Nasihat Tompi untuk Masyarakat yang Pilih-pilih Vaksin COVID-19


Tompi angka bicara perihal masyarakat yang pilih-pilih vaksin (Foto: instagram @dr_tompi)
MUSISI sekaligus dokter Teuku Adifitrian atau yang lebih dikenal dengan Tompi, belum lama ini mengajak masyarakat agar bijak saat melakukan vaksinasi COVID-19.
Tompi menjelaskan bahwa masyarakat sebaiknya menggunakan jenis vaksin sesuai ketersediaan di lokasi terdekat. Tidak perlu khawatir jenis vaksin apa yang akan digunakan.
Baca Juga:
"Kalau saya pribadi, sih, enggak milih-milih. Apa yang ada, saya ambil saja dulu. Jadi enggak milih harus Pfizer, Sinovac, AstraZeneca, atau Moderna. yang penting sekarang tervaksin terlebih dahulu," ujar Tompi, seperti yang dikutip dari laman Antara.

Belakangan ini, banyak masyarakat yang 'memburu' vaksin Pfizer. Hal itu lantaran vaksin Pfizer dianggap lebih baik dibanding dengan vaksin lainnya. Vaksin ini buatan Amerika Serikat, yang sudah tiba di Indonesia sebanyak 1.560.780 juta dosis pada Kamis (20/8).
Menurut laman covid-19.go.id, tingkat efikasi vaksin Pfizer pada usia di atas 16 tahun mencapai 95,5 persen. Kemudian untuk usia 12-15 tahun sebesar 100 persen.
Baca Juga:
Dokter Reisa Angkat Bicara Seputar Mitos Vaksin dan COVID-19
Menurut Tompi, nilai efikasi suatu jenis vaksin, dapat berubah-ubah tergantung situasi dan kondisi. Karenanya, bagi Tompi sebaiknya masyarakat tak perlu meributkan dan berebut vaksin Pfizer hanya karena nilai efikasi lebih tinggi dibanding jenis vaksin lainnya.
"Perkara efikasinya, ada yang 98 persen, 96 persen, 60 sampai 70 persen. Kalau kita amati, angka itu juga kan terus berubah-ubah," ungkap Tompi.
Tompi menjelaskan berdasarkan data-data yang diluncurkan beberapa waktu lalu tentang bagaimana efikasi Sinovac terhadap virus COVID-19. Data tersebut menjelaskan efikasi vaksin Sinovac tadinya tidak terlalu tinggi yaitu sekitar 60 persen. Tapi Sinovac terbukti cukup efektif, begitu juga varian-varian tertentu.
Kemudian, pria yang berkarir sebagai penyanyi dan dokter itu mengingatkan COVID-19 bukanlah penyakit baru. Jadi masih terus dilakukan penelitian jangka panjang yang cukup kompleks.

Karena itu, untuk saat ini, lebih bijak apabila masyarakat mendapatkan vaksin sesuai ketersediaan di lokasi vaksin terdekat.
Menurut Tompi, karena ketersediaan vaksin yang terbatas dan populasi penduduk Indonesia sangat banyak, tidak bijak apabila masyarakat menunda vaksinasi karena ingin memilih jenis vaksin tertentu.
Tompi pun berpendapat sebaiknya orang sehat bisa mengalah dan mendahulukan kelompok penerima yang direkomendasikan pemerintah untuk mendapat vaksin Pfizer. (ryn)
Baca Juga:
Sejumlah Pengelola Mal Dukung Penuh Aturan Pengunjung Wajib Vaksin
Bagikan
Berita Terkait
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

Giorgio Armani Meninggal Dunia, Selebritas Kenang sang Ikon Fesyen sebagai Legenda

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Astrid Kuya Ceritakan Penjarahan Rumahnya, Banyak Anak Sekolah Ikut

Melaju ke Semifinal AS Terbuka, Novak Djokovic Joget ‘Soda Pop’ dari KPop Demon Hunters’ sebagai Hadiah Ultah sang Putri

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Kebetulan Banget nih, Candice Bergen, Ibu Chloe Malle, Pernah Perankan Editor Vogue

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Aging Gracefully ala Maia Estianty, Cara Menua dengan Bahagia
