Tanggapi Kebijakan Tarif Trump, Korea Selatan Perpanjang Dukungan Likuiditas
Rabu, 09 April 2025 -
MERAHPUTIH.COM - REGULATOR keuangan Korea meminta bank-bank lokal, Senin (7/4), untuk berperan aktif dalam menyediakan dana bagi perusahaan yang menghadapi kesulitan akibat tarif besar yang diberlakukan pemerintahan Donald Trump.
Seperti dilansir The Korea Times, Kepala Komisi Layanan Keuangan Korea Selatan (FSC) Kim Byoung-hwan menyampaikan seruan tersebut dalam sebuah pertemuan dengan para kepala lima grup holding keuangan terbesar, yaitu KB, Shinhan, Hana, Woori, dan NH Nonghyup.
"Tarif timbal balik dari Amerika Serikat diperkirakan tidak hanya akan berdampak langsung pada eksportir, tetapi juga menyebabkan kesulitan bagi perusahaan mitra mereka," kata Byoung-hwan. Oleh karena itu, menurutnya, bank-bank perlu memantau kondisi pasar dan dampaknya terhadap bisnis secara cermat, serta memastikan dana dan dukungan lainnya diberikan tepat waktu.
Trump berjanji memberlakukan tarif ‘timbal balik’ pada impor dari sebagian besar negara di dunia, termasuk tarif sebesar 25 persen pada barang-barang Korea, yang dijadwalkan mulai berlaku pada Rabu (waktu AS). Trump juga telah menerapkan tarif baseline sebesar 10 persen pada impor asing mulai Sabtu. Skema itu dikhawatirkan akan memicu perang dagang global dan berpotensi menyebabkan resesi ekonomi.
Baca juga:
Kebakaran Hutan kembali Berkobar di Wilayah Tenggara Korea Selatan, Korban Tewas Bertambah Jadi 30
Pemerintah Korea sedang berusaha keras merancang langkah-langkah penanggulangan di tengah kekhawatiran yang berkembang tentang dampak kebijakan tarif ini terhadap ekonomi yang bergantung pada ekspor.
"Ketidakpastian meningkat di seluruh ekonomi domestik, industri, dan pasar keuangan akibat kebijakan tarif ini. Perusahaan-perusahaan holding keuangan dan lembaga keuangan harus memimpin dalam menstabilkan pasar dan berperan lebih aktif dalam memberikan dukungan keuangan kepada bisnis dan sektor lainnya," katanya.
Regulator akan melakukan segala upaya untuk melaksanakan langkah-langkah stabilisasi pasar senilai 100 triliun won (sekitar Rp 1.360 triliun) untuk meminimalkan volatilitas pasar. FSC telah meluncurkan sistem pemantauan 24 jam untuk mendeteksi dan merespons volatilitas pasar, dengan janji untuk turun tangan jika diperlukan guna meminimalkan gangguan.(dwi)
Baca juga:
8 Hal Yang Bikin Pemerintah Percaya Diri Hadapi Perang Tarif AS