12 Mitos Orang Kuno yang Masih Sering Terdengar di Masyarakat Modern


hype.idntimes
Setiap daerah memiliki mitos yang dipercaya secara turun-temurun oleh masyarakatnya. Mitos juga menjadi bagian dari budaya tradisi yang biasanya dikaitkan dengan tetanan hidup yang mereka jalani.
Meskipun terkadang mitos ini disampaikan dengan bahasa yang irasional serta tidak bisa diterima dengan nalar dan akal yang sehat, namun pada implementasinya ada beberapa yang menjadi sebuah ajaran kebenaran agar manusia menjalankan hidup sebagaimana mestinya; menempatkan diri pada tempat yang tepat, tidak melakukan hal-hal yang sepantasnya tidak lazim dilakukan pada saat dan tempat yang tidak tepat, serta sebuah larangan agar manusia tidak salah dalam menjalankan 'tindak-tanduknya' dalam kehidupan sehari-hari.
Kepercayaan terhadap mitos ini juga semakin diperkuat karena biasanya dikait-kaitkan dengan hal-hal yang mistis seperti gaib dan ramalan umum yang sering terjadi. Mitos-mitos kuno ini masih sering terdengar di masyarakat modern. Bahkan sebagian masyarakat juga masih mempercayainya.
Nah, berikut ini, melansir dari berbagai sumber, merahputih.com merangkum 12 mitos orang-orang zaman dulu yang hingga saat ini masih melekat di kehidupan masyarakat modern:
1. Jangan menyisakan nasi atau membuang-buang nasi
Larangan menyisakan nasi atau membuang nasi, karena nasinya akan menangis. Mitos ini juga biasanya ditujukan pada anak kecil yang susah sekali di suruh makan. Pastinya alasan ini dijadikan bahan untuk menakut-nakuti anak bahwa jika makan nasi tidak habis maka nasinya bisa nangis. Dan biasanya anak kecil akan takut jika nasi akan menangis disebabkan ulahnya yang tidak mau makan. Larangan ini juga sangat baik sebagai media mendidik agar anak menghargai makanan.
2. Dilarang duduk di depan pintu ketika makan
Dulu, makan sambil duduk di depan pintu dimitoskan akan jauh dari jodoh. Larangan makan sambil duduk di depan pintu ini masuk akal memang, karena ketika kita makan di depan pintu akan menghalangi orang lain keluar masuk pintu. Namun jika ini bisa menyebabkan jauh seseorang bisa jauh dari jodohnya, apakah Anda masih percaya?
3. Tidak boleh potong kuku malam
Larangan memotong kuku pada malam hari juga menjadi mitos orang kuno yang masih kerap kita dengan di masyarakat modern. Mitos ini tidak hanya dipercaya di Indonesia, di Jepang pun masih dipercaya bahwa memotong kuku pada saat malam hari, dulu dimitoskan akan mengikuti orang tuanya ketika mereka meninggal.
Namun masyarakat modern sebagian menganggapnya bahwa pantangan ini dimaksudkan karena jaman dulu tidak ada pomotong kuku, jadi bisa menyebabkan jari bisa tersayat pisau ketika memotong kuku pada malam hari
4. Jangan menyapu pada malam hari
Orang zaman dulu melarang menyapu pada malam hari, karena dipercaya bisa menghilangkan rezeki. Ini sangat masuk akal, karena zaman dulu hanya setiap rumah masih menggunakan lampu tempel sehingga penerangan agak remang-remang. Larangan menyapu pada malam hari dimaksudkan untuk menghindari ada benda atau barang berharga kita yang terjatuh di lantai dan terbuang bersama sampah. Jika barang berharga kita hilang, berarti kehilangan rezeki.
5. Dilarang keluar rumah ketika senja
Orang dulu beranggapan jika keluar rumah pada saat senja hari bisa hilang dibawa makhluk halus. Sebagian masyarakat di daerah pedesaan pun masih mepercayai mitos ini.
Namun jika kita lihat dari sisi rasionalitas, ada baiknya jika kita tidak keluar rumah pada saat senja hari. Karena, bisa saja pada zaman dulu rumah masih sangat jarang-jarang, tidak ada penerangan jalan raya karena belum ada PLN. Larangan ini bisa saja dimaksudkan agar kita terhindar dari bahaya misal digigit ular atau binatang lainnya.
6. Dilarang menduduki bantal
Ada beberapa daerah seperti Bali, yang menganggap bantal posisinya sangat dihargai jadi pantangan buat kita untuk menduduki bantal karena memang di khususkan untuk kepala. Maka, wajar jika orang zaman dulu memberi larangan ini dengan ancaman, jika menduduki bantal bisa menyebabkan penyakit bisul.
7. Jangan makan di tempat tidur
Alasannya jelas jika makan di tempat tidur akan menyebabkan sprei kotor dan juga bisa mendatangkan semut. Tapi orang zaman dulu meyakini jika makan di tempat tidur akan mendapatkan jodoh yang pemalas.
8. Jangan foto bertiga
Mitos ini masih kita dengar sampai sekarang, sepertinya ini mitos baru karena zaman dulu mana ada kamera? Namun masyarakat modern saat ini juga masih ada yang mempercayainya, jika foto bertiga salah satu di antaranya bakal ada yang mneinggal lebih dulu.
9. Burung gagak berbunyi
Hal ini juga masih dipercayai, jika ada gagak berbunyi akan ada keluarga yang meninggal. Namun jika dipikir secara rasional, bagaimana mungkin gagak tau semua keluarga kita, apalagi sampai sempat-sempat memberi kode bahwa sanak keluarga kita ada yang meninggal. Tapi, ini juga masih dipercayai oleh sebagian masyarakat meskipun sudah di zaman modern.
10. Kebiasaan bersiul diwaktu malam
Zaman dulu waktu tidur kita lebih awal ketimbang zaman sekarang, oleh karena dulu tidak ada hiburan sehingga jam 8-9 kita sekeluarga sudah tertidur. Larangan ini dimaksudkan agar tidak menggangu orang lain ketika tidur dengan suara siulan. Namun mitos orang kuno mengatakan bahwa bersiul malam hari bisa mengundang makhluk halis. Makanya orang dilarang bersium malam hari.
11. Dilarang memukul pantat gadis
Memukul atau memegang pantat gadis dipercaya jika mendapat isteri orangnya tidak bisa memasak. Namun, sebenarnya tidak ada hubungannya tidak bisa memasak dengan memukul pantat. Hal tersebut dilarang karena tidak boleh menyakiti apalagi memukul di bagian yang dianggap tidak sopan.
12. Menabrak kucing
Mitos ini masih dipercaya kuat oleh masyarakat. Jika seseorang sedang mengendarai kendaraan baik motor atau mobil menabrak kucing diyakini akan mendapatkan sial. Untuk itu, orang yang masih mempercayai mitos ini pasti akan langsung berhenti dan mengubur kucing tersebut. Dalam mengubur kucing ini pun ada tata caranya, tidak boleh dikubur begitu saja, tetapi harus dibungkus dengan kain. Jika tidak ada kain, si penabrak harus mengorbankan pakaian atau kain yang saat itu ia bawa atau ia kenakan.
Bagaimana, Anda masih percaya dengan mitos-mitos ini? Untuk mengikuti artikel lain yang tidak kalah menarik, Anda bisa baca di sini: Menapaki Jejak Kolonial ke Makam Belanda di Seberang Istana Bogor
Bagikan
Widi Hatmoko
Berita Terkait
Wakil Ketua Baleg DPR Sebut RUU Masyarakat Hukum Adat Jadi Agenda Legislasi Prioritas PKB

Tradisi Ekstrem Potong Jari 'Iki Palek' Suku Dani Papua, Tebus Duka Kehilangan Mendalam

Memberikan Dukungan Emosional Melalui Upah-Upah Tondi, Tradisi Adat Sumatra Utara

AMAN Soroti Kegagalan Nawacita Jokowi Merdekakan Masyarakat Adat

Masyarakat Adat Penting dalam Menjaga Keanekaragaman Hayati

Ritual Tiwah, Prosesi Pemakaman pada Suku Dayak Ngaju
