3 Karakteristik Anak dan Cara Menghadapinya


Orang tua harus siap menghadapi setiap karakteristik anak. (Foto: Unsplash/Jimmy Dean)
SETIAP anak pasti punya karakteristik yang berbeda-beda, bahkan anak kembar sekali pun. Ada yang keras kepala, gampang diatur, punya inisiatif tinggi, sampai pendiam. Oleh karena itu orang tua perlu memahami temperamen anak dalam menerapkan pola asuh terbaik.
Mengutip ANTARA, dokter spesialis kedokteran jiwa RS Pondok Indah, Bintaro Jaya, Anggia Hapsari, menjabarkan tiga karakteristik anak dan cara menghadapinya.
Baca juga:
1. Easy Child

Dalam kategori ini, anak biasanya memiliki suasana hati yang baik dan mudah beradaptasi dengan lingkungan, rutinitas, atau pengalaman baru. Dikaruniai buah hati yang terlihat penurut tidak boleh membuat orangtua lengah, justru harus semakin memerhatikan tumbuh kembang anak.
“Orangtua harus tetap terlibat, sesering mungkin dampingilah anak,” kata Anggia.
Usahakan untuk tetap menunjukkan minat terhadap apa yang dilakukan oleh anak. Jangan sampai orangtua jadi cuek karena menganggap si anak sudah bisa melakukannya sendiri. Kenalkan juga batasan dan rambu-rambu mana yang boleh atau tidak boleh ketika anak bertemu dengan orang asing.
2. Slow to warm up child

Di kategori ini, anak membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Prosesnya relatif lebih sulit dan butuh banyak dorongan. Anak mungkin akan sering menangis dan menarik diri. Ia kerap disebut sebagai anak pemalu.
“Jangan paksa anak untuk cepat akrab dengan orang lain, nanti anaknya semakin menarik diri. Jangan memberi label ‘kamu begitu saja malu’, nanti mereka jadi mencap dirinya sendiri bahwa dia memang pemalu dan penakut,” sarannya.
Orangtua yang punya anak dengan karakteristik ini sebaiknya jangan terlalu banyak memberikan larangan walau tujuannya baik. Semakin banyak larangan, anak akan semakin mudah cemas. Berikan juga sedikit waktu untuk bersabarlah sampai anak bisa nyaman dalam beradaptasi.
Baca juga:
3. Difficult Child

Karakteristik yang satu ini membuat orangtua lebih banyak kesabaran dalam menghadapinya. Anak dalam tipe ini bukanlah anak nakal, melainkan sulit beradaptasi karena bingung terhadap perubahan. Suasana hatinya cenderung negatif, sehingga suasana hati harus dijaga. Anak tipe ini kerap dianggap sebagai anak yang sulit diatur dan punya keinginan sendiri.
Tugas orangtua adalah memberikan dukungan sebanyak mungkin dan memahami suasana hati si kecil. Pahamilah ada alasan ketika anak menunjukkan perilaku tertentu. (and)
Baca juga:
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
