Siswa SD Dihukum Belajar di Lantai, DPR: Tugas Anak Bukan Memikirkan SPP

Selasa, 14 Januari 2025 - Angga Yudha Pratama

Merahputih.com - Kasus siswa sekolah dasar (SD) di Kota Medan, Sumatera Utara yang dihukum belajar di lantai karena belum membayar tunggakan sumbangan pembinaan pendidikan (SPP) selama tiga bulan mendapat sorotan anggota Komisi X DPR RI Habib Syarief Muhammad Alaydrus.

Tidak ingin kasus ini terulang, Politisi Fraksi PKB tersebut menegaskan bahwa pembayaran SPP merupakan urusan dan tanggung jawab orang dewasa, bukan urusan anak-anak.

"Tugas anak itu belajar, bukan memikirkan SPP. Sekolah harus memperlakukan semua siswa dengan perlakuan yang sama," ujar Habib, Selasa (14/1).

Jika ada siswa yang belum membayar SPP, sekolah seharusnya berbicara baik-baik dengan orang tua siswa. Kalau orang tua siswa betul-betul tidak bisa membayar, karena tidak mempunyai uang, maka hal itu bisa dilaporkan ke dinas pendidikan.

Baca juga:

Sekolah Tidak Boleh Hukum Siswa Jika Belum Bayar SPP, Guru Jangan Diskriminasi

Apalagi, siswa tersebut adalah penerima dana Program Indonesia Pintar (PIP). Hanya saja pada akhir 2024, dana PIP belum cair. Jadi, seharusnya pihak sekolah bisa menunggu pencairan PIP dari pemerintah.

"Masalah itu sebenarnya bisa diselesaikan dengan komunikasi antara pihak sekolah dengan orang tua dan dinas pendidikan," ungkap Habib Syarief.

Baca juga:

Jakarta Targetkan Ada 153 Dapur SPPG Pasok Kebutuhan MBG Selama 2025

Ia berharap agar sekolah tidak lagi menghukum siswa karena kesulitan membayar SPP. Dirinya juga menekannkan sekolah harus lebih bijak mengatasi persoalan pendidikan, sehingga tidak mengorbankan anak.

"Semua anak berhak mendapatkan pendidik yang layak. Presiden Prabowo memberikan perhatian serius terhadap kemajuan pendidikan di Indonesia," pungkasnya.

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan