80% Anak Muda Alami Penurunan Kondisi Mental Saat Pandemi

Raden Yusuf NayamenggalaRaden Yusuf Nayamenggala - Selasa, 16 Maret 2021
80% Anak Muda Alami Penurunan Kondisi Mental Saat Pandemi

Banyak anak muda yang mengalami penurunan kondisi kesehatan mental selama pandemi COVID-19. (foto: pixabay/danatentis)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

PANDEMI COVID-19 memberikan dampak buruk bagi masyarakat. Dari mulai berimbas pada sisi ekonomi, hingga sisi kesehatan mental.

Menurut laporan Risiko Global 2021 yang diterbitkan oleh World Economic Forum (WEF) bersama Zuric Insurance Group, sebanyak 80% anak muda di seluruh dunia tercatat mengalami penurunan kondisi kesehatan mental selama pandemi COVID-19.

Baca Juga:

Nonton Film Horor Buruk Bagi Kesehatan Mental? Ini Faktanya

Sebuah laporan yang menyoroti risiko dampak pandemi COVID-19 bagi kesehatan mental generasi muda tersebut, menemukan adanya kekecewaan yang dirasakan anak muda. Laporan tersebut juga menyebutkan buruknya kesehatan mental sebagai risiko global yang cukup terabaikan saat pandemi.

Sementara itu, pada konteks Indonesia, data yang dihimpun oleh layanan telemedicine Halodoc mencatat konsultasi terkait kesehatan mental pada platform itu meningkat, bahkan hingga 300% selama pandemi.

80% anak muda di seluruh dunia, tercatat mengalami penurunan kondisi kesehatan mental selama pandemi COVID-19. (Foto: pixabay/1388843)

Kenaikan drastis itu lantas membuat layanan konsultasi kesehatan mental, menjadi satu dari lima layanan konsultasi yang paling banyak digunakan oleh pasien.

Seperti yang dilansir dari laman Antara, memburuknya kondisi kesehatan anak muda, diakibatkan lantaran prospek ekonomi serta pendidikan yang terbatas.

Kemudian, melambatnya ekonomi saat masa pandemi menyebabkan adanya peningkatan jumlah pengangguran yang signifikan. Ditambah lagi dengan generasi muda yang baru memasuki dunia kerja, yang tentunya sangat terpukul di masa pandemi ini.

Seperti halnya pelajar yang baru lulus dan memasuki dunia kerja di tengah krisis ekonomi, cenderung berpenghasilan lebih rendah dari rekan-rekan kerja mereka.

Parahnya lagi, lantaran menganggur selama sebulan di usia 18-20 tahun, diprediksi bisa menimbulkan hilangnya pendapatan senilai 2% secara permanen pada masa mendatang.

Khususnya bagi anak muda pada kawasan terpencil. Risiko pengangguran bisa menjadi sangat serius akibat kesenjangan digital selama pandemi.

Sedangkan anak yang tinggal di kawasan perkotaan, cenderung lebih cepat beradaptasi serta berkembang di tengah digitalisasi. Sementara anak muda di pedesaan masih kesulitan mengimbangi minimnya akses serta infrastruktur digital.

Menurut data UNICEF tahun 2020, terdapat 30% pelajar di seluruh dunia mengalami kekurangan akses serta infrastruktur teknologi untuk bisa berpartisipasi dalam pembelajaran online.

Masih banyak anak muda khususnya pelajar yang kekurangan akses untuk belajar online (foto: pixabay/fancycrave1)

Baca Juga:

Tips Menjaga Kesehatan Mental di Tengah Pandemi Virus Corona

Pada Agustus 2020 lalu, Kemendikbud menyatakan lebih dari 42 ribu sekolah masih belum bisa terakses internet. Untuk jangka panjangnya, disparitas digital bisa semakin memperlebar digital sosial-ekonomi, serta menciptakan kesenjangan yang signifikan dalam daya saing dan keterampilan sumber daya manusia.

"Tahun ini, kami menemukan pandemi telah menghadapkan generasi muda di seluruh dunia pada tantangan yang sangat besar, dan tanpa terkecuali generasi muda di Indonesia," tutur Direktur Utama Adira Insurance (Bagian dari Zurich Group), Hassan Karim.

Menurutnya, kualitas hidup para generasi muda merupakan sebuah hal yang sangat penting. Anak muda nantinya akan memimpin negeri pada 20 tahun hingga 30 tahun mendatang.

Invetasi pada upaya penanganan kondisi kesehatan mental perlu dilakukan. (foto: pixabay/geralt)

Selain itu, Hassan mengatakan bahwa investasi pada upaya penanganan kondisi kesehatan mental perlu dilakukan, serta harus menjadi fokus pada proses pemulihan setelah pandemi.

Sementara itu, generasi muda harus memiliki saluran untuk mereka berkembang, bersuara, dan memberikan kontribusi dalam pemilihan global untuk masa depan mereka. Keberhasilan proses pemulihan itu terletak pada kolaborasi sektor publik dan swasta.

"Situasi ini adalah masalah kompleks yang tidak bisa diselesaikan secara individual," jelas Hassan.

Hassan menambahkan bahwa pihaknya memahami anak muda Indonesia punya karakteristik yang unik. Karena itu, solusi yang diambil khusus untuk menjawab kebutuhan serta kekhawatiran mereka.

Hassan juga menuturkan Adira Insurance siap untuk mengambil bagian dalam memberdayakan generasi mendatang untuk mewujudkan masa depan yang lebih tangguh. (ryn)

Baca Juga:

Aplikasi Ini Bisa Lacak Kesehatan Mental, Intip Cara Kerjanya

#Anak Muda #Kesehatan Mental
Bagikan
Ditulis Oleh

Raden Yusuf Nayamenggala

I'm not perfect but special

Berita Terkait

Fun
Self-Care Menjadi Ruang Ekspresi dan Refleksi bagi Perempuan, Penting untuk Jaga Kesehatan Mental
Merawat diri tidak lagi sekadar urusan penampilan fisik, tetapi juga menjadi sarana penting untuk menjaga kesehatan mental dan keseimbangan emosional.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025
Self-Care Menjadi Ruang Ekspresi dan Refleksi bagi Perempuan, Penting untuk Jaga Kesehatan Mental
Lifestyle
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Hanya dengan 15 menit 9 detik gerakan sederhana setiap hari, partisipan mengalami peningkatan suasana hati 21 persen lebih tinggi jika dibandingkan ikut wellness retreat.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Indonesia
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Posyandu Ramah Kesehatan Jiwa diperkuat untuk mewujudkan generasi yang sehat fisik dan mental.
Dwi Astarini - Senin, 06 Oktober 2025
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Fun
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Pelarian Artscape hadir sebagai pelampiasan yang sehat dan penuh makna.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 04 Agustus 2025
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Indonesia
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Kelelahan mental merupakan sindrom yang dihasilkan dari stres terkait dengan pekerjaan kronis.
Dwi Astarini - Rabu, 30 Juli 2025
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Lifestyle
Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui
Gangguan perasaan bisa berupa emosi yang tumpul atau suasana hati yang kacau
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 26 Juli 2025
Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui
Indonesia
Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental
Hasil ini menjadi sinyal penting perlunya konsultasi lebih lanjut dengan tenaga profesional.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 21 Juli 2025
Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental
Indonesia
Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan
Depresi yang tidak ditangani dengan baik bisa menyebabkan depresi yang resistan terhadap pengobatan atau treatment resistant depression atau (TRD).
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 11 Juli 2025
Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan
Indonesia
Hai Anak Muda, Hipertensi Mengicarmu! Begini Cara Mengatasinya
Perlunya pemeriksaan rutin untuk mendeteksi risiko hipertensi serta peningkatan penyuluhan tentang pencegahan hipertensi kepada kaum muda.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 19 Juni 2025
Hai Anak Muda, Hipertensi Mengicarmu! Begini Cara Mengatasinya
Bagikan