Geger Keraton Agung Sejagat, Majelis Adat Kerajaan Nusantara: Dasar Historisnya Mana?

Eddy FloEddy Flo - Rabu, 15 Januari 2020
 Geger Keraton Agung Sejagat, Majelis Adat Kerajaan Nusantara: Dasar Historisnya Mana?

Ketua Harian Majelis Adat Kerajaan Nusantara (MAKN), KPH Eddy Wirabhumi, Rabu (15/1). (MP/Ismail)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.Com - Munculnya Keraton Agung Sejagat di Purworejo, Jawa Tengah membuat heboh banyak pihak. Keraton Agung Sejagat yang diklaim diri sebagai kerajaan baru setelah 500 tahun berakhirnya imperium Majapahit ditanggapi Ketua Harian Majelis Adat Kerajaan Nusantara (MAKN), KPH Eddy Wirabhumi sebagai hal yang tidak masuk akal.

"Saya kira itu hanya mengada-ngada saja. Tidak ada dasar historis atau cerita dan tidak mempunyai basis genetik raja terdahulu (Keraton Agung Sejagat)," ujar Eddy kepada awak media termasuk merahputih.com di Solo, Rabu (15/1).

Baca Juga:

Pro Kontra Keraton Agung Sejagat, FSKN Minta Klarifikasi Kemendagri dan Kemendikbud

Kerabat Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat ini mengajak warga tidak perlu membicarakan Keraton Agung Sejagat lagi karena itu akan membuang-buang energi.

Keraton Surakarta pertanyakan dasar historis Keraton Agung Sejagat
Wisatawan berkunjung di Keraton Kasunana Surakarta Hadiningrat, Jawa Tengah, Rabu (15/1). (MP/Ismail)

Apalagi yang disampaikan berbau hal-hal yang mistis dan tidak masuk akal serta tidak logis.

"Semua kerajaan di bawah naungan MAKN semuanya punya sejarah di Indonesia. Bahkan anggotanya adalah raja, sultan, panglingsir, pemangku adat dari seluruh nusantara yang punya basis historis masa lalu," terang Eddy.

Suami GKR Wandansari Koes Murtiyah alias Gusti Moeng, adik dari Raja Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat atau Pakubuwana XIII ini mendukung aparat penegak hukum menyusut tuntas dalang pendirian Keraton Agung Sejagat.

Lebih jauh, Eddy menyampaikan, MAKN mempunyai peranan untuk masa kini dan akan datang melalui basis riset keilmuan yang bisa dipertanggungjawabkan secara akademis.

Baca Juga:

Pengikut Raja Keraton Agung Sejagat Akan Dapat Malapetaka Jika...

"Jadi tidak semua kerajaan bisa bergabung masuk sebagai anggota MAKN. Ini malah muncul Keraton Agung Sejagat yang tidak ada dasar hukum kuat dan tidak jelas asal-usulnya," pungkasnya.(*)

Berita ini ditulis berdasarkan laporan Ismail, reporter dan kontributor merahputih.com untuk wilayah Jawa Tengah.

Baca Juga:

Polda Jateng Dalami Motif Pendirian Keraton Agung Sejagat di Purworejo

#Keraton Solo #Keraton Kasunanan Solo #Forum Silahturahmi Keraton Nusantara (FKSN)
Bagikan
Ditulis Oleh

Eddy Flo

Simple, logic, traveler wanna be, LFC and proud to be Indonesian

Berita Terkait

Indonesia
Bertemu di Masjid Agung PB XIV Hangabehi Berpelukan dengan PB XVI Purbaya
Purbaya yang duduk di shaf depan langsung menghampiri kakaknya, Hangabehi, yang sama-sama berada di shaf depan.
Dwi Astarini - Sabtu, 06 Desember 2025
Bertemu di Masjid Agung PB XIV Hangabehi Berpelukan dengan PB XVI Purbaya
Indonesia
Pemkot Solo Tahan Dana Hibah Rp 200 Juta, PB XIV Hangabehi Mengaku tak Tahu-Menahu
Penghentian itu terjadi akibat adanya konflik dua raja setelah mangkatnya Sinuhun Paku Buwono (PB) XIII pada 2 November lalu.
Dwi Astarini - Jumat, 28 November 2025
Pemkot Solo Tahan Dana Hibah Rp 200 Juta, PB XIV Hangabehi Mengaku tak Tahu-Menahu
Indonesia
Menbud Percaya Maha Menteri Tedjowulan Bisa Selesaikan Konflik Raja Kembar Solo
"Panembahan Agung Tedjowulan bisa menjadi orang yang dituakan,” kata Menbud Fadli Zon
Wisnu Cipto - Selasa, 25 November 2025
Menbud Percaya Maha Menteri Tedjowulan Bisa Selesaikan Konflik Raja Kembar Solo
Indonesia
Konflik Dua Raja Keraton Solo, Pemkot Tunda Pencairan Dana Hibah
Dana hibah untuk Keraton Solo masih terus dianggarkan setiap tahun, dan nominalnya diperkirakan tidak kurang dari Rp 200 juta.
Dwi Astarini - Minggu, 23 November 2025
Konflik Dua Raja Keraton Solo, Pemkot Tunda Pencairan Dana Hibah
Indonesia
Prihatin Lihatnya, 2 Raja Solo Salat Bareng Tanpa Saling Sapa di Masjid Agung Keraton
Purboyo dan Hangabehi terlihat membaur dengan jamaah salat Jumat lainnya, tetapi tidak saling menyapa satu sama lain.
Wisnu Cipto - Sabtu, 22 November 2025
Prihatin Lihatnya, 2 Raja Solo Salat Bareng Tanpa Saling Sapa di Masjid Agung Keraton
Indonesia
PB XIV Bentuk Struktur Bebadan Keraton Baru, Lembaga Dewan Adat tidak Dimasukkan
Penataan ini merupakan langkah strategis Raja untuk memperkuat tata kelola, memulihkan muruah, dan menegaskan kembali posisi Keraton.
Dwi Astarini - Kamis, 20 November 2025
PB XIV Bentuk Struktur Bebadan Keraton Baru, Lembaga Dewan Adat tidak Dimasukkan
Indonesia
Wali Kota Solo Respati Ardi Absen di Jumenengan PB XIV, Doakan Bawa Dampak Positif
Siapa pun pemimpin Keraton Solo yang penting membawa dampak positif bagi masyarakat khususnya dalam kaitannya dengan pelestarian kebudayaan.
Dwi Astarini - Selasa, 18 November 2025
Wali Kota Solo Respati Ardi Absen di Jumenengan PB XIV, Doakan Bawa Dampak Positif
Indonesia
Ingatkan Keponakannya Mangkubumi jika Jumenengan, Adik PB XIII: Kalau Nggak Kuat Sakit
Adik mendiang Raja Keraton Kasunanan Solo, SISKS Pakubuwono (PB) XIII, KGPH Benowo mengingatkan ke Hangabehi atau Mangkubumi untuk tidak sembarangan mengikrarkan diri sebagai PB XIV.
Frengky Aruan - Minggu, 16 November 2025
Ingatkan Keponakannya Mangkubumi jika Jumenengan, Adik PB XIII: Kalau Nggak Kuat Sakit
Indonesia
Jumenengan PB XIV, Warga Antusias Lihat Raja Keraton Solo Dikirab Kereta Garuda Kencana
Dalam acara itu, PB XIV mengenakan baju ageman takwa berwarna pink fuschia dikawal prajurit yang membawa busur serta panah.
Dwi Astarini - Sabtu, 15 November 2025
Jumenengan PB XIV, Warga Antusias Lihat Raja Keraton Solo Dikirab Kereta Garuda Kencana
Indonesia
Suksesi Sah PB XIII Belum Ada, DPRD Imbau Internal Keraton Solo Jangan Panas
“Setiap pergantian kepemimpinan di lingkungan Keraton Surakarta kerap diwarnai dinamika yang cukup panas. Kami berharap suasana bisa berbeda. Saatnya kita belajar dari pengalaman,”
Wisnu Cipto - Senin, 10 November 2025
Suksesi Sah PB XIII Belum Ada, DPRD Imbau Internal Keraton Solo Jangan Panas
Bagikan