Kisah Syekh Yusuf al-Makassari: Ulama Bugis Panutan Nelson Mandela

Rabu, 18 Juli 2018 - Zaimul Haq Elfan Habib

NELSON Mandela, tokoh pembebas apartheid di Afrika, pernah menaja nama seorang ulama asal Makassar sebagai inspiratornya saat berjuang.

Saat menjadi Presiden Afrika Selatan, Mandela menyebut Syekh Yusuf al-Makassari berperan besar membakar semangatnya saat berjuang menentang kolonialisme dan apartheid.

Apa hubungan ulama Makassar dengan Mandela?

Nama Syekh Yusuf tak bisa dipisahkan dari kehidupan spiritual masyarakat Afrika. Ulama asal Bugis tersebut bertandang meninggalkan Nusantara untuk berdakwah di Afrika pada 1693, setelah semula dibuang ke Sri Lanka. Beliau pun menghabiskan sisa umur di Capetown, kawasan Zandvliet. Tempat bermukim Syekh Yusuf lantas diabadikan dengan nama kampung Macassar.

Syekh Yusuf al-Makassari. (sumber: Afandri Adya)
Syekh Yusuf al-Makassari. (sumber: Afandri Adya)

Dalam berdakwah, beliau dibantu 12 orang santri dengan tugas khusus membantu pelyanan terhadap para eksil dan tahanan politik. Ilmu-ilmu tasawauf, khususnya tarekat Naqsabandiyah dan Khalwatiyah menjadi pedoman ajarannya sebagai seorang sufi.

Masa Kecil

Lahir di tanah Bugis, Syekh Yusuf mendapat tempaan pendidikan Islam dari keluarga dan ulama di kampungnya. Beliau mengaji Al-Qur'an kepada Daeng ri Tamassang. Setelah itu, berkelana ke pesantren Bontoala untuk mengaji ilmu-ilmu bahasa, semisal Nahwu, Sharaf, Balaghah, dan Mantiq.

Tak pernah selesai untuknya menuntut ilmu. Syekh Yusuf muda tetap mencari ilmu agama hingga bertemu dengan ulama asal Aceh, Syekh Jalaluddin Aidit. Dari Aidit jugalah Syekh Yusuf mendapat perintah untuk mendalami agama ke ke tanah Hijaz. Saat itu tanah Hijaz terkenal dengan ulama-ulama Haramainnya.

Pada 22 September 1644, Syekh Yusuf berangkat menuju Hijaz, dengan menggunakan kapal penumpang. Pada waktu itu, transportasi laut dari kawasan timur Nusantara melalui Banten untuk menyusuri selat Malaka, hingga menembus ke kawasan pesisir Arab.

Dalam perjalanannya, sempat pula singgah di Banten dan kenal dengan tokoh-tokoh terkemuka di sana. Perkenalan inilah kelak menjadi penyebab sang ulama tercampak hingga Afrika Selatan.

Setelah singgah sejenak, Syekh Yusuf melanjutkan perjalanannya menuju Hijaz.

Setelah perjalanan panjangnya memenuhi dahaga ilmu agama, akhirnya beliau kembali ke tanah air. Pada 1684, Syekh Yusuf mendapat masalah hukum di Banten. Ia terbukti membantu Sultan Ageng Tirtayasa untuk menentang Belanda.

Akibatnya, Syaikh Yusuf dibuang jauh ke Srilangka selama sembilan tahun, sebelum akhirnya dipindahkan ke Afrika Selatan. (*)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan