Yuk, Belajar Jenis dan Etika Berinteraksi dengan Teman Disabilitas

Sabtu, 17 Desember 2022 - Hendaru Tri Hanggoro

KEPRIBADIAN yang baik cermin dari kematangan bersosialisasi dan kemampuan mengenali nilai moral dan norma yang berlaku di masyarakat. Ini terkadang disebut juga sebagai etika, yang membedakan apa yang baik dan buruk dalam kehidupan kita, termasuk ketika sedang berinteraksi dengan orang lain. Misalnya dengan bersikap ramah, saling menyapa, dan mengobrol dengan nada lembut serta menatap mata ketika berbicara.

Perilaku tersebut biasanya dianggap sebagai bentuk penghargaan terhadap lawan bicara. Namun, hal itu tidak selamanya berlaku sama bagi teman-teman disabilitas kita, loh. Ini disampaikan oleh Ratnawati Sutedjo, Founder of Precious One, sebuah komunitas yang berfokus untuk memberikan pendidikan dan pekerjaan bagi para difabel.

Dalam sesi gathering bersama media pada Kamis (15/12), perempuan yang akrab disapa Ratna itu menjelaskan berbagai jenis disabilitas yang ada saat ini. Selain itu, ada etika berinteraksi yang berbeda pula, tergantung pada jenis disabilitasnya.

“Apa aja sih yang menyebabkan disabilitas? Contohnya adalah faktor genetik, pemberian obat yang tidak tepat, virus, dan kecelakaan,” tutur Ratna tentang berbagai penyebab disabilitas.

Baca juga:

Festival Setara #BerdayaDenganHati Hadirkan Pelatihan Vokasional bagi Teman Disabilitas

etika disabilitas
Ajak selalu teman disabilitas untuk berinteraksi dan jangan ditinggal sendiri. (Foto: Pexels/Anas Aldyab)

1. Disabilitas Fisik

Jenis disabilitas yang satu ini merujuk pada tidak lengkapnya anggota tubuh seseorang. Misalnya tangan, kaki, atau anggota tubuh lainnya.

Cara bersosialisasi nan beretika dengan orang yang mengalami disabilitas fisik adalah dengan memberikan prioritas utama lebih dulu pada mereka ketika di tempat umum. Misalnya ketika di lift, transportasi umum, dan toilet.

Selain itu, jika memungkinkan, cobalah untuk menawarkan bantuan pada teman disabilitas. Ini mengingat beberapa orang merasa kesulitan untuk berpindah ketika menggunakan alat bantu seperti tongkat siku dan kursi roda. Yang terpenting adalah dengan menjaga pandangan.

“Jaga ekspresi. Kita orang Indonesia itu sering lihatnya dari ujung rambut sampai ke ujung kaki. Itu sebenernya tuh secara enggak langsung nge-bully, ya,” ungkap Ratna.

Baca juga:

Mengenal Budaya Berkomunikasi Teman Tuli

disabilitas interaksi
Saat berinteraksi dengan teman tuli, usahakan gunakan bahasa isyarat yang jelas dan di tempat yang terang. (Foto: Pexels/Shvets Production)


2. Disabilitas Sensorik


Disabilitas jenis ini memiliki kekurangan dalam hal pancaindera. Misalnya ketidakmampuan dalam melihat serta mendengar. Cara menyapa yang beretika adalah dengan mengetahui kekurangan mereka terlebih dahulu.

Untuk teman tunanetra, kamu bisa menyapanya dengan cara menepuk pundak mereka sebelum mulai berbicara supaya mereka tahu bahwa dirinya diajak bicara.

Jika ingin membantu berjalan atau menyeberang, biarkan mereka yang menggandeng tangan kita dan bukan sebaliknya, apalagi sampai menyeret orang tersebut. Selain itu, hindari memegang tongkatnya.

“Karena buat dia (yang tunanetra-Red.), tongkat itu adalah senjata dia lah ibaratnya… Itu saya dapat informasi dari temen tunanetra sendiri,” lanjut Ratna sambil menjelaskan bahwa terkadang penting bagi kita untuk menjelaskan soal kondisi lingkungan sekitar agar teman tunanetra lebih berhati-hati.

Nah, kalau untuk teman tuli, cara menyapanya adalah dengan berhadap-hadapan. Jika posisimu jauh, kamu bisa memanggil mereka dengan mengedipkan flashlight.

Usahakan pula untuk berkomunikasi di tempat yang terang agar teman tuli bisa melihat bahasa isyaratmu dengan mudah. Jika tidak bisa berbahasa isyarat, kamu bisa berkomunikasi lewat tulisan yang sederhana.


3. Disabilitas Intelektual


Jenis disabilitas yang satu ini menunjukkan pada perbedaan cara berpikir dan bersikap bila dibandingkan dengan orang seusianya. Orang yang mengalami disabilitas intelektual cenderung memiliki wajah yang identik atau serupa. Salah satunya down syndrome.

Cara berinteraksi yang beretika dengan teman disabilitas intelektual adalah dengan menjadi ramah dan tersenyum. Berikan mereka apresiasi dan motivasi atas hal-hal kecil karena mereka juga senang dipuji.

Selain itu, hindari memandang mereka dalam jangka waktu yang terlalu lama karena dapat membuat mereka merasa risih dan tantrum. Orang yang mengalami disabilitas intelektual cenderung sensitif dengan banyak hal, seperti cahaya, bunyi, bau menyengat, dan sentuhan. (mcl)

Baca juga:

Alasan 'LEGO Friends' Kenalkan Karakter Berbagai Ras dan Disabilitas

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan