Tawaran Koalisi Kubu Jokowi Strategi Kubur Masa Depan Gerindra di 2024
Kamis, 04 Juli 2019 -
MerahPutih.com - Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra Mulyadi menolak jika partai yang dikomandoi Prabowo Subianto itu berkoalisi dengan pemenang Pilpres 2019, Joko Widodo (Jokowi). Menurutnya, keinginan koalisi pendukung pemerintah mengajak Gerindra bergabung sebagai siasat untuk mengubur masa depan partainya.
Diketahui, sejumlah politisi Koalisi Indonesia Kerja pengusung pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin pada Pilpres 2019 mengatakan pihaknya membuka pintu jika Gerindra masuk ke dalam koalisi.
BACA JUGA: Ingatkan Jokowi-Prabowo, Presiden PKS: Bagi-Bagi Kursi Menyakiti Rakyat
"Buat saya adalah strategi untuk mengubur masa depan Partai Gerindra di tahun 2024, karena hilangnya kepercayaan pendukung militan Pak Prabowo, Pak Sandi dan Gerindra," kata Mulyadi dalam keterangan tertulis yang diterima MerahPutih.com, Kamis (4/7).
Mulyadi mengungkapkan pendukung Gerindra, Prabowo dan Sandiaga Uno telah mengorbankan banyak hal baik berupa materi, tenaga, hingga waktu. Oleh sebab itu, Mulyadi berharap elit Gerindra menghormati para pendukung militan tersebut dengan tidak bergabung ke koalisi pemenang Pilpres 2019.
Proses bernegara, kata mantan Ketua DPD Gerindra Jawa Barat ini harus berjalan dengan mekanisme yang sehat. Untuk itu, lanjut dia, peranan Gerindra sebagai oposisi pemerintah menjadi fungsi check and balance dalam penyelengaraan berbangsa dan bernegara yang sesuai konstitusi.
"Partai Gerindra harus mengambil peranan itu sebagai bagian pengabdian dengan cara mengawal proses bernegara," ujar dia.
BACA JUGA: Gerindra Bocorkan Waktu Pertemuan Prabowo dan Jokowi
Mulyadi mengatakan periode penyelenggaraan bernegara berjalan dalam siklus lima tahunan. Gerindra, ujar dia, harus menyelamatkan masa depan partai dengan menghormati perjuangan pendukung militan Prabowo dan Sandi dengan istiqomah berjuang dalam formasi oposisi.
"Jangan pernah mau hanya dibarter dengan posisi jabatan tapi menghancurkan masa depan," tegasnya.

Mulyadi mengamini usaha sejumlah pihak agar terwujud rekonsiliasi politik pasca-Pilpres 2019 adalah hal baik. Dia yakin semua pihak pun setuju akan hal itu. Namun, dia menegaskan rekonsiliasi jangan sampai mengorbankan nama baik Gerindra.
Lalu, Mulyadi menyindir pengurus DPP Gerindra yang seolah menggiring partainya untuk masuk ke dalam koalisi Jokowi-Ma'ruf. Menurut dia, konyol jika mendorong partai berlambang Garuda itu gabung ke koalisi Jokowi'Ma'ruf dengan menggunakan dalih demi menyelamatkan pendukung Prabowo-Sandi yang tengah diproses hukum.
"Jangan beralasan konyol dengan dalih untuk menyelematkan pendukung 02 yang masih dianggap bermasalah dengan proses hukum," tutur dia.
BACA JUGA:
Bos Gerindra Sebut Banyak Siluman Adu Domba Jokowi-Prabowo-Mega
Ditawari Masuk Kabinet Jokowi, Ini Respons Gerindra
Mulyadi menegaskan Gerindra sama saja menggali kuburannya sendiri andai memutuskan menjadi bagian dari koalisi pemerintahan selanjutnya. Pendukung Prabowo dan Sandi, katanya, pasti akan merasa kecewa dan meninggalkan Gerindra.
"Elit tersebut sedang menggali kuburan untuk masa depan partai dan aset kader yang punya potensi untuk memiliki peranan penting di negeri ini," pungkas Mulyadi. (Pon)