Tanggapi Ucapan Kontroversial Menkeu Purbaya soal Tuntutan Publik, Ekonom: Demonstrasi Bukan Sekadar Masalah Perut


Purbaya Yudhi Sadewa telah dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto sebagai Menteri Keuangan menggantikan Sri Mulyani (Tangkapan layar youtube Sekretariat Presiden)
MerahPutih.com - Belum sehari menjabat, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa langsung menimbulkan kontroversi. Salah satunya yakni ucapannya meremehkan tuntutan publik yang disebut hanya dilakukan oleh sebagian kecil rakyat.
Ekonom Achmad Nur Hidayat menilai, terlalu percaya diri seorang pejabat ekonomi ibarat sopir yang terlalu pede melaju kencang di jalan licin.
“Alih-alih tiba lebih cepat, risiko kecelakaan justru meningkat,” kata Achmad di Jakarta, Selasa (9/9).
Lebih lanjut, Achmad berujar, ucapan Purbaya mengandung dua bahaya besar. Pertama, ia menyederhanakan persoalan kompleks. Demonstrasi yang terjadi belakangan bukan sekadar masalah perut.
“Kritik publik muncul karena kesenjangan, ketidakadilan, dan ketidakpercayaan terhadap kebijakan. Menganggapnya hanya karena 'hidup kurang enak', akan mereduksi makna demokrasi,” jelas Ekonom dari UPN Veteran Jakarta itu.
Baca juga:
IHSG Anjlok Saat Reshuffle Kabinet, Begini Respons Menkeu Purbaya
Jadi Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa Punya Harta Rp 39 MIliar
Kedua, pasar membaca sinyal dari setiap ucapan Menkeu. Jika sinyal itu berupa keyakinan berlebihan tanpa rencana konkret, pasar bisa ragu pada kapasitas pemerintah mengelola fiskal.
“Keraguan ini berpotensi mendorong volatilitas nilai tukar, menahan investasi, bahkan memicu pelarian modal,” tutur Achmad.
Achmad menjelaskan, pertumbuhan ekonomi 8 persen bukan sekadar slogan. Publik ingin peta jalan jelas seperti apa strategi penciptaan lapangan kerja, bagaimana distribusi hasil pertumbuhan, dan sejauh mana belanja negara diarahkan pada infrastruktur, pendidikan, serta kesehatan.
“Kredibilitas seorang Menkeu tidak diukur dari retorika, melainkan dari konsistensi eksekusi kebijakan,” jelas Achmad.
Baca juga:
Seorang Menkeu dianggap Achmad adalah nakhoda kapal fiskal Indonesia. Jika terlalu percaya diri, kapal bisa karam. Jika terlalu takut, kapal tak berlayar.
“Yang dibutuhkan adalah keseimbangan, berani mengambil risiko, namun tetap realistis dan hati-hati,” tutup Achmad.
Diketahui, Purbaya Yudhi Sadewa dilantik sebagai Menteri Keuangan menggantikan Sri Mulyani, Senin (8/9). Sebelum menjabat sebagai Menteri Keuangan, Purbaya dikenal sebagai Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). (Knu)
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Duit Rp 200 Triliun Harus Dinikmati UMKM

Menkeu Pede Dapat Untung Rp 100 T dari Suntikan Dana Rp 200 T ke Bank Himbara, Ini Ilustrasinya

Sama Kaya Debitur Lain, Menkeu Tegaskan Koperasi Merah Putih Tetap Kena Bunga 2% dari Bank Himbara

Ekonom Nilai Cara Kerja Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa Mirip ‘Kereta Cepat’, Berisiko jika Rel belum Kuat

Menkeu Gelontorkan Rp 200 Triliun ke Bank untuk Bantu Kredit Rakyat, Pengamat Ekonomi: Likuiditas Perbankan masih Longgar

Pemerintah Gelontorkan Duit ke Himbara, Bank Mandiri, BNI, dan BRI Terima Paling Besar untuk Bantu Kredit Rakyat

Menkeu: Penyaluran Rp 200 T ke 5 Bank BUMN untuk Genjot Kredit Rakyat

Menkeu Purbaya Bakal Datangi Kementerian Yang Lelet Belanja, Paparkan Dihadapan Media

Enam Bank Himbara Dapat Kucuran Dana Rp 200 Triliun, Menkeu Minta Jangan Dibelikan SRBI atau SBN

Klarifikasi Unggahan Anaknya Soal Lengserkan CIA, Menkeu Purbaya: Dia Anak Kecil, Tak Tau Apa-Apa
