Kesehatan

5 Tanda Kamu Pernah Kena COVID-19 Tanpa Disadari

Ikhsan Aryo DigdoIkhsan Aryo Digdo - Sabtu, 19 Desember 2020
5 Tanda Kamu Pernah Kena COVID-19 Tanpa Disadari

Waspada, penyakit ringan yang biasa kamu rasakan bisa jadi gejala COVID-19. (Foto: unsplash/kobbyfotos)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

LEBIH dari 70 juta orang di dunia dinyatakan positif terinfeksi COVID-19. Meski demikian, jumlah tersebut kemungkinan hanya melingkup orang-orang yang sudah melakukan tes virus tersebut.

Belakangan ini, diketahui banyak pasien COVID-19 cenderung hanya memiliki gejala ringan yang diketahui secara umum seperti bersin, batuk, demam, dan sesak napas. Bahkan, tidak sedikit orang tanpa gejala yang ternyata positif terinfeksi.

Baca juga:

Perbedaan Rapid Test Antibodi dan Antigen dan Kegunaannya

Melansir laman Times Now News, para ahli mengatakan jumlah orang yang sebenarnya positif COVID-19 di seluruh dunia kemungkinan besar lebih banyak dari yang telah dilaporkan.

Sebuah studi yang dirilis dalam jurnal Annals of Clinical and Translational Neurology mencantumkan beberapa gejala yang menandakan bahwa seseorang positif virus Corona, tetapi selama ini masih dianggap sebagai masalah kesehatan umum.

Para peneliti mengamati 412 pasien partisipan dan menemukan bahwa 82 persen dari mereka melaporkan masalah neurologis yang berlangsung, bahkan setelah mereka diobati akibat infeksi virus Corona.

Beberapa gejala yang dilaporkan oleh partisipan penelitian yang dapat menjadi tanda kamu pernah terinfeksi COVID-19 antara lain:

1. Nyeri otot

Nyeri otot merupakan gejala COVID-19 yang berkepanjangan. (Foto: unsplash/aggergakker)

Menurut penelitian, terdapat 44,8 persen dari partisipan mengalami nyeri otot akibat COVID-19. Nyeri otot juga sudah terdaftar sebagai gejala virus Corona oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat.

Nyeri otot dilaporkan sebagai gejala virus ini yang berkepanjangan. Gejala infeksi tersebut akan tetap ada walaupun orang tersebut telah dinyatakan negatif.

2. Sakit kepala

Gejala sakit kepala sering terjadi pada pasien yang positif terinfeksi Corona. (Foto: Unsplash/usmanyousaf)



Gejala ini juga sudah terdaftar di CDC. Sakit kepala dilaporkan terjadi di banyak partisipan. Bisa jadi sakit kepala yang suka kamu rasakan bukan disebabkan oleh penglihatan yang buruk atau terlalu lama menatap layar ponsel, tetapi memang disebabkan oleh COVID-19.

3. Mental confusion (kebingungan mental)

Delirium merupakan gejala COVID-19. (Foto: 4rbhihope.org)

Kebingungan mental ini dikenal sebagai delirium. Gejala tersebut disebabkan oleh stres dan kurang tidur, serta telah dilaporkan sebagai gejala umum COVID-19. Meskipun belum terdaftar sebagai gejala oleh CDC, namun banyak juga pasien COVID-19 mengalami gejala ini. Terdapat 31,8 persen partisipan penelitian yang mengalaminya.

Baca juga:

Jika Sudah Pernah Terkena COVID-19, Apa Masih Butuh Vaksin?

4. Hilangnya indera perasa dan penciuman

Gejala yang sering dirasakan oleh pasien positif COVID-19. (Foto: mentalfloss.com)

Ketidakmampuan dalam mengenali rasa dan aroma telah menjadi gejala utama COVID-19. Meski tidak terdaftar sebagai gejala COVID-19 oleh lembaga kesehatan, namun banyak pasien Corona yang mengalami gejala tersebut.

5. Sakit mata

Sakit mata merupakan gejala COVID-19 terbaru. (Foto: foreyes.com)

Baru-baru ini, sakit mata dilaporkan menjadi gejala COVID-19. Tidak sedikit orang yang merasakan sakit di mata saat terinfeksi virus Corona. Sebelum adanya laporan tersebut, banyak orang yang mungkin telah mengalami sakit mata, namun mereka sering kali menganggap hal tersebut terjadi karena keseringan bermain gadget. (scp)

Baca juga:

Vaksin Corona Sudah Ada, Seperti Apa Khasiatnya?

#COVID-19 #Kesehatan #Virus Corona
Bagikan
Ditulis Oleh

Ikhsan Aryo Digdo

Learner.

Berita Terkait

Indonesia
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Peredaran rokok ilegal dinilai sangat mengganggu. Sebab, peredarannya bisa merugikan negara hingga merusak kesehatan masyarakat.
Soffi Amira - Kamis, 25 September 2025
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Bagikan