Kesehatan Mental

5 Kebiasaan Ini Justru Memperburuk Gangguan Kecemasan

Iftinavia PradinantiaIftinavia Pradinantia - Jumat, 21 Januari 2022
5 Kebiasaan Ini Justru Memperburuk Gangguan Kecemasan

Jangan biarkan gangguan kecemasan semakin parah. (Foto: Pexels/Pixabay)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

SETIAP orang pernah merasa cemas di beberapa titik dalam hidup mereka. Itu hal yang normal. Dinamika yang biasa muncul sehari-hari mulai dari pekerjaan, pernikahan, atau mengasuh anak dapat menghasilkan kecemasan dalam hidup. Namun biasanya, ketika masalah sudah mereda, kecemasan turut mereda.

Bagi sebagian orang, kecemasan tidak hilang begitu saja meski masalah mulai berkurang. Itu justru bisa tumbuh, menyebabkan ketakutan dan kegugupan yang berlebihan ke titik di mana mengganggu kehidupan dan hubungan. Berikut adalah sepuluh kebiasaan yang memperburuk kecemasan

Baca juga:

Pertolongan Pertama untuk Mengatasi Panic Attack

1. Berpikir berlebihan

overthinking
Overthinking. (Foto: Pexels/Khoa Vo)


Overthinking menciptakan masalah yang tidak ada. Kadang-kadang, itu mungkin ada, tetapi memikirkannya berlarut-larut tidak akan memberikan jawaban. Kamu hanya akan memperburuk masalah dan itu memperburuk kecemasan.

Jika memungkinkan, sisihkan waktu setiap hari untuk 'khawatir'. Ini mungkin terdengar kontraproduktif dengan kecemasan. Tetapi memiliki jendela waktu tertentu yang dialokasikan untuk terlalu banyak berpikir, akan memungkinkanmu mengeluarkan semua pikiran dan perasaanmu hanya dalam satu waktu lalu melanjutkan hidup.

Dengan cara itu, kamu akan memiliki lebih banyak energi sepanjang hari untuk dicurahkan pada hal-hal lain. Kamu juga dapat mencoba latihan mindfulness seperti meditasi atau yoga untuk membantu menenangkan pikiran.

2. Perilaku obsesif

obsesig
Obsesif. (Foto: Pexels/cottonbro)


Sama seperti overthinking, terpaku pada masalah juga tidak menyelesaikan masalah yang sebenarnya. Meskipun menemukan solusi adalah hal penting, janganlah menganalisis secara berlebihan. Kamu hanya akan menghabiskan begitu banyak waktu di dunia ini untuk memecahkan masalah dan menggunakan pemikiran kritis, dan terobsesi dengan jawaban.

Pada dasarnya, biarkan pikiran mengalir, tetapi jangan biarkan itu terlalu melekatkan pada dirimu. Fokus pada hal-hal yang dapat kamu ubah dan lupakan hal-hal yang tidak dapat kamu ubah. Jika ada sesuatu yang terasa tidak benar dalam hidup, lepaskan atau hadapi masalah secara langsung untuk menemukan ketenangan pikiran.

3. Menetapkan harapan yang tidak masuk akal

harapan
Ekspektasi terlalu tinggi. (Foto: Pexels/anete lusina)

Orang dengan kecemasan terkadang memiliki harapan yang tidak masuk akal. Ketika harapan itu tidak terpenuhi, ini membuat kecemasannya semakin parah. Harapan biasanya mengarah pada kekecewaan. Jadi, berhentilah mencoba memprediksi masa depan.

Mencoba meramalkan peristiwa di masa depan hanya akan menimbulkan kecemasan yang lebih signifikan ketika peristiwa itu tidak terjadi. Belum lagi, kamu akan terobsesi dengan peristiwa yang kamu pikir akan terjadi. Itu tentu membuatmu takut akan masa depan.

Fokuslah untuk hidup di masa sekarang. Jadikan hidup begitu luar biasa sehingga kamu tidak punya waktu untuk mengkhawatirkan masa depan. Jadikan hidup sebagai kebahagiaan terbesarmu agar ketakutan akan hal buruk tidak kembali menghantuimu nanti.

Baca juga:

3 Tanda Kamu Butuh Bantuan Terapi

4. Menghindari masalah

Kebiasaan Yang Memperburuk Gangguan Kecemasan
Menghindar bukanlah solusi. (Foto: Foto: Pexels/Prasanth Inturi)

Menghindari kecemasan mungkin tampak seperti jawabannya. Pada kenyataannya, itu justru membuat kecemasan menjadi lebih buruk. Kamu harus berurusan dengan emosi yang ditekan nanti dan dalam skala yang jauh lebih besar. Dengan mengenali dan menghadapi masalah adalah langkah pertama untuk pemulihan.

Penghindaran juga dapat dianggap berbeda, yaitu menghindari apa yang membuat kita takut sehingga kita tidak harus menghadapi konsekuensinya. Namun, ini tidak akan mendorong dirimu untuk tumbuh. Menghindari apa yang membuatMU takut hanya akan membuatnya lebih besar dalam pikiran.

Kamu harus menerima bahwa kamu memiliki kecemasan. Kemudian, akan lebih baik jika kamu berusaha mendapatkan bantuan dengan cara apa pun yang kamu inginkan. Jangan hanya menunggu seseorang untuk membantumu. Terkadang kamu harus mengambil tindakan sendiri jika ingin maju dalam hidup.

Jangan menghindari situasi, orang, atau tempat hanya karena tampak menakutkan. Hadapi ketakutan secara langsung, dan ini akan membuatnya menyusut karena kamu menyadari pikiran ketakutan hanya berdasarkan persepsi, bukan kenyataan.

5. Menggunakan makanan, alkohol, obat-obatan, atau tembakau untuk mengubur perasaan

Kebiasaan Yang Memperburuk Gangguan Kecemasan
Alkohol Sebagai Depresan (Foto: Pixabay/Jarmoluk)

Makanan, obat-obatan, dan alkohol dapat memberikan kebahagiaan sementara. Dengan melepaskan semua iblis dan belajar untuk hidup di saat ini, kamu dapat membebaskan diri tanpa menggunakan zat berbahaya.

Ketika kamu merasakan dorongan untuk mengobati diri sendiri dengan makan berlebihan atau merokok, gunakan momen itu sebagai pengalaman belajar yang berharga. Periksalah perasaanmu dengan sungguh-sungguh. Tanyakan apakah tubuh, pikiran, atau jiwaMU akan benar-benar merasa lebih baik dengan menyerap energi dari zat-zat ini.

Jika jawabannya tidak, tanyakan pada dirimu aktivitas apa yang kamu sukai dan dapat kamu lakukan untuk mengelola kecemasan. Mungkin kamu menikmati bersepeda, mendaki gunung, menggambar, atau berkumpul dengan teman-teman. Kamu selalu dapat memilih untuk melakukan yang lebih baik untuk diri sendiri. (avia)

Baca juga:

Efek Mengerikan Gangguan Depersonalisasi, Kecanduan Gawai dan Sosmed

#Kesehatan Mental #Gangguan Jiwa #Gangguan Mental #Gangguan Kejiwaan #Gangguan Psikologis
Bagikan
Ditulis Oleh

Iftinavia Pradinantia

I am the master of my fate and the captain of my soul

Berita Terkait

Lifestyle
YouTube Kini Punya 'P3K Digital', Solusi Bagi Remaja yang Depresi Hingga Anxiety
YouTube telah menjalin kemitraan dengan berbagai organisasi nirlaba
Angga Yudha Pratama - Rabu, 15 Oktober 2025
YouTube Kini Punya 'P3K Digital', Solusi Bagi Remaja yang Depresi Hingga Anxiety
Fun
Self-Care Menjadi Ruang Ekspresi dan Refleksi bagi Perempuan, Penting untuk Jaga Kesehatan Mental
Merawat diri tidak lagi sekadar urusan penampilan fisik, tetapi juga menjadi sarana penting untuk menjaga kesehatan mental dan keseimbangan emosional.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025
Self-Care Menjadi Ruang Ekspresi dan Refleksi bagi Perempuan, Penting untuk Jaga Kesehatan Mental
Lifestyle
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Hanya dengan 15 menit 9 detik gerakan sederhana setiap hari, partisipan mengalami peningkatan suasana hati 21 persen lebih tinggi jika dibandingkan ikut wellness retreat.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Indonesia
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Posyandu Ramah Kesehatan Jiwa diperkuat untuk mewujudkan generasi yang sehat fisik dan mental.
Dwi Astarini - Senin, 06 Oktober 2025
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Indonesia
Kondisi Mental ASN DKI Jakarta Bikin Merinding, DPRD Minta Layanan Psikologis Ada di Tiap Puskesmas
Komisi E akan mengawal hal ini
Angga Yudha Pratama - Selasa, 12 Agustus 2025
Kondisi Mental ASN DKI Jakarta Bikin Merinding, DPRD Minta Layanan Psikologis Ada di Tiap Puskesmas
Fun
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Pelarian Artscape hadir sebagai pelampiasan yang sehat dan penuh makna.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 04 Agustus 2025
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Indonesia
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Kelelahan mental merupakan sindrom yang dihasilkan dari stres terkait dengan pekerjaan kronis.
Dwi Astarini - Rabu, 30 Juli 2025
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Lifestyle
Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui
Gangguan perasaan bisa berupa emosi yang tumpul atau suasana hati yang kacau
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 26 Juli 2025
Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui
Indonesia
Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental
Hasil ini menjadi sinyal penting perlunya konsultasi lebih lanjut dengan tenaga profesional.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 21 Juli 2025
Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental
Bagikan