3 Faktor Penyebab Anak Muda Lakukan Perundungan Daring

Ananda Dimas PrasetyaAnanda Dimas Prasetya - Jumat, 23 Juni 2023
3 Faktor Penyebab Anak Muda Lakukan Perundungan Daring

Studi yang melibatkan 359 orang dewasa muda Kanada mengungkapkan motivasi yang berbeda untuk cyberbullying. (freepik/freepik)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

SEBUAH studi terbaru yang diterbitkan di PLOS ONE mengungkapkan beberapa alasan mengapa perundungan daring atau cyberbullying di kalangan dewasa muda begitu lazim. Studi ini mengidentifikasi tiga faktor utama yang berkontribusi terhadap perilaku daring yang merendahkan dan merugikan orang lain: impulsif, mengejar popularitas online, dan empati terbatas.

“Kami berharap harga diri rendah dan rasa malu daring (mengatakan atau melakukan hal-hal daring yang biasanya tidak kamu katakan atau lakukan selama interaksi tatap muka) akan dikoneksikan dengan perilaku antisosial daring,” kata dosen senior di bidang komunikasi dan media Felipe Soares dari London College of Communication, University of the Arts London.

Penulis utama dari makalah tersebut menambahkan, “Selain dua faktor tersebut, kami juga memperkirakan bahwa motivasi lain untuk agresi dunia maya akan memainkan peran penting, terutama kemarahan dan balas dendam.”

Baca juga:

Pertanda Anak Menjadi Korban Bully

Para pelaku perundungan daring seringkali tidak dapat berempati dengan emosi orang lain, terutama korbannya. (freepik/freepik)

Namun, bertentangan dengan penelitian sebelumnya yang menghubungkan perundungan daring dengan faktor-faktor seperti harga diri yang rendah, anonimitas yang dirasakan dalam dunia daring, kemarahan, dan keinginan untuk membalas dendam, studi Soares yang melibatkan 359 orang dewasa muda Kanada mengungkapkan motivasi yang berbeda untuk perundungan daring, yang terutama didorong oleh apa peneliti telah sebut sebagai bentuk 'rekreasi' dan 'hadiah'.

“Rekreasi berkaitan dengan tindakan antisosial yang impulsif, sedangkan hadiah berkaitan dengan tindakan yang lebih diperhitungkan dan direncanakan yang dapat berkembang seiring waktu,” kata Soares seperti diberitakan Psychology Today, Rabu (21/6).

"Individu muda yang mengambil bagian dalam perilaku antisosial secara daring mungkin didorong oleh keinginan untuk bersenang-senang dan mengejar emosi positif atau status sosial di antara teman sebayanya," ujarnya

Studi ini juga menemukan alasan lain mengapa perundungan daring begitu umum di kalangan dewasa muda, yaitu kurangnya empati.

Baca juga:

Perundungan Tanda Anak Kurang Perhatian

Temuan ini penting untuk mendorong lingkungan daring yang inklusif dan mendukung bagi semua individu. (freepik/freepik)

Berdasarkan tanggapan para peserta, para peneliti berpendapat bahwa orang dewasa muda yang terlibat dalam perilaku antisosial secara daring seringkali tidak dapat berempati dengan emosi orang lain, terutama korbannya.

“Apa yang dimaksud dengan asosiasi ini adalah bahwa pelaku mungkin terlibat dalam perilaku antisosial daring karena mereka tidak sepenuhnya memahami perasaan target mereka,” jelas Soares.

Temuan penelitian ini memberikan wawasan berharga yang dapat menginformasikan dan memandu pembuat kebijakan, pemerintah, orangtua, perusahaan media sosial, dan profesional kesehatan mental dalam upaya berkelanjutan mereka untuk mendorong lingkungan daring yang inklusif dan mendukung bagi semua individu. (aru)

Baca juga:

Agar Anak tak Jadi Korban Pelecehan atau Perundungan

#Media Sosial
Bagikan
Ditulis Oleh

Ananda Dimas Prasetya

nowhereman.. cause every second is a lesson for you to learn to be free.

Berita Terkait

Fun
Kumpulan Ucapan Natal Cocok untuk WhatsApp dan Media Sosial
Kumpulan 25 ucapan Natal yang hangat dan menyentuh, cocok dibagikan di media sosial dan WhatsApp untuk keluarga, teman, dan rekan kerja.
ImanK - Rabu, 24 Desember 2025
Kumpulan Ucapan Natal Cocok untuk WhatsApp dan Media Sosial
Indonesia
Imbas Konten Pornografi, X Harus Bayar Denda Rp 80 Juta ke Pemerintah
X telah membayar denda Rp 80 juta ke pemerintah. Hal itu imbas dari konten pornografi yang tersebar di platform tersebut.
Soffi Amira - Minggu, 14 Desember 2025
Imbas Konten Pornografi, X Harus Bayar Denda Rp 80 Juta ke Pemerintah
Indonesia
Polda Jabar Bakal Selidiki YouTuber Resbob Terkait Dugaan Ujaran Kebencian
Kasus ini mencuat setelah dalam salah satu siaran di YouTube, Resbob melontarkan ucapan bernada penghinaan terhadap pendukung Persib dan masyarakat Sunda. Tayangan tersebut kemudian viral dan memicu kemarahan publik.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 12 Desember 2025
Polda Jabar Bakal Selidiki YouTuber Resbob Terkait Dugaan Ujaran Kebencian
Indonesia
DPR Usul Buzzer Bisa Langsung Diusut Tanpa Aduan, Revisi UU ITE Kembali Diungkapkan
Agar dilakukan revisi terhadap Undang-Undang ITE, agar konten dari buzzer yang berpotensi memicu kerusuhan dapat ditindak tanpa harus melalui delik aduan.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 08 Desember 2025
DPR Usul Buzzer Bisa Langsung Diusut Tanpa Aduan, Revisi UU ITE Kembali Diungkapkan
Indonesia
Indonesia Resmi Atur Anak di Ruang Digital, Sanksi Bagi Platform Tengah Dirumuskan
PP Tunas juga tidak hanya mengatur media sosial, tetapi juga mengatur seluruh penyelenggara sistem elektronik (PSE) mengingat semua platform digital juga memiliki fitur komunikasi dengan orang tidak dikenal.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 08 Desember 2025
Indonesia Resmi Atur Anak di Ruang Digital, Sanksi Bagi Platform Tengah Dirumuskan
Indonesia
Menkomdigi Tegaskan Batas Usia Pengguna Medsos Wajib Dipatuhi, PSE Siap Kena Sanksi
Meutya Hafid menegaskan batas usia anak untuk akun media sosial dalam PP Tunas. PSE wajib mematuhi aturan atau menerima sanksi dari pemerintah.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 08 Desember 2025
Menkomdigi Tegaskan Batas Usia Pengguna Medsos Wajib Dipatuhi, PSE Siap Kena Sanksi
Dunia
Larangan Medsos di Australia, Meta Mulai Keluarkan Anak-Anak dari Instagram dan Facebook
Diperkirakan, 150 ribu pengguna Facebook dan 350 ribu akun Instagram akan terdampak.
Dwi Astarini - Kamis, 04 Desember 2025
 Larangan Medsos di Australia, Meta Mulai Keluarkan Anak-Anak dari Instagram dan Facebook
Indonesia
Buntut Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Pramono Kaji Pembatasan Medsos Bagi Siswa
Pemprov akan menerapkan sanksi bagi pelaku pelanggaran dan menegakkan aturan secara konsisten.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 19 November 2025
Buntut Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Pramono Kaji Pembatasan Medsos Bagi Siswa
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA] : Mark Zuckerberg Sebut, Jika Perang antara AS dan Iran Pecah, Dunia akan Kehilangan Media Sosial Instagram hingga Google
Tidak ditemukan pernyataan resmi atau pemberitaan kredibel tentang Mark Zuckerberg yang mengaitkan konflik Iran-AS dengan matinya Google atau internet secara global.
Dwi Astarini - Senin, 10 November 2025
[HOAKS atau FAKTA] : Mark Zuckerberg Sebut, Jika Perang antara AS dan Iran Pecah, Dunia akan Kehilangan Media Sosial Instagram hingga Google
Indonesia
Akun Medsos Terduga Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta Diperiksa, Polisi Temukan Barang Bukti Penting
Akun media sosial terduga pelaku ledakan SMAN 72 Jakarta diperiksa. Polisi menyebutkan, ada sejumlah barang bukti yang ditemukan.
Soffi Amira - Sabtu, 08 November 2025
Akun Medsos Terduga Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta Diperiksa, Polisi Temukan Barang Bukti Penting
Bagikan