Tari Kreasi Lenggang Puspa Simbol Pluralisme Kota Tangsel

Minggu, 27 November 2016 - Ana Amalia

MerahPutih Budaya - Tari kreasi Lenggang Puspa karya dari Divisi Litbang Rumah Budaya Nusantara Puspo Budoyo ini memiliki pesan moral yang mendalam tentang kebhinekaan.

Salah seorang penggagas tari Lenggang Puspa, yang juga Disektur Litbang pada RBN Puspo Budoyo Anti Yank menjelaskan, harmonisasi dan keragaman kehidupan antar etnis di wilayah Tangerang Selatan yang merupakan 'melting pot' budaya Betawi, Sunda, Jawa dan Peranakan adalah ide yang mengawali lahirnya karya indahnya tarian Lenggang Puspa.

"Perpaduan gerak tari, kostum dan musiknya diciptakan sebagai simbol plurarisme etnis yang hidup damai," ujar Anti Yank kepada merahputih.com.

http://server7.merahpoetih.com/gallery/public/2016/11/27/dOL234GDs11480212893.jpg

Tari Lenggang Puspa/foto/mp/widi

Sedangkan remaja putri yang menari dengan lincah dan gembira, kata Anti, adalah gambaran "melting pot" masyarakat Tangsel yang hidup dalam kedamaian.

Jumlah penari sendiri 9 atau 7 penari, yang dalam hal ini mewakili 7 kecamatan, sementara 2 yang lain mewakili Ci dan Putat di mana dalam sejarahnya nama Ciputat berasal dari kosa kata bahasa Sunda yakni Ci air dan daun Putat, yaitu pohon yang yang dulunya banyak tumbuh di kawasan ini.

"Sembilan penari memaknai wilayah tujuh kecamatan yang didiami oleh tiga etnis yang berbeda yang hidup rukun damai di wilayah Ciputat Tangsel," tandasnya. (Widi)

BACA JUGA:

  1. Malam Puncak Sewindu Tangsel Dibuka dengan Tradisi Palang Pintu
  2. Kabupaten Tangerang Induk Semangnya Kota Tangerang dan Tangsel
  3. Pertunjukan Silat Meriahkan Lebaran Betawi Tangsel 2016
  4. Cantiknya Airin Rachmi Diany di Lebaran Betawi Tangsel 2016
  5. Anak-anak di Lebaran Betawi Tangsel 2016

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan