Bagaimana Kecap Bisa Tersaji di Atas Meja Makan Kita?


Kecap kerap dicari untuk menambah cita rasa hidangan. (Foto: Freepik/Jcomp)
KECAP jadi salah satu bumbu pelengkap makanan. Ia bisa dipadukan dengan makanan berkuah atau makanan kering.
Rasanya yang manis dan gurih tak pelak membuat kecap menjadi bahan yang kerap dicari untuk menambah cita rasa hidangan seperti nasi hangat dan telur mata sapi.
Bahkan, hampir di setiap warung makan, sebotol kecap pasti akan bertengger di atas meja makan. Terserah pengunjung mau menggunakannya atau tidak.
Sejatinya, kecap bukan bumbu asli Nusantara. Ia hasil akulturasi budaya Jawa dan Tiongkok.
Kecap diperkirakan telah digunakan sejak 300 tahun Sebelum Masehi (SM). Pada zaman Romawi, kecap digunakan sebagai penambah rasa makanan. Saat itu namanya liquamen.
Baca juga:

Liquamen memiliki cita rasa yang tidak jauh berbeda dari kecap buatan Tiongkok. Bedanya, liquamen terbuat dari semacam petis teri, cuka, minyak, dan tambahan merica.
Pada 1690 atau 16 abad kemudian, orang Tionghoa mulai menggunakan bahan penyedap berupa saus yang dinamakan dengan ke’tsiap.
Jika ditarik ke belakang, kecap sudah menggunakan teknik fermentasi dan dibawa oleh orang Tionghoa yang datang ke Indonesia.
Orang-orang ini datang membawa aneka makanan yang bisa diawetkan saat menyeberangi lautan menuju Indonesia. Salah satu makanan itu adalah kedelai yang bisa diawetkan dengan cara fermentasi.
Teknik fermentasi kedelai menjadi kecap asin itu dibawa ke daratan. Kecap asin tersebut kemudian digunakan orang Indonesia.
Lambat laun terjadi persilangan budaya. Sebelumnya orang-orang hanya mengenal kecap asin dari kedelai saja, lalu terciptalah varian baru kecap asin ini, yakni kecap manis yang ditambahkan gula aren buatan orang asli Indonesia. Bahan bakunya ikut berganti.
Lantaran pengucapan kata ‘ke’tsiap’ sulit diucapkan oleh orang Indonesia, maka penyebutan istilah tersebut diubah menjadi ‘kecap’ agar mudah dilafalkan.
Kecap lalu mulai diproduksi secara massal. Pabrik kecap pertama kali dibangun di Indonesia adalah pabrik kecap Teng Giok Seng di Pasar Lama, Tangerang, pada pada 1882.
Baca juga:

Pabrik itu dikelola oleh Teng Hang Soey dan masih beroperasi hingga kini. Pabrik itu sekarang berubah nama menjadi Kecap Cap Istana.
Setelah kemunculan pabrik kecap tersebut, muncul merek lain seperti Kecap Cap Orang Jual Sate yang didirikan oleh Ong Tjin Boen di Probolinggo, Jawa Timur, pada 1889.
Di daerah Tangerang, ada juga Kecap Benteng Cap SH yang dibuat oleh Lo Tjit Siong dan mulai diproduksi sejak 1920.
Sekarang konsumsi kecap diprediksi akan terus meningkat selama 2019-2023. Tak mengherankan bila hampir di tiap rumah tangga menyediakan kecap manis.
Penyedap hitam manis ini telah menjadi kebutuhan sehari-hari orang Indonesia saat menyantap makanan. (dgs)
Baca juga:
Pencinta Sushi, Pikir Dua Kali Sebelum Mencampur Wasabi dan Kecap Asin
Bagikan
Hendaru Tri Hanggoro
Berita Terkait
Jeritan UMKM di District Blok M, Harga Sewa Naik Langsung Bikin Tenant Cabut

Menemukan Ketenangan dan Cita Rasa Bali di Element by Westin Ubud, Momen Sederhana Jadi Istimewa

Karyawan Palsukan Tanggal Kedaluwarsa, Jaringan Ritel Jepang Hentikan Penjualan Onigiri

Oase Seribu Rasa di Arena Lakeside Kemayoran, Sajikan Kelezatan Nusantara dan Asia Tenggara dengan Sentuhan Modern

Berburu Promo Makanan di 17 Agustus, dari Potongan Harga sampai Tebus Murah

Bertualang Rasa di Senopati, ini nih Rekomendasinya
Gerakan ’SAPU PLASTIK’ Kumpulkan 2,5 Ton Limbah, Beri Apresiasi Pelanggan dengan Diskon 20 Persen

Menilik Deretan Menu Spesial ala Future Menu 2025 Ramaikan Industri Kuliner Indonesia

Dukung Gaya Hidup Sehat, ini nih Manfaat Sehat Jus Cold-Pressed

Menikmati Nuansa Sarapan Ala New York di Tengah Jakarta
