Varian Omicron Bisa Saja Terdeteksi dari Orang Tanpa Riwayat Perjalanan Luar Negeri

Selasa, 07 Desember 2021 - Angga Yudha Pratama

Merahputih.com - Pemerintah terus mengantisipasi munculnya COVID-19 varian omicron. Termasuk pengawasan terhadap warga di dalam negeri meski ia tak ada riwayat perjalanan ke luar negeri.

"Tapi kita tetap berhati-hati karena kemungkinan adanya varian Omicron yang dideteksi tanpa ada riwayat perjalanan ke luar negeri," ujar Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, Selasa (7/12).

Baca Juga

Facebook Jadi 'Sarang' Hoaks Seputar COVID-19

Ia mengemukakan, di beberapa negara yang melaporkan adanya varian omicron, seperti Spanyol dan Amerika Serikat, diketahui muncul varian omicron tanpa adanya riwayat perjalanan luar negeri dari yang terpapar.

"Artinya itu menjadi perhatian kita untuk berhati-hati. Yang pasti kita harus berhati-hati dengan varian baru seperti omicron," ucapnya.

Saat ini, sekitar 45 negara di dunia melaporkan adanya varian Omicron. Artinya, penyebarannya cukup cepat sejak dilaporkan kemunculannya pada 24 November 2021.

Sejak 26 November 2021 varian omicron masuk dalam Variant of Concern (VoC). Ia mengingatkan, kelompok lansia berpotensi paling terkena dampak terhadap varian omicron seperti yang terjadi di Jerman.

"Seperti di Jerman dan di banyak negara lain itu adalah kelompok lansia yang paling akan berdampak," tuturnya.

Maka itu, Nadia mengatakan, pemerintah akan memprioritaskan kelompok lansia untuk mendapatkan vaksin booster.

Baca Juga

311 Orang Dinyatakan Positif COVID-19 Dalam Sehari

Selain membatasi pintu masuk luar negeri, Nadia menegaskan, protokol kesehatan (prokes) dan vaksinasi COVID-19 menjadi salah satu cara untuk mencegah adanya kasus positif baru dan mencegah adanya mutasi baru.

Oleh karena itu, ia mendorong percepatan vaksinasi bagi daerah yang cakupan vaksinasi masih rendah serta disiplin prokes untuk semua pihak.

“Kita melakukan prokes dengan baik, otomatis virus tidak dapat berkembang,” ucapnya.

Selanjutnya, ketika ditanya terkait persentase Indonesia mengalami kasus varian Omicron, Nadia mengatakan, hal tersebut sangat bervariasi tergantung pada perilaku masyarakat saat ini.

Baca Juga:

Waspada Omicron, Ini Saran Jubir Satgas COVID-19 UNS Solo kepada Pemerintah

“Kalau kita lihat, Singapura dan Malaysia sudah melaporkan sudah mendeteksi adanya varian Omicron ini, tapi kembali lagi pelaku perjalanan,” ucapnya.

Sebagaimana diketahui, varian Omicron ini dilaporkan 24 November 2021 dan 26 November sudah dijadikan Variant of Concern (VoC) sehingga perlu mengantisipasi kemungkinan adanya varian tersebut. (Knu)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan