Tentara Sudan Mendorong Mundur RSF dari Khartoum, Relawan Kemanusiaan dalam Ketakutan
Kamis, 06 Februari 2025 - Ikhsan Aryo Digdo
MerahPutih.com - Tentara Sudan berhasil mendorong mundur pasukan paramiliter Rapid Support Forces (RSF) dari Khartoum, menimbulkan harapan bagi banyak warga ibu kota untuk stabilitas yang kembali pulih.
Namun, para pekerja bantuan lokal mengungkapkan kekhawatiran bahwa mereka akan menjadi target serangan balasan.
“Setiap kali tentara merebut kembali suatu wilayah, mereka mulai menargetkan warga sipil dan relawan kemanusiaan. Inilah mengapa kami semua sangat ketakutan,” kata Ahmed, seorang relawan bantuan di Sharq el-Nile, daerah di Khartoum yang tengah diancam akan direbut kembali oleh tentara, dikutip dari Aljazeera, Kamis (6/2).
Perang Melawan Relawan Kemanusiaan
Namun, para pekerja bantuan lokal mengungkapkan kekhawatiran bahwa mereka akan menjadi target serangan balasan.
“Setiap kali tentara merebut kembali suatu wilayah, mereka mulai menargetkan warga sipil dan relawan kemanusiaan. Inilah mengapa kami semua sangat ketakutan,” kata Ahmed, seorang relawan bantuan di Sharq el-Nile, daerah di Khartoum yang tengah diancam akan direbut kembali oleh tentara, dikutip dari Aljazeera, Kamis (6/2).
Perang Melawan Relawan Kemanusiaan
Relawan lokal seperti Ahmed tergabung dalam Emergency Response Rooms (ERRs), jaringan akar rumput yang memimpin respons kemanusiaan sejak Sudan dilanda perang pada April 2023.
ERRs menyediakan berbagai layanan, termasuk mendukung dapur umum, ruang aman bagi perempuan dan anak-anak, serta layanan kesehatan dasar bagi yang sakit dan terluka.
Sebagian besar pendanaan mereka berasal dari donasi diaspora Sudan serta bantuan dari LSM internasional dan lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Meskipun peran kemanusiaan mereka sangat penting, para pekerja ERR menghadapi ancaman penangkapan, penculikan, hingga eksekusi di luar hukum dari kedua pihak yang bertikai.
Banyak dari mereka menjadi sasaran karena sikap pro-demokrasi mereka, yang pernah mengancam kekuasaan gabungan RSF dan tentara setelah pemberontakan rakyat menggulingkan mantan Presiden Omar al-Bashir pada April 2019.Baca juga:
PBB Sebut Konflik Sudan Sebabkan Pengungsian Besar dan Kekerasan Seksual
Empat tahun kemudian, RSF dan tentara berbalik saling menyerang setelah sebelumnya bekerja sama untuk menggulingkan pemerintahan sipil dan menggagalkan aspirasi rakyat menuju demokrasi. (ikh)
Bagikan
Berita Terkait
Berita
Tentara Sudan Sukses Rebut Kembali Istana Kepresidenan, Pencapaian Signifikan Selama Masa Konflik
Sabtu, 22 Maret 2025
Berita
Tentara Sudan Mendorong Mundur RSF dari Khartoum, Relawan Kemanusiaan dalam Ketakutan
Kamis, 06 Februari 2025
Pilihan Editor
ShowBiz
Showcase 'Nadin Amizah & Ruang Kecilnya' Sukses Ciptakan Ruang Intim untuk Penggemar
Jumat, 24 Oktober 2025
Indonesia
Kritik Terhadap Bahlil Lahadalia Dinilai Sudah Kebablasan dan Menyerang Personal Tanpa Berlandaskan Fakta, Golkar Siap Tempur?
Jumat, 24 Oktober 2025
Olahraga
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025/26, PSG Ikut Jadi Favorit
Jumat, 24 Oktober 2025
Lifestyle
Lirik Lagu 'Mencari Alasan' yang Kembali Viral, Hymne Terbaik untuk Move On dari Pasangan 'Red Flag' Paling Toxic di Era 90-an
Jumat, 24 Oktober 2025
Indonesia
DPR Tak Masalah Bahasa Portugis Masuk ke Sekolah, Tapi Ada Syarat Khusus Biar Siswa Enggak Stres Gara-gara Tugas Tambahan
Jumat, 24 Oktober 2025
Indonesia
Wapres Gibran Bawa Kabar Gembira! Prabowo Beri Kado Istimewa yang Bikin Santri Full Senyum, Apa Ya?
Jumat, 24 Oktober 2025
Indonesia
Transjakarta Modifikasi Rute 2F dan 8D, Simak Daftar Lengkap Agar Tidak Salah Naik dan Terjebak Kemacetan
Jumat, 24 Oktober 2025
Indonesia
Perbandingan Harga Emas Hari Ini, 24 Oktober 2025: Galeri24 dan UBS Kompak Turun, Mana Paling Murah?
Jumat, 24 Oktober 2025
ShowBiz
Park Bom Marah-Marah di Sosial Media, Kritik YG Entertainment yang Menyebut Penampilannya Jelek
Jumat, 24 Oktober 2025