Latah Ikuti Keraton Agung Sejagat, Kini di Sukoharjo Muncul Kasultanan Karaton Pajang

Eddy FloEddy Flo - Jumat, 17 Januari 2020
 Latah Ikuti Keraton Agung Sejagat, Kini di Sukoharjo Muncul Kasultanan Karaton Pajang

Sultan Prabu Hadiwijaya Khalifatullah IV atau Suradi menjadi raja di Kasultanan Karaton Pajang, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Kamis (16/1). (MP/Ismail)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.Com - Munculnya Keraton Agung Sejagat di Purworejo, Jawa Tengah membuat geger banyak pihak. Keraton Agung Sejagat diklaim sebagai kerajaan baru setelah 500 tahun berakhirnya imperium Majapahit.

Namun demikian, sebelum Keraton Agung Sejagat deklarasi di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah telah muncul kerajaan baru pada 2010 bernama Kasultanan Karaton Pajang.

Baca Juga:

Geger Keraton Agung Sejagat, Majelis Adat Kerajaan Nusantara: Dasar Historisnya Mana?

Sejarah penamaan Kasultanan Karaton Pajang diambil dari Kerajaan Pajang yang didirikan Jaka Tingkir atau Sultan Hadiwijaya diketahui telah runtuh lebih dari 400 tahun yang lalu. Kerajaan Pajang sendiri merupakan cikal bakal berdirinya Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat yang saat ini masih berdiri megah di Solo, Jawa Tengah.

Keraton Kasultanan Karaton Pajang di Sukoharjo Jawa Tengah
Kasultanan Karaton Pajang di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah yang merupakan kerajaan baru berdiri 2010, Kamis (16/1). (MP/Ismail)

Berdasarkan pantauan merahputih.com, lokasi Kasultanan Karaton Pajang bersebelahan dengan petilasan Kasultanan Karaton Pajang di Desa Makamhaji, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Petilasan itu sudah lebih dahulu berdiri, yakni pada 1993.

Dari hasil penelusuran, pendiri Kasultanan Karaton Pajang adalah Suradi dengan gelar Sultan Prabu Hadiwijaya Khalifatullah IV.

"Saya mendapatkan mandat mendirikan Kerajaan Pajang dari Kanjeng Sultan Suryo Alam yang merupakan sultan di Kasultanan Dhimak, Kabupaten Demak, Jawa Tengah," Suradi kepada merahputih.com di Sukoharjo, Kamis (16/1).

Ia berkisah pada 2009 dilantik menjadi Adipati dulu. Setahun kemudian atau 2010 mendaftarkan kerajaan ini sebagai Yayasan Kasultanan Karaton Pajang ke Jakarta.

"Lima tahun kemudian saya naik tahta menjadi sultan setelah dianggap sukses dalam mengelola dan membangun kerajaan," kata dia.

Pada 2019 lalu, lanjut dia, diberi gelar Sultan Prabu Hadiwijaya Khalifatullah IV. Ia menegaakan kerajaan yang dia dirikan hanya untuk merawat budaya. Pihaknya juga tidak khatir kemunculan Keraton Agung Sejagat.

"Pendiri Keraton Agung Sejagat tidak pakai nalar dalam membuat kerajaan. Keraton Sejagat itu tidak ada. Sejarah dunia sudah ada kerajaan Arab, kerajaan Inggris, apa mungkin bisa disebut Keraton Agung Sejagat itu jelas aneh," paparnya.

Baca Juga:

Pro Kontra Keraton Agung Sejagat, FSKN Minta Klarifikasi Kemendagri dan Kemendikbud

Ia menambahkan tidak bersikap aneh-aneh dalam memimpin. Bahkan semua operasional ditanggung pribadi yang didapat dari usahanya sebagai kontraktor.

"Jadi anggota atau pengikut tidak dipungut biaya. Justru saya yang memberi mereka uang pada saat tertentu," pungkasnya.(*)

Berita ini ditulis berdasarkan laporan Ismail, reporter dan kontributor merahputih.com untuk wilayah Jawa Tengah.

Baca Juga:

Pengikut Raja Keraton Agung Sejagat Akan Dapat Malapetaka Jika...

#Forum Silahturahmi Keraton Nusantara (FKSN) #Keraton Solo #Sultan Agung
Bagikan
Ditulis Oleh

Eddy Flo

Simple, logic, traveler wanna be, LFC and proud to be Indonesian

Berita Terkait

Indonesia
Bertemu di Masjid Agung PB XIV Hangabehi Berpelukan dengan PB XVI Purbaya
Purbaya yang duduk di shaf depan langsung menghampiri kakaknya, Hangabehi, yang sama-sama berada di shaf depan.
Dwi Astarini - Sabtu, 06 Desember 2025
Bertemu di Masjid Agung PB XIV Hangabehi Berpelukan dengan PB XVI Purbaya
Indonesia
Pemkot Solo Tahan Dana Hibah Rp 200 Juta, PB XIV Hangabehi Mengaku tak Tahu-Menahu
Penghentian itu terjadi akibat adanya konflik dua raja setelah mangkatnya Sinuhun Paku Buwono (PB) XIII pada 2 November lalu.
Dwi Astarini - Jumat, 28 November 2025
Pemkot Solo Tahan Dana Hibah Rp 200 Juta, PB XIV Hangabehi Mengaku tak Tahu-Menahu
Indonesia
Menbud Percaya Maha Menteri Tedjowulan Bisa Selesaikan Konflik Raja Kembar Solo
"Panembahan Agung Tedjowulan bisa menjadi orang yang dituakan,” kata Menbud Fadli Zon
Wisnu Cipto - Selasa, 25 November 2025
Menbud Percaya Maha Menteri Tedjowulan Bisa Selesaikan Konflik Raja Kembar Solo
Indonesia
Konflik Dua Raja Keraton Solo, Pemkot Tunda Pencairan Dana Hibah
Dana hibah untuk Keraton Solo masih terus dianggarkan setiap tahun, dan nominalnya diperkirakan tidak kurang dari Rp 200 juta.
Dwi Astarini - Minggu, 23 November 2025
Konflik Dua Raja Keraton Solo, Pemkot Tunda Pencairan Dana Hibah
Indonesia
Prihatin Lihatnya, 2 Raja Solo Salat Bareng Tanpa Saling Sapa di Masjid Agung Keraton
Purboyo dan Hangabehi terlihat membaur dengan jamaah salat Jumat lainnya, tetapi tidak saling menyapa satu sama lain.
Wisnu Cipto - Sabtu, 22 November 2025
Prihatin Lihatnya, 2 Raja Solo Salat Bareng Tanpa Saling Sapa di Masjid Agung Keraton
Indonesia
PB XIV Bentuk Struktur Bebadan Keraton Baru, Lembaga Dewan Adat tidak Dimasukkan
Penataan ini merupakan langkah strategis Raja untuk memperkuat tata kelola, memulihkan muruah, dan menegaskan kembali posisi Keraton.
Dwi Astarini - Kamis, 20 November 2025
PB XIV Bentuk Struktur Bebadan Keraton Baru, Lembaga Dewan Adat tidak Dimasukkan
Indonesia
Wali Kota Solo Respati Ardi Absen di Jumenengan PB XIV, Doakan Bawa Dampak Positif
Siapa pun pemimpin Keraton Solo yang penting membawa dampak positif bagi masyarakat khususnya dalam kaitannya dengan pelestarian kebudayaan.
Dwi Astarini - Selasa, 18 November 2025
Wali Kota Solo Respati Ardi Absen di Jumenengan PB XIV, Doakan Bawa Dampak Positif
Indonesia
Ingatkan Keponakannya Mangkubumi jika Jumenengan, Adik PB XIII: Kalau Nggak Kuat Sakit
Adik mendiang Raja Keraton Kasunanan Solo, SISKS Pakubuwono (PB) XIII, KGPH Benowo mengingatkan ke Hangabehi atau Mangkubumi untuk tidak sembarangan mengikrarkan diri sebagai PB XIV.
Frengky Aruan - Minggu, 16 November 2025
Ingatkan Keponakannya Mangkubumi jika Jumenengan, Adik PB XIII: Kalau Nggak Kuat Sakit
Indonesia
Jumenengan PB XIV, Warga Antusias Lihat Raja Keraton Solo Dikirab Kereta Garuda Kencana
Dalam acara itu, PB XIV mengenakan baju ageman takwa berwarna pink fuschia dikawal prajurit yang membawa busur serta panah.
Dwi Astarini - Sabtu, 15 November 2025
Jumenengan PB XIV, Warga Antusias Lihat Raja Keraton Solo Dikirab Kereta Garuda Kencana
Indonesia
Suksesi Sah PB XIII Belum Ada, DPRD Imbau Internal Keraton Solo Jangan Panas
“Setiap pergantian kepemimpinan di lingkungan Keraton Surakarta kerap diwarnai dinamika yang cukup panas. Kami berharap suasana bisa berbeda. Saatnya kita belajar dari pengalaman,”
Wisnu Cipto - Senin, 10 November 2025
Suksesi Sah PB XIII Belum Ada, DPRD Imbau Internal Keraton Solo Jangan Panas
Bagikan