7 Langkah Melatih Teknik Mengontrol Kemarahan


Ilustrasi. (Foto: Unsplash/Icons8 Team)
MerahPutih.com - Teknik mengatur kemarahan sangat penting. Emosi yang tidak terkendali berdampak buruk bagi kesehatan fisik dan mental. Dilansir dari Healthline.com, kemarahan yang tidak terkontrol merupakan tanda gangguan mental depresi, obsessive compulsive disorder (OCD) hingga attention deficit hyperactivity disorder (ADHD).
Maka dari itu, penting untuk mengatur masalah kemarahan ini supaya tidak menimbulkan kerugian pada diri sendiri atau orang lain. Dalam mengatur masalah kemarahan membutuhkan teknik kesabaran dan latihan secara konsisten.
Terlebih, penting selalu diingat untuk menghargai dan menjaga kesejahteraan diri sendiri dan orang lain dalam proses melatih teknik meredam kemarahan. Berikut sejumlah kiat dalam melatih teknik meredam kemarahan:
1. Kenali pemicu kemarahan
Identifikasi apa yang memicu kemarahan pada diri sendiri. Apakah itu situasi tertentu, orang tertentu, atau kondisi tertentu? Jika sudah mengetahui pemicu yang membuat diri marah, setidaknya diri ini bisa mengantisipasi reaksi-reaksi yang berlebihan nantinya.
Baca juga:
2. Pahami reaksi ketika marah
Perhatikan bagaimana ketika diri merespons kemarahan. Apakah cenderung meledak-ledak, diam dan menyimpannya, atau mencari pelampiasan lainnya?
3. Latih teknik relaksasi
Teknik-teknik seperti meditasi, pernapasan dalam, atau olahraga dapat membantu menenangkan diri ketika Anda merasa marah. Hal ini dapat dibantu dengan membuat
4. Komunikasi yang efektif
Belajar untuk mengungkapkan perasaan Anda secara jelas dan tanpa memprovokasi orang lain. Mendengarkan dengan empati juga penting.
5. Pertimbangkan perspektif lain
Cobalah untuk melihat situasi dari sudut pandang yang lebih luas atau dari perspektif orang lain sebelum bereaksi.
Baca juga:
6. Temukan outlet yang sehat
Temukan kegiatan atau hobi yang membantu Anda melepaskan stres dan kemarahan, seperti olahraga, seni, atau menulis jurnal.
7. Jika diperlukan, minta bantuan profesional
Jika kemarahan Anda sering mengganggu kehidupan sehari-hari atau hubungan Anda, pertimbangkan untuk mencari bantuan dari seorang konselor atau psikolog. (Tka)
Bagikan
Tika Ayu
Berita Terkait
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres

Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya

Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui

Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental

Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan

Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja

Apa Saja Gejala Awal Penyebab Skizofrenia Pada Anak-Anak dan Remaja

Ahli Ungkap Gejala Awal dari Gangguan Bipolar I pada Anak-Anak dan Remaja
