Tip Berjualan di Dunia Maya untuk Digitalisasi UMKM

Senin, 09 Oktober 2023 - Ikhsan Aryo Digdo

PEMERINTAH Indonesia sepertinya tengah gencar mendorong pertumbuhan UMKM di Tanah Air. Lihat saja pada tutupnya layanan TikTok Shop di aplikasi media sosial tersebut. Belum lagi kini pembeli tak lagi bisa mengakses jualan dan toko dari luar negeri di salah satu e-commerce.

Keterbatasan ini bisa saja menjadi peluang bagi para pegiat UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah). Selama ini, UMKM mungkin identik dengan sistem jualan tradisional, yaitu proses jual-beli di toko atau pasar secara langsung.

Baca Juga:

Mengenal Profil dan Karakteristik Bisnis UMKM

Di tengah dunia yang serba-digital ini, pelaku usaha dapat mulai mencoba berjualan secara daring. Misalnya dengan cara membuka toko online di berbagai platform dan mempromosikannya di media sosial.

Sebab, menurut hasil survei yang dikutip dari Business Insider, sebanyak 95 persen generasi Z saat ini ternyata lebih suka berbelanja secara daring.

Forbes memberikan lima tip yang bisa dicoba oleh para pegiat UMKM guna melakukan digitalisasi untuk usahanya.

1. Memilih platform yang sesuai

Setiap platform pasti memiliki algoritma dan cara kerja yang berbeda-beda. Kamu perlu memahaminya lebih dulu dan menyesuaikannya dengan jenis usahamu. Hal ini bertujuan agar toko atau usahamu bisa lebih mudah dilirik oleh pembeli.

Biasanya, TikTok adalah media sosial yang cocok bagimu untuk mempromosikan toko karena algoritmanya ramah terhadap akun kecil. Sementara itu, kamu bisa menjajakan jualanmu di sejumlah e-commerce agar mudah diakses.

Harga yang terjangkau serta voucher pembelian bisa menarik perhatian calon konsumen. (Foto: Pexels/Cottonbro Studio)

2. Mempercantik penampilan toko

Penampilan toko yang cantik serta minimalis biasanya menjadi nilai tambah tersendiri di mata pengunjung. Sebab, hal ini akan memudahkan mereka dalam melihat katalog jualan yang diinginkan. Toko yang cantik juga biasanya bakal lebih mudah mengalihkan perhatian orang kala menggulir layar gawainya.

Sebab, menurut riset dari Missouri University, laman awal toko dan website itu hanya punya waktu kurang dari sedetik untuk menarik perhatian orang. Jika di awal mereka sudah merasa tak tertarik, maka akan sulit bagi orang itu untuk kembali lagi nantinya.

3. Meningkatkan penawaran dan pelayanan

Kamu atau keluargamu mungkin sering menawar barang ketika berbelanja di pasar atau toko konvensional. Sayangnya, trik tawar-menawar ini tak bisa diterapkan kala berjualan secara daring. Padahal, banyak pembeli yang tentunya menyenangi harga murah.

Nah, supaya tetap bisa menarik pembeli dengan harga yang murah, kamu dapat menghadirkan berbagai penawaran. Seperti cashback, gratis ongkos kirim, dan diskon.

Selain itu, kamu juga bisa menambahkan pelayanan tambahan seperti pelayanan pengiriman sehari sampai atau dua hingga tiga hari. Jangan lupa untuk tawarkan beragam cara pembayaran, misalnya COD, QRIS, e-wallet, atau paylater. Hal ini bertujuan agar kamu tetap bisa menyesuaikan setiap kebutuhan pembeli yang berbeda-beda.

Baca Juga:

Berburu Produk Unggulan di Exhibition & Pitching Day UMKM Award 2023 Bandung

Berinteraksi dengan pelanggan bisa membuat mereka merasa lebih dekat denganmu dan jenamamu. (Foto: Pexels/Artem Podrez)

4. Mempelajari soal SEO

Berjualan secara daring bukan berarti kamu hanya perlu menjajakan dagangan. Dalam persaingan bisnis secara daring, kamu juga perlu membuat konten dan memahami SEO. Tujuannya tentu untuk menciptakan brand awareness.

Selain itu, dengan memahami SEO, tokomu juga bakal sering muncul ke permukaan ketika seseorang mencari produk tertentu di mesin pencarian. Cara ini efektif untuk membantumu mempromosikan toko serta mencari pelanggan yang ideal.

5. Mengadakan interaksi dengan komunitas

Berinteraksi dengan komunitas secara rutin dapat membuat pelanggan jadi merasa dekat dengan toko atau jenamamu. Hal ini secara tak langsung akan menumbuhkan rasa setia dari pelanggan. Kedekatan akan membuat mereka kembali terus-menerus pada tokomu.

Selain itu, interaksi bersama komunitas juga bakal membantumu memahami keinginan konsumen. Kamu bisa tahu apa yang tengah ramai dibahas atau dibutuhkan oleh orang-orang. Hal ini membantu tokomu untuk bisa menghadirkan jualan yang relevan. (mcl)

Baca Juga:

Komunitas Difabel Bandung Sulap Sampah Jadi Barang Seni

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan