6 Ciri Hubungan Keluarga yang Sehat


Keluarga yang sehat adalah wadah semua anggotanya berkumpul dengan rasa nyaman. (Pexels/Migs Reyes)
BANYAK orang yang khawatir kalau hubungan yang ada di dalam keluarga mereka tidak sehat. Jadi bagaimana ciri yang menandakan kalau hubungan suatu keluarga tidak sehat. Sayangnya tidak ada jawaban tentang itu.
Padahal, jika kita tidak tahu apa yang sehat, sulit untuk mengetahui apa yang tidak sehat. Berikut adalah beberapa ciri hubungan keluarga yang sehat menurut Kaytee Gillis, LCSW-BACS, psikoterapis dan penulis yang memiliki spesialisasi pada penyintas trauma dan hubungan keluarga.
Baca Juga:

Emosional dan fisik
Anak-anak dan anggota keluarga lainnya memiliki privasi. Semua anggota harus memahami dan menghormatinya. Dalam keluarga yang sehat, orang tua melakukan sebagian besar pekerjaan emosional dengan anak-anak mereka dengan mencontohkan empati, pengendalian diri, dan perilaku yang sesuai sebagai respons terhadap emosi atau stres. Sementara tugas anak-anak adalah belajar.
Pendapat untuk dihargai
Dalam keluarga yang sehat, setiap orang memiliki hak untuk berpendapat. Semua anggota keluarga harus bisa menghormati dan memberikan kesempatan pendapat tersebut diungkapkan. Meskipun nantinya orangtua yang membuat keputusan akhir. Sebab, dalam keluarga yang hanya memiliki sedikit ruang untuk berpendapat, anak-anak akan tumbuh menjadi orang dewasa yang tidak tahu jati dirinya.
Konsisten, adil, dan sesuai usia
Setiap keluarga pasti memiliki aturan, tetapi aturan yang tidak konsisten atau tidak sesuai usia anak dapat menciptakan rasa kebingungan dan kekacauan. Sebab, anak-anak berada dalam tahap tumbuh dan belajar, jadi ekspektasi pengasuh terhadap mereka tidak boleh sama dengan ekspektasi mereka terhadap diri sendiri atau orang dewasa lainnya.
Baca Juga:

Kebutuhan setiap anggota keluarga
Dalam keluarga yang sehat, setiap anggotanya akan memperhatikan kesehatan dan kesejahteraan anggota lainnya, tetapi dengan cara yang sesuai usia. Orang tua memberikan perawatan emosional untuk anak-anak; bukan sebaliknya. Sebisa mungkin, anggota lain juga berusaha untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga lainnya.
Aman dan terlindungi
Anak-anak dalam keluarga yang sehat merasa aman untuk belajar dan tumbuh, bahkan melakukan kesalahan. Mereka memiliki pemahaman yang sehat tentang kesalahan dan memahami bahwa mereka tidak akan menantang atau mengancam keamanan atau keselamatan mereka. Mereka juga memilki pemahaman bahwa cinta itu tanpa syarat.
Memaafkan
Anggota keluarga dengan hubungan yang sehat dapat memahami bahwa semua orang adalah manusia yang sedang belajar dan tumbuh. Konflik ditangani dengan cara yang tepat dan aman, dengan orang dewasa mencontohkan cara yang tepat untuk mengelola perselisihan.
Keluarga dengan hubungan sehat akan mencoba untuk mengeksplorasi kesalahan sebagai kesempatan untuk memahami dan menjadi peningkatan, alih-alih mempermalukan orang karena kesalahan itu. Anak-anak memahami bahwa mereka akan dihukum karena perilaku yang tidak dapat diterima, tetapi bahwa mereka juga akan dimaafkan karena melakukan kesalahan, alih-alih ditahan dan diungkit selama bertahun-tahun setelahnya. (dsh)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Bunda, Coba deh Lavender & Chamomile untuk Tenangkan Bayi Rewel secara Alami

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Liburan Bersama Anak di Kolam Renang: Seru, Sehat, dan Penuh Manfaat

Tak hanya Melarang Roblox, Pemerintah Dituntut Lakukan Reformasi Literasi Digital untuk Anak-Anak

Tak Melulu Negatif, Roblox Tawarkan Manfaat Pengembangan Kreavitas untuk Pemain

Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres

Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya

Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui

Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental

Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan
