Tiga Ritual Rutin di Makam Raja Imogiri
Jumat, 08 April 2016 -
MerahPutih Budaya - Makam Raja Imogiri, Pajimatan, Girirejo, Bantul, selalu ramai dikunjungi peziarah dari berbagai penjuru Tanah Air. Bahkan, tak sedikit pula pengunjung luar negeri berziarah ke makam pemimpin keturunan Mataram ini.
Ramainya peziarah hanya terjadi pada waktu-waktu tertentu. Tepatnya saat di makam diadakan prosesi ritual tradisi dan keagamaan.
Berdasarkan keterangan juru kunci makam, abdi dalem Bekel Jogro Nugroho, ada tiga ritual rutin. "Bulan Ruwah (Syakban), bulan Suro (Muharam), terus peringatan berdirinya kerajaan," katanya kepada merahputih.com, Selasa (5/4).
(Makam Raja Imogiri. Foto MerahPutih/Fredy Wansyah)
Saat ritual bulan Ruwah diadakan doa bersama. Sementara pada bulon Suro diadakan pengurasan gentong. "Gentong-gentong ini persembahan dari kerabat kerajaan. Kan ada nama-namanya. Biasanya dikuras pas bulon Suro. Harinya, kalau tidak Selasa Kliwon ya Jumat Kliwon," paparnya.
Di antara tiga ritual rutin tersebut, peringatan lahirnya kerajaan merupakan momen di mana internal Keraton Ngayogyakarta dan Surakarta ramai-ramai mendatangi makam. Ritual ini umumnya hanya mengirim doa kepada leluhur pendiri kerajaan. Namun, abdi dalem yang bertugas, menurut Jogro Nugroho, harus menyiapkan wejangan sesaji.
"Biasanya dilakukan pas bulan di awal. Usia kerajaan sekarang kira-kira udah 263 tahun, berdasarkan hitungan kelander Jawa," imbuhnya. (Fre)
BACA JUGA:
- 409 Anak Tangga Makam Raja Imogiri Bermakna Islami
- Komplek Makam Sri Sultan HB X Hampir Rampung
- Dari Segenggam Tanah Wangi Menjadi Tempat Pemakaman Para Raja
- Melihat dari Dekat Kompleks Pemakaman Raja-Raja Mataram di Imogiri
- Mengunjungi Makam Raja Imogiri di Yogyakarta