WWF Indonesia dan KKP Jalin Kerja Sama Wujudkan Sektor Kelautan dan Perikanan Berbasis Ekonomi Biru
Kamis, 31 Oktober 2024 -
MerahPutih.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) secara resmi telah menandatangani dokumen kesepakatan baru dengan Yayasan WWF Indonesia untuk periode 2024-2029.
Kerja sama ini mengangkat tema 'Mewujudkan Transformasi Pembangunan Sektor Kelautan dan Perikanan Berbasis Ekonomi Biru' dan merupakan kelanjutan dari evaluasi kesepakatan bersama yang dilakukan pada periode sebelumnya. Secara keseluruhan, kerja sama ini telah berlangsung lebih dari 15 tahun sejak KKP didirikan.
“Kami sangat bangga dapat berkontribusi pada capaian Kementerian Kelautan Dan Perikanan, demi mewujudkan perikanan dan laut Indonesia yang lestari,” ucap CEO Yayasan WWF Indonesia Aditya Bayunanda lewat keterangan resminya.
Baca juga:
[HOAKS atau FAKTA]: WWF Ternyata Organisasi Mafia Kejahatan Dunia
Selama periode 2019-2024, WWF-Indonesia telah berkontribusi pada strategi ekonomi biru sektor kelautan dan perikanan yang dicetuskan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, dengan rincian: pendampingan dan pengembangan kawasan konservasi di perairan seluas 5,4 juta hektar atau 18,3 persen dari total 28,9 juta hektar hingga tahun 2023, dukungan pengelolaan dan pemantauan kawasan yang dilakukan oleh kelompok masyarakat dan Satuan Unit Organisasi Pengelola (SUOP), juga penyadartahuan masyarakat terkait isu polusi sampah plastik di laut.
Baca juga:
Sedangkan kontribusi di bidang perikanan, WWF Indonesia berhasil mendukung proses produksi seafood ramah lingkungan sebanyak 57.908 ton dan udang budidaya sebesar 62 persen dari 2.644 ton yang berhasil mendapatkan sertifikat ekolabel (ASC) yang berasal dari perusahaan anggota Seafood Savers yang didampingi guna mendukung upaya ketahanan dan keberlanjutan pangan laut di Indonesia.
Baca juga:
”Ke depan, kami dapat bersinergi lebih kuat, untuk lebih mengembangkan center of excellence konservasi spesies, fokus pada penelitian, mengedepankan solusi atas tantangan global kedepan, termasuk mengatasi dampak perubahan iklim pada laut Indonesia,” pungkas Aditya. (Far)