Susu Ikan di Makan Bergizi Gratis Perlu Pengawasan Ketat Badan Gizi Nasional

Jumat, 13 September 2024 - Angga Yudha Pratama

Merahputih.com - Anggota Komisi IX DPR RI Arzeti Bilbina menilai perlu riset lebih lanjut mengenai ide susu ikan dalam program makan siang bergizi gratis yang dicanangkan Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka

Alternatif ini diusulkan mengingat stok susu sapi di Indonesia belum mampu memenuhi kebutuhan dari program makan bergizi dan susu gratis tersebut, yang menyasar 82,9 juta orang yaitu anak sekolah, balita, hingga ibu hamil.

Data Kementerian Pertanian, kebutuhan susu di Indonesia saat ini mencapai 4,3 juta ton per tahun dan kontribusi susu dalam negeri terhadap kebutuhan susu nasional baru sekitar 22,7 persen, sisanya masih dipenuhi dari impor.

Baca juga:

Pemerintah Diminta Pastikan Proses Produksi Hingga Distribusi Susu Ikan Makan Bergizi Gratis

"Kalau memang ide ini direalisasi untuk program makan gratis, penting sekali adanya pengawasan ketat dari Badan Gizi Nasional untuk mencegah risiko kontaminasi yang bisa membahayakan kesehatan masyarakat, khususnya anak-anak," ujar Politisi Fraksi PKB ini dalam keterangannya, Jumat (13/9).

Untuk itu, diperlukan kajian lebih lanjut karena produk minuman konsentrat ikan ini relatif baru dan belum memiliki definisi yang baku dalam standar pangan internasional. Jadi, butuh standardisasi dan regulasi mengenai komposisi dan proses pembuatannya.

"Perlu diperhatikan juga mengenai faktor alergi ketika mengonsumsi produk minuman dari ikan. Anak-anak yang alergi bisa timbul gejala ringan seperti gatal-gatal hingga reaksi yang lebih berat seperti anafilaksis.

Arzeti juga meminta Pemerintah melakukan evaluasi berkala apabila ke depannya susu ikan masuk dalam program makan gratis.

Baca juga:

Anggaran Buat Promosi Makan Bergizi Gratis Rp 10 Miliar

Pemantauan yang terstruktur akan memungkinkan Pemerintah untuk menilai apakah minuman bergizi tinggi ini memberikan manfaat yang sebanding atau bahkan lebih baik dibandingkan dengan susu sapi.

"Jika ditemukan bahwa minuman bergizi tinggi dari ikan tidak memberikan hasil yang optimal, maka penyesuaian harus segera dilakukan untuk memastikan bahwa tujuan program dalam meningkatkan kesehatan anak-anak tetap tercapai," urainya.

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan