7 Pelajar Papua Timba Ilmu di Tiga Universitas di Amerika
Tujuh pelajar OAP didampingi Kepala BPSDM Provinsi Papua Aryoko Rumaropen (ANTARA News Papua/HO-Humas BPSDM Papua)
MerahPutih.com - Tujuh pelajar asal Papua mendapatkan kesempatan berharga untuk menimba ilmu di tiga universitas di Amerika Serikat.
Direktur Akademi Jakarta International College (JIC), Fransica Laij menyebutkan, ketujuh pelajar tersebut adalah Jessica Rumfaker, Michael Saroge, Paleria Waibusi, Raffaela Wanimbo, Ronaldo Krey, Steve Fonataba dan Yulandia Jufuway.
Baca Juga
Wapres Tegaskan Pembangunan Papua Melalui Pendekatan Wilayah Adat
"Ketujuh putra-putri asli Papua tersebut selama ini dibina dan didampingi oleh kami, nilai-nilainya sangat baik dan siap menjalani pendidikan di Amerika," ujarnya dalam keterangan pers di Jakarta, Senin (8/3).
Menurut Fransica, ketujuh putra-putri daerah Bumi Cenderawasih terbaik bakal kuliah di Michigan State University, Western Michigan University dan Louisiana State University.
Mereka diterima di ketiga universitas karena memiliki nilai akademik yang tinggi, kemampuan berbahasa Inggris dan mental yang baik.
"Anak-anak ini diterima di ketiga universitas terbaik Amerika dengan potensi-potensi yang luar biasa, kami sangat bangga karena bidang studi yang diambil sangat bermanfaat bagi Papua di masa depan, salah satunya mengambil bidang studi khusus untuk teknik perminyakan," ujarnya dikutip Antara.
Dia menjelaskan pada masa mendatang, Papua menjadi salah satu provinsi di Tanah Air yang akan memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) terbaik, hal itu dilatarbelakangi potensi putra-putri Papua dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat tinggi.
"Saya optimistis Papua memiliki SDM yang mumpuni karena pendidikan dan pengembangan SDM menjadi prioritas di mana 10 sampai 20 tahun, anak-anak ini akan menguasai sptek, saya yakin itu," tegasnya.
Dia menambahkan patut diberi apresiasi kepada Pemerintah Provinsi Papua karena meski di masa pandemi, program pendidikan dan pengembangan SDM tetap berjalan.
Senada dengan Fransica Laij, Direktur Perekrutan dan Penerimaan Mahasiswa JIC, Patricia Rubena menambahkan, selain tujuh pelajar tersebut, tahun ini terdapat 38 pelajar yang akan dikirim ke Amerika dan dibagi dalam dua gelombang yakni pada April sebanyak 23 orang dan 15 orang pada Agustus.
"Pelajar Papua yang dibina JIC merupakan putra-putri asli Papua terbaik dan mendapatkan kesempatan kuliah di berbagai universitas ternama di Amerika, Eropa, Australia dan Asia," ucapnya.
Menurut Patricia, pelajar yang dibina di JIC disesuaikan dengan kebutuhan Pemprov Papua dengan syarat utama memiliki kemampuan akademik, mental dan bahasa yang baik, lalu diberikan kesempatan memilih tiga universitas terbaik untuk kuliah pada berbagai universitas di dunia.
Sebelumnya, Penjabat Sekretaris Daerah Provinsi Papua, Doren Wakerkwa mengatakan, sebanyak 47 pelajar orang asli Papua (OAP) dijadwalkan awal 2021 diberangkatkan ke Amerika untuk kuliah di berbagai perguruan tinggi pada wilayah tersebut.
"Sebanyak 47 pelajar OAP itu terdiri dari 45 pelajar untuk program studi S1 (Sarjana) dan S2 (Magister) sebanyak dua orang, di mana merupakan peserta Program Beasiswa Afirmasi Siswa Unggul Papua yang dipersiapkan untuk mengambil pendidikan Sarjana di luar negeri dan telah kuliah daring hingga Semester III," pungkasnya. (*)
Baca Juga
Listyo Sigit Diminta Berdayakan dan Promosikan Perwira dari Tanah Papua
Bagikan
Berita Terkait
Desak Negara Hadir Selamatkan Pendidikan 700 Ribu Anak Papua
Kejar Swasembada Energi, Prabowo Minta Papua Tanam Sawit hingga Singkong
Pemerintahan Donald Trump akan Bubarkan NCAR, Sebut Pebuhan Iklim hanya Tipuan
Trump Tetapkan Rezim Venezuela Sebagai Organisasi Teroris Asing
Presiden Trump Larang Warga 8 Negara Masuk AS, Termasuk Laos dan Palestina
Anggaran Makan Begizi Gratis di Papua Rp 25 Triliun, Lebih Mahal Dibandingkan Jawa
Presiden Larang Dana Otsus Papua Digunakan Buat Perjalanan Luar Negeri
Prabowo Ingatkan Kepala Daerah Papua tak Gunakan Dana Otsus untuk Jalan-Jalan
Belajar dari Bencana, Prabowo Dorong Pembangunan Lumbung Pangan di Papua
Prabowo Targetkan 2.500 SPPG di Papua Beroperasi Penuh pada 17 Agustus 2026