Revisi RKP 2025: Target Ekonomi Baru dan Strategi Penerimaan Negara

ImanKImanK - Senin, 15 September 2025
Revisi RKP 2025: Target Ekonomi Baru dan Strategi Penerimaan Negara

Presiden RI, Prabowo Subianto. Foto: MerahPutih.com/Didik

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto resmi merevisi Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025 melalui Peraturan Presiden Nomor 79 Tahun 2025.

Dalam pemutakhiran ini, pemerintah memperjelas target ekonomi nasional sekaligus menambah program strategis pendirian Badan Penerimaan Negara sebagai prioritas utama transformasi fiskal.

Target Ekonomi 2025: Lebih Optimis di Tengah Ketidakpastian

Revisi terbaru RKP 2025 mematok target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 persen, turun dari rentang 5,3–5,6 persen pada dokumen sebelumnya.

Baca juga:

Bank BUMN Disuntik Rp 200 T, Menko Zulhas Minta Jatah Modal 16.000 Kopdes Merah Putih

Inflasi diharapkan tetap terjaga pada level 2,5 persen plus minus 1, sementara rentang nilai tukar rupiah mengalami penyesuaian cukup signifikan dari sebelumnya Rp15.300–15.900 menjadi Rp16.000–16.900 per dolar AS.

"Pencapaian sasaran Pertumbuhan Ekonomi tahun 2025 sebesar 5,3 persen didukung oleh stabilitas ekonomi makro yang diupayakan terus menguat dengan memastikan indikator makro fiskal tetap berkinerja baik untuk menjamin keberlanjutan pembangunan dalam jangka menengah-panjang. Tingkat inflasi dijaga stabil dalam rentang 2,5 plus minus 1,0 persen (yoy) dan nilai tukar Rupiah pada rentang Rp16.OO0-Rp16.900 per USD," tulis perpres tersebut dikutip Senin (15/9/2025).

Perubahan ini menunjukkan sikap optimis namun realistis dari pemerintah di tengah dinamika ekonomi global. Terlebih lagi, proyeksi ini lebih tinggi ketimbang prediksi Kementerian Keuangan yang memperkirakan pertumbuhan hanya 4,7–5 persen dengan kurs rata-rata Rp16.300–16.800 per dolar AS.

Pemerintah menegaskan bahwa pencapaian pertumbuhan ekonomi membutuhkan konsistensi kebijakan dan penguatan stabilitas makro.

Badan Penerimaan Negara: Kunci Transformasi Fiskal

Transformasi besar yang kini digarisbawahi dalam RKP 2025 adalah masuknya program pembentukan Badan Penerimaan Negara (BPN) secara eksplisit.

BPN diusung untuk memisahkan Ditjen Pajak dan Ditjen Bea Cukai dari Kementerian Keuangan, agar kinerja pengumpulan penerimaan negara lebih terintegrasi dan agresif menuju rasio penerimaan terhadap PDB sebesar 23 persen.

Baca juga:

Raker Perdana Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa dengan Komisi XI DPR Bahas RKA Tahun 2026

Inisiatif pembentukan BPN tidak lepas dari janji kampanye Prabowo-Gibran sebelumnya. Dengan BPN, pemerintah menargetkan peningkatan tax ratio nasional yang selama ini stagnan di kisaran 10–12 persen.

Dorongan ini ditujukan untuk menciptakan ruang fiskal yang lebih luas dalam mendukung pembangunan dan mencapai visi besar Indonesia Emas 2045.

Tantangan dan Respons Menteri Keuangan Baru

Meski pembentukan BPN sudah masuk dalam berbagai regulasi, pelaksanaannya tak serta-merta langsung berjalan. Menteri Keuangan baru, Purbaya Yudhi Sadewa, yang baru saja dilantik, menyatakan belum ada rencana konkret soal pembentukan badan baru ini.

Ia menegaskan pendekatan awalnya adalah optimalisasi sistem penerimaan negara yang sudah berjalan sembari mempertimbangkan segala opsi perubahan secara matang.

Walau begitu, sejumlah dokumen internal menunjukkan adanya proyeksi revisi aturan perpajakan dalam waktu 100 hari pertama masa jabatan Purbaya, termasuk penyederhanaan sistem perpajakan dan rencana penghapusan beberapa jenis pajak konsumsi.

Baca juga:

Menkeu Gelontorkan Rp 200 Triliun ke Bank untuk Bantu Kredit Rakyat, Pengamat Ekonomi: Likuiditas Perbankan masih Longgar

Langkah-langkah ini mencerminkan komitmen pemerintah untuk membenahi sistem penerimaan negara secara menyeluruh, baik dari sisi kelembagaan maupun regulasi.

Menuju Ekonomi Nasional yang Kuat dan Berdaya Saing

Perombakan RKP 2025, baik dari sisi target ekonomi maupun arsitektur kelembagaan fiskal, menandai komitmen pemerintahan Prabowo untuk mempercepat transformasi ekonomi nasional.

Dengan landasan regulasi yang semakin jelas, diharapkan seluruh pemangku kepentingan dapat bergerak lebih terarah dalam menciptakan ekonomi yang stabil, inklusif, dan berdaya tahan di tengah ketidakpastian global.

#Revisi RKP 2025 #Presiden Prabowo Subianto #Ekonomi
Bagikan
Ditulis Oleh

ImanK

Berita Terkait

Indonesia
Stimulus Ekonomi 8+4+5 Diklaim Gerakan Padat Karya, Daya Beli Warga Naik
Efeknya akan mampu menopang pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) dalam jangka pendek, sekaligus menjaga sentimen positif di tengah ketidakpastian global.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 17 September 2025
Stimulus Ekonomi 8+4+5 Diklaim Gerakan Padat Karya, Daya Beli Warga Naik
Indonesia
Paket Stimulus Ekonomi 8+4+5 Yang Diklaim Bakal Serap Tenaga Kerja dan Beri Jaminan Kontrak Kerja
paket stimulus ekonomi ini merupakan jawaban atas tuntutan masyarakat, terutama terkait penyediaan lapangan kerja berkualitas, sekaligus jaminan bagi pekerja lepas tanpa kontrak kerja (gig worker).
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 16 September 2025
Paket Stimulus Ekonomi 8+4+5 Yang Diklaim Bakal Serap Tenaga Kerja dan Beri Jaminan Kontrak Kerja
Indonesia
PCO Ungkap Strategi Ampuh Lewat Paket Ekonomi 2025 untuk Melindungi 'Gig Worker
Paket stimulus ini juga dirancang untuk menjaga daya beli masy
Angga Yudha Pratama - Selasa, 16 September 2025
PCO Ungkap Strategi Ampuh Lewat Paket Ekonomi 2025 untuk Melindungi 'Gig Worker
Indonesia
Prabowo Luncurkan Program Akselerasi Pembangunan: Sarjana Bakal ‘Magang’ di Sektor Industri hingga Memulai Pengembangan Ekosistem Gig Economy
Menko Airlangga Hartarto sebut program magang bagi lulusan perguruan tinggi akan dilakukan pertama.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 15 September 2025
Prabowo Luncurkan Program Akselerasi Pembangunan: Sarjana Bakal ‘Magang’ di Sektor Industri hingga Memulai Pengembangan Ekosistem Gig Economy
Berita
Revisi RKP 2025: Target Ekonomi Baru dan Strategi Penerimaan Negara
Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto resmi merevisi Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025 melalui Peraturan Presiden Nomor 79 Tahun 2025.
ImanK - Senin, 15 September 2025
Revisi RKP 2025: Target Ekonomi Baru dan Strategi Penerimaan Negara
Indonesia
Legislator Sebut Munculnya Prabowo di Bioskop Jadi Bagian dari Inovasi Pemerintah
Publik justru akan merasa penasaran jika kinerja pemerintah tidak dikomunikasikan secara baik
Angga Yudha Pratama - Senin, 15 September 2025
Legislator Sebut Munculnya Prabowo di Bioskop Jadi Bagian dari Inovasi Pemerintah
Indonesia
Daftar Stimulus Baru Yang Disiapkan Bagi Rakyat, Termasuk Buat Pengemudi Ojol
Mekanisme teknis tengah disiapkan agar sebagian iuran pekerja dapat ditanggung negara.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 12 September 2025
Daftar Stimulus Baru Yang Disiapkan Bagi Rakyat, Termasuk Buat Pengemudi Ojol
Indonesia
Komisi Khusus Bakal Dibentuk, Presiden Prabowo Segera Reformasi Total Institusi Kepolisian
Langkah yang diambil Prabowo merupakan respons atas aspirasi masyarakat sipil.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 12 September 2025
Komisi Khusus Bakal Dibentuk, Presiden Prabowo Segera Reformasi Total Institusi Kepolisian
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Prabowo Meminta Maaf ke Rakyat Karena Tak Bisa Membubarkan DPR
Unggahan dengan narasi Prabowo Meminta Maaf ke Rakyat telah mendapatkan sekitar 73.600 tanda suka, 2.500-an komentar, dan dibagikan ulang 2.200-an ribu kali.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 11 September 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Prabowo Meminta Maaf ke Rakyat Karena Tak Bisa Membubarkan DPR
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Prabowo Berikan Bansos Tahap 3 Sebesar Rp 7 Juta untuk Setiap Rakyat Indonesia
Bansos ini disebut-sebut akan dibagikan sesuai dengan nomor induk kependudukan (NIK).
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 10 September 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Prabowo Berikan Bansos Tahap 3 Sebesar Rp 7 Juta untuk Setiap Rakyat Indonesia
Bagikan