Festival Kuliner Multietnis, Sajian 11 Suku Bangsa


Festival makanan tak pernah mengecewakan pengunjungnya. (Unsplash/Bawah Reserve)
SALAH satu yang menjadi kebanggaan pada kebudayaan Ranah Minang adalah kulinernya. Kekayaan sajian dengan berbagai rempah-rempah olahannya menjadi makanan berasal dari Sumatera Barat memiliki banyak penggemarnya.
Restoran atau warung Sumatera Barat tak pernah gagal membuat penikmatnya tersenyum. Olahan makanannya sangat beragam dan layak untuk dibuatkan festival kuliner.
Baca Juga:

Makanya kemudian hadir Festival Kuliner Multietnis di Padang yang menghadirkan lebih dari 1.600 porsi makanan khas daerah dari 11 suku bangsa yang tumbuh dan berkembang di Sumatera Barat.
Kepala Dinas Pariwisata Sumbar, Luhur Budianda di Padang, diberitakan pada Antaranews Minggu (29/10), mengatakan bahwa pemerintah mengundang pelaku UMKM kuliner dari 11 suku bangsa yang ada di Sumbar untuk memeriahkan Festival Kuliner Multietnis 2023 di GOR Agus Salim Padang.
Kuliner yang disajikan dalam festival itu seperti galamai, pucuk ubi tumbuk atau silalat duda, lontong medan, soto padang, empek-empek, bubur ayam, roti jala.
Dalam festival itu disajikan lebih dari 1.600 porsi yang langsung diserbu pengunjung yang memadati GOR Agus Salim Padang. Tak kurang dari satu jam beragam kuliner khas itu langsung habis.
Kegiatan ini bukan hanya untuk wisata kuliner lokal saja. Lebih dari itu merupakan kegiatan positif untuk mendorong Dinas Pariwisata menggelar kegiatan yang melibatkan banyak suku bangsa. Ini sebagai upaya merekat silaturahmi antara sesama masyarakat Sumbar agar selalu harmonis.
Baca Juga:

Tentunya selain etnis Minangkabau sebagai suku terbesar, Sumbar ini didiami pula oleh berbagai suku bangsa lainnya. Seperti Jawa, Sunda, Mentawai, Nias, Mandailing, Melayu, Tionghoa, Arab, India dan berbagai etnis lainnya.
“Silaturahmi antara sesama masyarakat Sumbar meskipun berbeda suku bangsa perlu dijaga agar tetap hidup rukun dan harmonis. Di Sumatera Barat terdapat 11 suku bangsa yang melakukan aktivitas sosial, ekonomi, budaya dan politik. Percampuran keberagaman ini menciptakan kehidupan dan peradaban unik yang saling melengkapi," kata Anggota Komisi V DPRD Sumatera Barat Hidayat.
Kegiatan yang baru pertama kali dilaksanakan itu bisa menjadi agenda rutin Dinas Pariwisata Sumbar setiap tahun, karena animo masyarakat sangat tinggi.
"Selain merajut silaturahmi, kegiatan ini juga memberikan dampak langsung terhadap peningkatan ekonomi bagi pelaku UMKM," ujarnya. (*)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
10 Kuliner Khas Kudus yang Wajib Dicoba, dari Soto Kerbau hingga Gethuk Nyimut

Tahok dan Bubur Samin Solo Jadi Warisan Budaya tak Benda

Jepang Selamat dari Ancaman Kekurangan Bir, Perusahaan Asahi kembali Berproduksi setelah Serangan Siber

Deretan Acara Café Brasserie Expo 2025, Pilihan Terbaik Bagi Para Pencinta F&B

Coco Series dari Roemah Koffie Dikenalkan di Athena, Membawa Ciri Khas Tropis

Ahhh-fterwork Hadirkan Perjalanan Multisensori nan Penuh Petualangan, Ditutup Sesi Omakase Memanjakan Lidah

Remaja China Kencingi Kuah Hotpot, Diharuskan Ganti Rugi Rp 4,7 Miliar

'Demon Slayer: Infinity Castle' Jadi Inspirasi Kolaborasi Menu Minuman Eksklusif

Jeritan UMKM di District Blok M, Harga Sewa Naik Langsung Bikin Tenant Cabut

Menemukan Ketenangan dan Cita Rasa Bali di Element by Westin Ubud, Momen Sederhana Jadi Istimewa
