17 Tahun Reformasi, Demokrasi Dinilai Belum Matang

Fredy WansyahFredy Wansyah - Selasa, 19 Mei 2015
17 Tahun Reformasi, Demokrasi Dinilai Belum Matang
Bima Arya di Bandung, Jawa Barat, Kamis (23/4). (Foto: Antara/Hafidz Mubarak)

MerahPutih Nasional - Sehari sebelum peringatan 17 tahun hari Kebangkitan Nasional dan momentum 17 tahun reformasi, masih banyak agenda besar para pendahulu yang sampai saat ini belum juga terselesaikan.

Hal itu disampaikan Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional Bima Arya dalam sebuah diskusi Refleksi 17 Tahun Reformasi di Hotel Grand sahid Hotel, Jakarta, Selasa (19/05). Dia menilai, salah satunya ialah pemahaman masyarakat tentang demokrasi.

"Sebagian orang masih memahami demokrasi dalam arti paling sempit. Demokrasi hanya partisipasi dan kebebasan," ujar Bima.

Menurut Wali Kota Bogor tersebut, di usia 17 tahun ini tidak menjamin kematangan demokrasi. Dia menjelaskan, tidak semua orang siap berdemokrasi. "Belum semua orang faham demokraksi itu sebagai nilai, sehingga mengakibatkan demokrasi belum bisa meregenerasi," ujarnya.

Di sisi lain, Sekjend PDIP Hasto Kristiyanto menyatakan bahwa Indonesia belum matang berdemokrasi. Hal ini dapat terlihat dari indikatornya, yakni merebaknya money politic. "Dalam tradisi demokrasi yang belum matang akan muncul akses-akses untuk money politik," ujarnya. (AB)

Baca Juga:

Bima Arya Imbau Warganya Kumpulkan Koin untuk Tony Abbott

Bima Arya: Hatta Rajasa Figur Pemersatu PAN

Gawat! Cukong Kuasai Parpol, Demokrasi Terancam

#Bima Arya Sugiarto #Hasto Kristiyanto
Bagikan
Ditulis Oleh

Fredy Wansyah

Bagikan