Ada 28 Pengikut Keraton Agung Sejagat di Klaten, Tiap Anggota Bayar Rp100 Ribu
Kapolres Klaten, Jawa Tengah, AKBP Wiyono Eko Prasetyo, Jumat (17/1). (MP/Ismail)
MerahPutih.Com - Polres Klaten mencatat terdapat 28 orang pengikut Keraton Agung Sejagat di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Puluhan anggota Keraton Agung Sejagat tersebut tersebar di Ketiga kecamatan dengan perinciannya, Kecamatan Prambanan 21 orang, Kecamatan Jogonalan ada lima orang, dan Kecamatan Wedi ada dua orang.
Baca Juga:
Polisi Belum Temukan Unsur Pidana Dalam Kasus Kekaisaran 'Sunda Empire'
Kapolres Klaten AKBP Wiyono Eko Prasetyo, mengatakan hasil pendataan anggota Polres Klaten di lapangan ada 28 orang anggota pengikut Keraton Agung Sejagat di Kabupaten Klaten. Semuanya tersebar di tiga kecaatan dengan pusat tempat berkumpul di Desa Brajan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
"Keraton Agung Sejagat di Klaten dipimpin oleh Mahamenteri, Wiwik Untari. Dari total 28 pengikut tersebut sudah ada tiga orang diperiksa polisi, termasuk pimpinannya," ujar Eko kepada kepada awak media termasuk meraputih.com di Klaten, Jumat (17/1).
Ia memastikan tidak ada bangunan kerajaan di Klaten. Sebanyak 28 orang ini hanyalah pengikut Kerajaan Agung Sejagat yang terpusat di Purworejo, Jawa Tengah. Lokasi yang kerap digunakan sebagai ritual ada di rumah Mahamenteri, Wiwik Untari.
"Hasil keterangan saksi semua anggota ini ditarik iuran sebesar Rp50.000 sampai Rp100.000. Uang itu untuk membeli seragam serta membuat KTA (Kartu Tanda Anggota)," kata dia.
Eko mengatakan setiap orang anggota mendapatkan tiga buah KTA. Keraton Agung Sejagat juga meminta iuran untuk kegiatan pembangunan keraton di Purworejo.
Baca Juga:
Latah Ikuti Keraton Agung Sejagat, Kini di Sukoharjo Muncul Kasultanan Karaton Pajang
"Kami mengimbau kepada para pengikut Keraton Agung Sejagat agar segera sadar, serta tidak mudah tertipu dengan kegiatan tersebut. Barang bukti diamankan beruba KTA dan segam milik anggota," pungkasnya.(*)
Berita ini ditulis berdasarkan laporan Ismail, reporter dan kontributor merahputih.com untuk wilayah Jawa Tengah.
Baca Juga:
Geger Keraton Agung Sejagat, Majelis Adat Kerajaan Nusantara: Dasar Historisnya Mana?
Bagikan
Berita Terkait
Bertemu di Masjid Agung PB XIV Hangabehi Berpelukan dengan PB XVI Purbaya
Pemkot Solo Tahan Dana Hibah Rp 200 Juta, PB XIV Hangabehi Mengaku tak Tahu-Menahu
Menbud Percaya Maha Menteri Tedjowulan Bisa Selesaikan Konflik Raja Kembar Solo
Konflik Dua Raja Keraton Solo, Pemkot Tunda Pencairan Dana Hibah
Prihatin Lihatnya, 2 Raja Solo Salat Bareng Tanpa Saling Sapa di Masjid Agung Keraton
PB XIV Bentuk Struktur Bebadan Keraton Baru, Lembaga Dewan Adat tidak Dimasukkan
Wali Kota Solo Respati Ardi Absen di Jumenengan PB XIV, Doakan Bawa Dampak Positif
Ingatkan Keponakannya Mangkubumi jika Jumenengan, Adik PB XIII: Kalau Nggak Kuat Sakit
Jumenengan PB XIV, Warga Antusias Lihat Raja Keraton Solo Dikirab Kereta Garuda Kencana
Suksesi Sah PB XIII Belum Ada, DPRD Imbau Internal Keraton Solo Jangan Panas