300 Tentara Korut Tewas di Ukraina, Dapat Perintah Lakukan Serangan Bunuh Diri


Arsip foto - Asap membubung ke langit di Kiev, Ukraina (27/2/2022). ANTARA/Xinhua/Lu Jinbo/aa.
MerahPutih.com - Setidaknya 300 tentara Korea Utara yang dikirim untuk membantu perang Rusia melawan Ukraina telah tewas dan 2.700 lainnya terluka.
Hal tersebut diungkapkan oleh Badan Intelijen Nasional Korea Selatan (NIS), Senin (13/1). NIS menyebut para tentara Korut itu mendapatkan perintah untuk melakukan serangan bunuh diri agar menghindari penangkapan, demikian dikutip dari The Korea Times.
NIS mengaitkan tingginya jumlah korban Korea Utara karena kurangnya pemahaman mereka tentang peperangan modern, yang menyoroti upaya gegabah mereka untuk melancarkan serangan darat tanpa dukungan tembakan. Kesimpulan ini diambil dari analisis video pertempuran yang diperoleh baru-baru ini.
Di medan perang, seorang tentara Korea Utara dipastikan telah dibunuh oleh Ukraina sesaat sebelum mencoba melakukan serangan bunuh diri dengan granatnya, sambil meneriakkan "Jenderal Kim Jong-un".
Baca juga:
Siap Perang, Korut Umumkan Keberhasilan Uji Coba Rudal Balistik
Pertemuan komite intelijen diadakan menyusul dirilisnya video oleh Kyiv yang menunjukkan dua tentara Korea Utara yang terluka dan ditangkap hidup-hidup oleh militer Ukraina.
NIS juga mengonfirmasi bahwa keduanya adalah anggota Biro Umum Pengintaian militer Korea Utara. Mereka termasuk di antara 2.500 tentara biro tersebut yang dikerahkan ke Rusia pada Oktober 2024.
Tak satu pun dari keduanya menyatakan keinginannya untuk membelot ke Korea Selatan, menurut badan mata-mata tersebut.
Video Ukraina menunjukkan para tawanan Korea Utara diinterogasi melalui seorang penerjemah Korea.
Baca juga:
Korsel Sebut Tawanan Tentara Korut di Perang Ukraina Tewas karena Luka Parah
Salah satu dari mereka, berbaring di ranjang dengan perban di kedua tangannya, menggelengkan kepala ketika ditanya apakah dia tahu bahwa dia sedang berperang melawan pasukan Ukraina.
Dia mengatakan bahwa dia mengira sedang mengikuti latihan militer yang "realistis" seperti yang diperintahkan oleh komandannya. Dia mengatakan bahwa dia mulai mengikuti apa yang dia kira sebagai latihan militer pada tanggal 3 Januari dan bersembunyi di dalam tempat perlindungan serangan udara hingga ditangkap setelah melihat beberapa rekan prajuritnya tewas. (ikh)
Bagikan
Berita Terkait
Bertemu di Beijing, Rusia dan Korut Bakal Tingkatkan Hubungan Bilateral Bikin Program Jangka Panjang

Stok Amunisi AS Menyusut Imbas Perang 12 Hari Iran-Israel, Pentagon Setop Pasok Rudal Ukraina

Paus Leo XIV Hubungi Putin, Minta Segera Berdamai Dengan Ukraina

Mantan Marinir Indonesia Viral Ikut Perang Rusia-Ukraina, Ini Kata TNI AL

Presiden Ukraina Tuduh Tokoh Eropa Melacur Demi Posisi Podium Lapangan Merah

Proposal Gencatan Senjata Ukraina-Rusia Dead Lock, AS Ancam Mundur Sebagai Mediator

Amerika Usulkan Krimea Yang dianeksasi Jadi Bagian Dari Rusia

Gencatan Senjata Masih Wacana, Rusia dan Ukraina Justru Gencarkan Serangan Drone

Zelenskyy Telepon Trump 1 Jam, Langsung Setuju Hentikan Serangan ke Infrastruktur Energi Rusia

Pasukan Ukraina Kalah Telak di Kursk, Tentara Sebut Situasi Seperti Film Horor
