Viral Biaya Karantina Mandiri Belasan Juta, DPR: Kasihan Rakyat
Selasa, 21 Desember 2021 -
Merahputih.com - Beredar video di media sosial yang menunjukkan penumpukan penumpang kedatangan dari luar negeri di Bandara Soekarno-Hatta sedang menunggu antrean proses karantina.
Di video itu, dinarasikan mereka wajib menjalani karantina mandiri di hotel dengan biaya mencapai Rp 19 juta.
Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad mendesak agar Pemerintah melakukan terobosan dalam mencari upaya memperkecil biaya karantina bagi warga masyarakat yang pulang dari luar negeri.
Baca Juga
Wisma Atlet Di-Lockdown, Jumlah Pasien COVID-19 Terus Meningkat
Menurut informasi yang diperoleh Dasco dari Satgas BNPB, karantina untuk warga biasa memang ada biaya akomodasi, tes PCR, dan transportasi.
"Apalagi kan kita sama-sama tahu bahwa pemulihan ekonomi nasional ini kita belum pulih dan kasihan rakyat kalau dibebankan biaya yang terlalu banyak," ujar Dasco kepada wartawan, Selasa (21/12).
Ketua Harian DPP Gerindra ini meminta pemerintah harus mengkaji dan membuat terobosan mengenai masalah komponen biaya.
Karena tidak semua orang Indonesia yang pulang dari luar negeri adalah orang kaya.
"Supaya yang bekerja itu kan tak memberatkan. Kalau bisa dianggap subsidi silang nah supaya juga yang jalan-jalan sementara juga menahan diri," bebernya.
Baca Juga
Sebab, mayoritas kepulangan warga negara Indonesia ke Indonesia merupakan pekerja migran Indonesia (PMI). Bukan orang yang jalan-jalan ke luar negeri.
"Kebanyakan yang pulang dari luar negeri itu adalah yang kerja, bukan yang jalan-jalan," tutur Dasco.
Dia melanjutkan, biaya karantina bagi wisatawan dapat diberlakukan lebih mahal, sementara non-wisatawan diberlakukan dengan harga yang lebih murah.
Baca Juga
Respons Luhut Ada Pelaku Perjalanan Luar Negeri Kalangan Mampu Ingin Karantina Gratis
"Kalau yang jalan-jalan mungkin bisa dikasih biaya yang berbeda, lebih tinggi, supaya ada subsidi silang. Itu salah satu usul saya," ujarnya.
Saat ini diperkirakan ribuan Warga Negara Indonesia (WNI) bakal tiba di Tanah Air dalam beberapa hari mendatang. Akibatnya, pemerintah kesulitan menyediakan tempat karantina gratis dan meminta sebagian untuk menjalani karantina di hotel. (Knu)