Tiga Tokoh Bangsa Ini Mendapat Gelar dari Puro Mangkunegaran
Kamis, 20 September 2018 -
TARI Bedhaya Anglir Mendung mengawali rangkaian kegiatan Tingalan Wiyosan Jumenengan Dalem Sampeyan Dalem Ingkang Jumeneng Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Mangkunegara IX ke-31, di Pendapa Ageng Puro Mangkunegaran, Rabu (19/9) malam.
Tarian Bedhaya Anglir Mendung merupakan kegiatan sakral dari Mangkunegaran. Karena itu, tak sembarang orang dan hanya dalam prosesi tertentu tarian tersebut dibawakan.
Tarian yang dibawakan oleh tujuh orang penari cantik ini, menceritakan tentang sosok Raden Mas Said atau Pangeran Sambernyawa saat melawan penjajah. Terbukti, saat tarian ini dibawakan, penari membawa panah untuk melawan penjajah.

Sekretaris Panitia Kegiatan Joko Pramudyo mengatakan, jika persiapan yang dilakukan penari itu cukup matang. "Durasi tariannya sekitar 60 menit, semua penari masih gadis," katanya.
Dalam kegiatan tersebut, Pura Mangkunegaran juga memberikan kekancingan atau gelar kepada seseorang yang memiliki loyalitas dan dedikasi kepada Puro Mangkunegaran.
"Total ada 43 orang yang mendapatkan gelar," imbuhnya.
Dari ke-43 nama tersebut, ada nama Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo, putra mantan Presiden RI ke-1 Tommy Suharto, dan salah seorang pengusaha asal Kota Solo yang juga pemilik Persis Solo Sigid Haryo Wibisono.
Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo kepada wartawan mengakui tak mengetahui alasan Mangkunegaran mendapatkan gelar Kanjeng Pangeran Haryo (KPH).
Namun, ia mengakui jika pihak Mangkunegaran sendiri melakukan penelusuran silsilah dan ternyata dirinya masih keturunan Paku Buwono (PB) III.
"Sebenarnya penelusuran itu dilakukan semenjak saya masih menjabat KSAD (Kepala Staff Angkatan Darat). Namun pihak Mangkunegaran menunggu hingga saya pensiun," katanya. (Win)