5 Sektor Jadi Penyumbang Terbesar Ekonomi Bisa Tumbuh 7,07 di Triwulan II 2021

Alwan Ridha RamdaniAlwan Ridha Ramdani - Kamis, 05 Agustus 2021
5 Sektor Jadi Penyumbang Terbesar Ekonomi Bisa Tumbuh 7,07 di Triwulan II 2021

Tambang Freeport. (PTFI).

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Indonesia berhasil tumbuh positif mencapai 7,07 persen (yoy) pada triwulan II-2021, dibandingkan periode sama tahun lalu.

BPS mencatat lima sektor usaha yaitu industri, pertanian, perdagangan, konstruksi, dan pertambangan, memberikan kontribusi 64,85 persen produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada triwulan II-2021.

"Artinya pergerakan ekonomi pada sektor-sektor ini lah yang berpengaruh besar terhadap pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan,” kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (5/8).

Baca Juga:

Pertumbuhan Ekonomi Melesat 7,07 Persen di Triwulan II 2021

Margo merinci kelima sektor pendorong PDB pada triwulan II-2021 ini mengalami pertumbuhan positif yaitu sektor industri sebesar 6,58 persen, pertanian 0,38 persen, perdagangan 9,44 persen, konstruksi 4,42 persen, dan pertambangan 5,22 persen.

Untuk sektor pertanian, kehutanan dan perikanan yang tumbuh 0,38 persen dipengaruhi oleh meningkatnya produksi perikanan budidaya dan produksi tangkap sehingga mampu tumbuh 9,69 persen.

Hal itu juga didukung oleh peternakan yang tumbuh 7,07 persen seiring meningkatnya produksi unggas akibat tingginya permintaan sedangkan tanaman hortikultura tumbuh 1,84 persen karena meningkatnya permintaan komoditas sayuran dan buah-buahan.

Selanjutnya untuk sektor lapangan usaha perdagangan yang tumbuh 9,44 persen didorong oleh adanya peningkatan sebesar 37,88 persen pada perdagangan mobil, sepeda motor dan reparasinya seiring program relaksasi PPnBM.

Tak hanya lima sektor penunjang utama PDB triwulan II-2021 tersebut, seluruh sektor lapangan usaha juga mengalami pertumbuhan positif selama triwulan ini dengan yang paling tinggi adalah transportasi dan pergudangan mencapai 25,1 persen.

Pertumbuhan sektor lapangan usaha transportasi dan pergudangan yang sebesar 25,1 persen terjadi karena adanya peningkatan pergerakan penumpang pada semua moda transportasi umum serta bongkar muat ekspor dan impor.

Kemudian disusul oleh sektor lapangan usaha akomodasi dan makan minum yang tumbuh sebesar 21,58 persen meliputi 45,07 persen untuk penyediaan akomodasi serta 17,88 persen untuk penyediaan makanan dan minuman.

Pertumbuhan tersebut terjadi seiring adanya relaksasi kebijakan pembatasan aktivitas masyarakat, peningkatan kunjungan wisatawan lokal, serta peningkatan tingkat hunian kamar hotel yang mencapai 38,55 persen.

Sementara untuk sektor lapangan usaha lainnya meliputi jasa kesehatan tumbuh 11,62 persen, jasa perusahaan 9,94 persen, administrasi pemerintahan 9,49 persen, dan pengadaan listrik dan gas 9,09 persen.

Selanjutnya sektor lapangan usaha jasa keuangan tumbuh sebesar 8,35 persen, infokom 6,87 persen, pengadaan air 5,78 persen, jasa pendidikan 5,72 persen, dan real estat 2,82 persen.

“Secara keseluruhan lapangan usaha tumbuh positif ini sejalan dengan perbaikan mobilitas masyarakat yang meningkatkan secara langsung sektor-sektor yang terkait dengan aktivitas masyarakat ini,” jelas Margo.

Pertumbuhan Ekonomi. (Foto: Tangkapan Layar)
Pertumbuhan Ekonomi. (Foto: Tangkapan Layar)

Analis Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji menilai kinerja pertumbuhan ekonomi pada kuartal kedua 2021 sebenarnya memang sudah diproyeksikan akan meninggalkan resesi seiring dengan membaiknya data-data ekonomi domestik yang dirilis sebelumnya.

"Memang sebelumnya kita juga mendapatkan katalis positif dari membaiknya kinerja inflasi, indeks keyakinan konsumen juga terus pulih bahkan di zona positif. Dan juga penjualan ritel pun juga menunjukkan catatan yang positif, menunjukkan tingkat kepercayaan yang memadai, serta terdapat surplus neraca perdagangan, terdapat kepercayaan investor terhadap pemulihan ekonomi yang positif dan terjadinya kenaikan FDI pada kuartal kedua tahun ini," kata Nafan.

Nafan menambahkan agar pertumbuhan ekonomi terus berkelanjutan, diperlukan komitmen pemerintah dalam menjaga tingkat stabilitas fundamental domestik. Penanganan pandemi COVID-19 juga dinilai menjadi kunci perbaikan ekonomi ke depan.

"Berikutnya yaitu kebijakan dalam rangka pengendalian COVID-19, berikut mutasinya pun juga bisa dikendalikan secara efektif. Belum lagi program akselerasi vaksinasi massal yang terus meningkat. Tentunya saya pikir ini bisa membuat kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia masih akan terus optimis," ujar Nafan dikutip Antara. (*)

Baca Juga:

Tekanan PPKM Bikin Pertumbuhan Ekonomi Tidak Bakal Capai 5 Persen

#Pertumbuhan Ekonomi #Ekonomi Indonesia #Pemulihan Ekonomi #Ekonomi #Badan Pusat Statistik (BPS)
Bagikan

Berita Terkait

Indonesia
Harga Minyak Goreng Stabil Tinggi, Tidak Pernah Turun
Harga rata-rata minyak goreng seluruh kualitas secara nasional pada minggu pertama November 2025 sebesar Rp 19.480 per liter, sedangkan pada Oktober 2025 Rp 19.469 per liter.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 11 November 2025
Harga Minyak Goreng Stabil Tinggi, Tidak Pernah Turun
Indonesia
Banggar DPR Ingatkan Pemerintah Tak Tergesa Laksanakan Redenominasi Rupiah
Ketua Banggar DPR RI Said Abdullah mengingatkan pemerintah agar tidak terburu-buru melaksanakan redenominasi rupiah karena berisiko memicu inflasi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 11 November 2025
Banggar DPR Ingatkan Pemerintah Tak Tergesa Laksanakan Redenominasi Rupiah
Indonesia
Purbaya Jaga Daya Beli Warga, Pertumbuhan Ekonomi Harus Ciptakan Lapangan Kerja
Penguatan aktivitas industri domestik, peningkatan permintaan negara mitra dagang utama, dan kuatnya daya saing produk ekspor Indonesia menjadi faktor pendorong.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 07 November 2025
Purbaya Jaga Daya Beli Warga, Pertumbuhan Ekonomi Harus Ciptakan Lapangan Kerja
Indonesia
PHK di Industri Pertambangan dan Perdagangan Sumbang Tingginya Angka Pengangguran di Indonesia
hampir seluruh lapangan usaha mengalami peningkatan jumlah tenaga kerja, kecuali kegiatan jasa lainnya, pertambangan dan penggalian, aktivitas keuangan dan asuransi, serta realestat.
Dwi Astarini - Rabu, 05 November 2025
PHK di Industri Pertambangan dan Perdagangan Sumbang Tingginya Angka Pengangguran di Indonesia
Indonesia
Alasan Aktivitas Belanja dan Perjalanan Warga Melambat di Triwulan III 2025
Konsumsi rumah tangga pada kuartal III tetap solid meski mengalami perlambatan tipis dibandingkan kuartal sebelumnya.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 05 November 2025
 Alasan Aktivitas Belanja dan Perjalanan Warga Melambat di Triwulan III 2025
Indonesia
TPT Jakarta Sentuh 6,05 Persen, Ini Kelompok Angkatan Kerja yang Paling Terpukul Sulit Mendapatkan Pekerjaan
Dari 5,46 juta angkatan kerja, sekitar 5,13 juta orang sudah bekerja, sementara sisanya adalah pengangguran
Angga Yudha Pratama - Rabu, 05 November 2025
TPT Jakarta Sentuh 6,05 Persen, Ini Kelompok Angkatan Kerja yang Paling Terpukul Sulit Mendapatkan Pekerjaan
Indonesia
Ekonomi Tumbuh 5,04 Persen, Konsumsi Rumah Tangga Jadi Pendorong Utama
Dari sisi produksi atau lapangan usaha, industri pengolahan menjadi kontributor utama pertumbuhan ekonomi triwulan III dengan andil 1,13 persen.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 05 November 2025
Ekonomi Tumbuh 5,04 Persen, Konsumsi Rumah Tangga Jadi Pendorong Utama
Indonesia
Data Terbaru BPS Ungkap Mayoritas Tingkat Pendidikan Pekerja di Indonesia hanya Lulusan SD
Pendidikan rendah masih mendominasi.
Dwi Astarini - Rabu, 05 November 2025
Data Terbaru BPS Ungkap Mayoritas Tingkat Pendidikan Pekerja di Indonesia hanya Lulusan SD
Indonesia
Jumlah Pengangguran di Indonesia Capai 7,47 Juta Orang, Turun Dibanding Tahun Lalu
Jumlah pengangguran di Indonesia kini mencapai 7,47 juta orang. Angka tersebut turun dibanding tahun lalu.
Soffi Amira - Rabu, 05 November 2025
Jumlah Pengangguran di Indonesia Capai 7,47 Juta Orang, Turun Dibanding Tahun Lalu
Indonesia
Sektor Pertanian Paling Banyak Serap Tenaga Kerja, 146,54 Juta Orang Indonesia Bekerja Sebagai Buruh
Sektor pertanian berkontribusi sebesar 28,15 persen dalam penyerapan tenaga kerja di Agustus 2025.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 05 November 2025
Sektor Pertanian Paling Banyak Serap Tenaga Kerja, 146,54 Juta Orang Indonesia Bekerja Sebagai Buruh
Bagikan