Tradisi Reuhab, Upacara Adat Kematian Masyarakat Alue Tuho Aceh

Jumat, 02 Agustus 2024 - Ananda Dimas Prasetya

MerahPutih.com - Aceh memiliki banyak upacara adat untuk segala momen, termasuk saat berkabung yang disebut sebagai Tradisi Reuhab. Sebuah upacara adat kematian yang kental akan budaya dari masyarakat Alue Tuho di Nagan Raya, Aceh.

“Tradisi Reuhab dapat diartikan sebagai sebuah kamar sakral yang ditinggali ketika ada seseorang yang meninggal dunia,” bunyi keterangan tertulis seperti dikutip dari lama resmi Pemprov Aceh.

Selain dianggap sebagai sebuah kamar yang sakral bagi orang yang telah meninggal, Reuhab juga dapat diartikan sebagai barang yang ditinggalkan oleh orang yang telah meninggal dunia.

Pada umumnya, barang-barang yang ditinggalkan dapat berupa pakaian terakhir yang dikenakan oleh orang meninggal, kemudian disimpan dalam kamar Reuhab yang telah disakralkan selama 40 hari.

Baca juga:

Mengenal 8 Alat Musik Tradisional Aceh

Dalam pelaksanaan upacara adat Reuhab ini, pihak keluarga akan mengadakan pengajian serta mengundang tokoh agama setempat. Dalam pengajian tersebut, keluarga yang telah ditinggalkan juga akan menyertakan benda wajib yang akan didoakan.

Baca juga:

Perpaduan Bebek dan 20 Rempah Sie Itek Khas Aceh

Misalnya seperti baju terakhir, kain, tikar pandan yang digunakan untuk mengangkat mayat dan lain sebagainya. Selain itu, keluarga juga bisa menyertakan dua buah guling, satu bantal, Alquran, mukena, harta yang belum dibagikan, sprei dan lainnya.

Baca juga:

Mengenal Upacara Tani 'Kenduri Ule Lhueng' dari Suku Kluet Aceh

Selain itu, bagi masyarakat Alue Tuho, tradisi Reuhab ini sangatlah penting serta berpengaruh pada kehidupan masyarakat. Sehingga, apabila ada masyarakat yang tidak melangsungkan upacara kematian Reuhab bagi orang yang meninggal dunia, maka hal itu dianggap sebagai suatu penghinaan. (far)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan