Stok Indonesia Meningkat Diklaim Bikin Harga Beras Dunia Turun
Kamis, 15 Mei 2025 -
MerahPutih.com - Stok beras nasional saat ini telah mencapai 3,7 juta ton dan ditargetkan menyentuh angka 4 juta ton dalam waktu 15 hingga 20 hari ke depan berkat panen raya yang lancar. Pencapaian itu menjadi sejarah baru dalam pengelolaan pangan nasional, sekaligus menunjukkan bahwa petani Indonesia adalah pahlawan pangan sejati bagi bangsa.
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengungkapkan tren harga beras dunia menurun salah satunya dikarenakan Indonesia tidak lagi mengimpor beras.
"Kalau tren beras dunia menurun, karena pelanggan utama dan yang paling banyak membelinya tidak melakukan impor lagi yaitu Indonesia. Jadi faktor Indonesia tidak impor beras, bagi komoditas beras dunia ini sangat berpengaruh, karena kita adalah salah satu pelanggan impor dengan kuantitas yang terbesar," ujar Sudaryono di Karawang, Jawa Barat, Kamis (15/5).
Kebijakan Indonesia untuk tidak lagi mengimpor beras membuat stok beras di level global menjadi oversupply sehingga membuat harga komoditas beras dunia menjadi turun.
Baca juga:
Trump Girang Paus Leo XIV Berasal dari Amerika Serikat, Ingin Segera Bertemu
"Begitu tidak impor, beras dunia oversupply, begitu oversupply harga beras dunia turun," kata Sudaryono.
Harga beras secara nasional tidak terpengaruh oleh tren harga beras dunia yang menurun. Hal ini dikarenakan semua produksi beras Indonesia dilakukan di dalam negeri sehingga tidak ada masalah dan membuat panen padi menjadi melimpah.
"Kita itu tidak terpengaruh harga beras kita dengan beras dunia, karena produksi semua di dalam negeri, sehingga tidak ada masalah. Panen melimpah," katanya.
Sudaryono mengaku bersyukur dengan kondisi melimpahnya panen padi secara nasional pada tahun ini. Perum Bulog yang menyerap hasil panen petani padi yang melimpah juga berkontribusi pada tercapainya kebijakan Indonesia tidak lagi mengimpor beras.
Saat ini harga beras internasional turun menjadi sekitar USD 390 Amerika Serikat (AS) per ton, dari sebelumnya mencapai USD 460 per ton ketika Indonesia masih aktif mengimpor beras dari luar negeri. (*)