Turunnya Kasus COVID-19 Bukan Berarti Bisa Lalai Prokes
Rabu, 15 September 2021 -
KENDATI Indonesia sudah berhasil menurunkan angka kasus aktif COVID-19 harian hingga berada di bawah 100 ribu kasus, namun masyarakat harus tetap menjaga protokol kesehatan (prokes).
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G.Plate. Menurut Johnny masyarakat harus patuh prokes meski PPKM sudah dilonggarkan.
Baca Juga:
"Tetap disiplin memakai masker, walaupun level PPKM diturunkan. Mengenakan masker adalah kebiasaan baru yang harus kita lakukan untuk dapat hidup sehat berdampingan dengan COVID-19," jelas Johnny, seperti yang dikutip dari laman Antara.
Pada per tanggal 13 September 2021, pemerintah mencatat jumlah kasus aktif turun menjadi 99.696 kasus, atau berkurang 10.173 kasus dibanding hari sebelumnya, yakni sebanyak 109.869 kasus.

Turunya angka tersebut tentunya tak lepas dari kontribusi sejumlah pihak, yang berupaya keras untuk menekan angka kasus COVID-19 di Tanah Air. "Berkat partisipasi semua pihak, kita berhasil menurunkan angka kasus aktif hingga berada di bawah 100 ribu kasus. Indikator COVID-19 lainnya juga terus menunjukkan perbaikan, misalnya positivity rate nasional yang sudah mencapai batas aman WHO," lanjut Johnny.
Bagi Johnny, perkembangan yang cukup baik, akan menjadi dasar penyesuaian penerapan PPKM berlevel di seluruh Indonesia. Seperti halnya pada Jawa-Bali, hasil penilaian PPKM di tingkat aglomerasi dan kabupaten/kota, memperlihatkan perbaikan.
Baca Juga:
Misalnya Bali, yang bisa turun menjadi level 3. Sementara Jabodetabek dan Surabaya turun menjadi level 2. Selain itu, ada juga tambahan 24 kabupaten/kota yang diturunkan menjadi level 2, serta 6 kabupaten/kota turun menjadi level 1.
Begitu pula untuk daerah di luar Jawa-Bali yang mengalami penurunan drastis. Per tanggal 11 September 2021, tercatat hanya 6 kabupaten/kota berada pada level 4, sedangkan sebelumnya 23 kabupaten/kota.
Kemudian, PPKM level 3 diterapkan pada 330 kabupaten kota, yang sebelumnya 314 kabupaten/kota, serta level 2 diterapkan pada 50 kabupaten kota yang sebelumnya 49 kabupaten/kota.
Mengenai hal itu, pemerintah menekankan bahwa penanganan COVID-19 di Indonesia, diterapkan dengan memonitor varian baru COVID-19, dan deteksi dini memantau ketat pintu masuk Indonesia. Khususnya pada pelabuhan kecil dan sarana laut.
Lalu, pemerintah pun telah menyusun skenario transisi pandemi ke endemi, mengawasi area publik di daerah PPKM level 2 secara ketat, dengan memantau prokes dan penggunaan aplikasi PeduliLindungi.

Selain itu, pemerintah juga memantau prosedur pembelajaran tatap muka, serta memantau distribusi vaksin, khususnya pada daerah yang cakupan vaksinnya masih di bawah 20 persen. Mengenai transisi tersebut, Johnny menuturkan seluruh pihak harus mewaspadai munculnya varian baru, dan menyegerakan vaksinasi COVID-19.
"Mari kita jaga tren positif ini agar perjuangan tidak sia-sia. Caranya, meneruskan budaya memakai masker sebagai kebiasaan baru yang harus kita lakukan untuk dapat hidup sehat berdampingan dengan COVID-19," ungkap Johnny.
Johnny menegaskan masyarakat sebaiknya segera melengkapi vaksinasi. Lalu bagi yang belum melaksanakan sebaiknya tidak pilih-pilih vaksin, karena semua vaksin aman dan berkhasiat. (Ryn)
Baca Juga:
Nasihat Tompi untuk Masyarakat yang Pilih-pilih Vaksin COVID-19