Total 179 Orang Meninggal Dalam Kecelakaan Jeju Air
Senin, 30 Desember 2024 -
MerahPutih.com - Pesawat penumpang Jeju Air, yang mengangkut 181 orang mendarat darurat dan meledak di sebuah bandara di Muan, barat daya Korea Selatan, Minggu (30/12).
Otoritas Korea Selatan mengabarkan kecelakaan itu menewaskan 179 orang, dengan dua lainnya berhasil diselamatkan.
Kecelakaan tersebut terjadi sekitar pukul 9 pagi waktu setempat ketika pesawat Jeju Air, yang membawa 175 penumpang dan enam awak pesawat, keluar dari landasan pacu saat mendarat di Bandara Internasional Muan, daerah Muan, Provinsi Jeolla Selatan, sekitar 288 kilometer barat daya Seoul, Korsel.
Pesawat tergelincir di tanah tanpa roda pendaratan yang dikeluarkan, menabrak dinding beton sebelum meledak dan terbakar dengan suara ledakan yang memekakkan telinga.
Baca juga:
124 Orang Tewas dalam Kecelakaan Pesawat Jeju Air, 2 Awak Selamat
Itu adalah kecelakaan penerbangan paling mematikan yang pernah terjadi di tanah Korsel dan merupakan kecelakaan ketiga dengan jumlah korban tewas terbanyak yang melibatkan maskapai Korsel.
Pihak berwenang mengonfirmasi 179 kematian akibat kecelakaan tersebut dan mengatakan dua awak pesawat berhasil diselamatkan.
Kedua orang tersebut dibawa ke rumah sakit yang berbeda di Seoul, setelah mendapatkan perawatan di rumah sakit dekat bandara.
"Setelah pesawat menabrak dinding, penumpang terlempar keluar dari pesawat. Peluang untuk selamat sangat rendah," kata seorang pejabat badan pemadam kebakaran pada Minggu pagi.
"Pesawat hampir sepenuhnya hancur dan sulit untuk mengidentifikasi korban yang tewas," kata pejabat tersebut.
Otoritas Korea Selatan menegaskan, proses menemukan jenazah akan memakan waktu. Sebanyak 181 orang berada di dalam pesawat Boeing 737-800 yang lepas landas dari Bangkok, Thailand pada pukul 01.30 pagi.
Pesawat tersebut dijadwalkan tiba di Muan sekitar pukul 08.30 pagi. Para penumpang semuanya warga Korea, kecuali dua warga negara Thailand.
Dari mereka yang berada di dalam pesawat, 82 orang adalah pria dan 93 orang adalah wanita dengan rentang usia mulai dari tiga tahun hingga 78 tahun. Banyak dari mereka yang berusia 40-an, 50-an, dan 60-an.
Sebuah ruang mayat sementara telah didirikan di dalam Bandara Muan untuk meletakkan jenazah korban.
Pihak berwenang percaya kegagalan roda pendaratan, kemungkinan besar disebabkan oleh tabrakan dengan burung yang mungkin menjadi penyebab kecelakaan tersebut.
Kementerian Pertahanan mengatakan dalam pengarahan bahwa menara pengawas bandara telah memperingatkan mengenai tabrakan dengan burung pada pukul 08.54 pagi.
Pilot mengumumkan mayday atau keadaan darurat pada pukul 08.59 pagi dan mendaratkan pesawat pada pukul 09.03 pagi tanpa roda pendaratan yang dikeluarkan.
Otoritas telah memulai penyelidikan di lokasi untuk menentukan penyebab pasti. Mereka telah mengambil alat perekam data penerbangan dan perekam suara kokpit dari reruntuhan. (*)