AS tak lagi Wajibkan Pelancong Lakukan Tes COVID-19
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID

Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa

178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat

Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis

Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025

KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19

KPK Periksa 4 Orang Terkait Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19, Ada Staf BRI

COVID-19 Melonjak, Ini Yang Dilakukan Menkes Budi Gunadi Sadikin

COVID-19 Mulai Melonjak Lagi: Dari 100 Orang Dites, Sebagian Terindikasi Positif

Terjadi Peningkatan Kasus COVID-19 di Negara Tetangga, Dinkes DKI Monitoring Rutin
