Viral Video Produksi Tahu Pakai Sampah Plastik, BPOM Didesak Lakukan Investigasi

Kamis, 15 Mei 2025 - Angga Yudha Pratama

Merahputih.com - Video dokumenter berjudul "Indonesia’s TOXIC TOFU Timebomb: Poisoning Millions Daily" karya kreator konten asal Australia, Andrew Fraser, viral di media sosial.

Investigasi dalam dokumenter itu menemukan bahwa sejumlah produsen tahu di wilayah Sidoarjo dan sekitarnya menggunakan limbah plastik sebagai sumber energi dalam proses pembuatan tahu. Praktik ini menimbulkan kekhawatiran serius terkait keamanan pangan, keselamatan lingkungan, serta kesehatan pekerja di pabrik-pabrik tersebut.

Baca juga:

BPOM Lakukan Uji Klinis, Vaksin ‘Bill Gates’ untuk Cegah TBC Berpotensi Timbulkan Efek Demam

Anggota Komisi IX, Surya Utama mendesak Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk segera melakukan penyelidikan mendalam dan mengambil langkah konkret terkait temuan dalam video tersebut yang dianggap mengancam kesehatan masyarakat Indonesia.

Dokumenter tersebut juga menunjukkan adanya penelitian dan pembuatan film yang mengungkap sentra produksi tahu di sekitar Surabaya, Jawa Timur, yang menggunakan sampah plastik sebagai bahan bakar.

"Terbayang betapa berbahayanya, bukan hanya paparan residu plastik yang masuk ke dalam tahu, tetapi juga udara yang meracuni pekerja dan penduduk sekitar. Ini bukan masalah baru, produksi tahu ini terpusat dan konsumennya sangat banyak," tegas politisi dari Fraksi PAN tersebut dalam keterangannya, Kamis (15/5).

Ia mempertanyakan efektivitas pengawasan dan pengujian BPOM terhadap tahu yang diproduksi secara massal, terutama dari daerah-daerah yang disebutkan dalam dokumenter. Surya juga menyoroti potensi adanya praktik serupa di wilayah lain di Indonesia.

Baca juga:

Hadiri ICI 2025, Ketua BPOM Janjikan 3 Langkah Dukung Pertumbuhan Industri Kosmetik Indonesia

"Apa langkah BPOM untuk berkoordinasi dengan kementerian/lembaga lain atau pemerintah daerah setempat? Saya khawatir praktik ini tidak hanya terjadi di Jawa Timur, tetapi juga di tempat lain yang menggunakan sampah plastik sebagai bahan bakar pembuatan makanan. Biayanya memang murah, tetapi risikonya sangat besar karena racun yang dihasilkan," lanjutnya.

Oleh karena itu, Surya mendesak BPOM untuk menindaklanjuti masalah ini dengan serius, mengingat popularitas tahu sebagai makanan pokok di kalangan masyarakat Indonesia.

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan