Wacana Presiden Tiga Periode, Pengamat Sebut Upaya Citrakan Jokowi 'Maruk' Kekuasaan
Senin, 02 Desember 2019 -
MerahPutih.Com - Pengamat politik Muhammad AS Hikam menilai, kekesalan Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal masa jabatan Presiden tak lepas dari gambaran citra pribadinya.
Hikam mengatakan, isu yang dihembuskan koalisi pendukungnya itu mengesankan Jokowi maruk kekuasaan.
Baca Juga:
"Wacana tersebut layak dianggap sebagai "tamparan" baginya karena dikesankan bahwa beliau kemaruk dengan kuasa. Padahal saat ini Presiden Jokowi baru memasuki periode ke dua yang tentu saja menghadapi berbagai tantangan yg harus direspons. Menyodorkan wacana ini berarti mencitrakannya hanya peduli dengan kekuasaan dan kedudukan," kata Hikam dalam keterangannya yang dikutip di Jakarta, Senin (2/12).

Hikam mengatakan, jika wacana ini tak segera distop, maka implikasi politiknya bisa sangat serius dan berpotensi menjerumuskan Jokowi pada berbagai kegaduhan politik (political quagmires).
'Dalam kondisi ekonomi, politik, dan sosial saat ini, yang diperlukan Jokowi adalah stabilitas dan ketenangan politik," kata pengajar dari President University ini.
Wacana masa jabatan Presiden 3 kali, sama saja dengan wacana Pilpres oleh MPR.
"Keduanya sangat potensial menciptakan kontroversi yang hanya menguntungkan sebagian elit politik dan oligarki saja. Jokowi sama sekali tak diuntungkan oleh wacana tersebut," ungkap Hikam.
Baca Juga:
Masa Jabatan Presiden Ditambah, Pengamat: Kembali ke Otoriter, Matilah Kita
Secara keseluruhan, Hikam melihat secara substantif Jokowi tidak mendapat "keuntungan" politis apapun dengan adanya wacana itu.
" Sebab beliau tidak mungkin lagi menjadi Presiden ke 3 kali sesuai UUD NRI 1945 yg berlaku saat ini. Jadi ini cuma carmuk alias cari muka;" tutup Hikam yang merupakan mantan Menteri Riset di era Presiden keempat Abdurahman Wahid ini.(Knu)
Baca Juga:
Beda dengan PBNU, Mayoritas Kaum Nahdliyin Tak Setuju Pilpres Oleh MPR