Siapa Sebenarnya Tersangka Kejahatan Cyber?

Senin, 29 Desember 2014 - Fadhli

MerahPutih Internasional - Upaya hacker yang disponsori negara sering mengandalkan perangkat lunak yang ditulis khusus dan ini merupakan langkah berisiko. Kecuali itu dibuat dengan baik, kustom kode dapat menjadi jalan untuk melacak siapa yang bertanggung jawab.

Peneliti keamanan di CrowdStrike dan Cymmetria telah menemukan bahwa cyberwarfare terhadap sasaran militer terkait di Eropa dan Israel kemungkinan menggunakan perangkat lunak keamanan komersial untuk menutupi jejak dan meningkatkan fitur-fiturnya.

Biasanya, serangan akan mencoba menipu orang untuk menginstal script nakal Excel melalui email palsu. Jika ada yang jatuh ke dalam taktik ini, script akan diinstal malware yang juga akan menginfeksi bagian dari alat pertahanan Core Security dalam upayanya untuk menghilangkan jejak.

Intinya adalah memiliki copy protection dan watermark digital untuk mencegah perangkat lunak dari penutupan pihak lain, sehingga pelaku dapat bebas keluar masuk sistem pertahanan dan menggunakannya.

Jadi siapa yang bertanggung jawab? Sementara para peneliti tidak mencapai kesimpulan yang pasti, namun mereka percaya Iran adalah tersangkanya.

Menyangka Iran menjadi pelakunya menjadi masuk akal mengingat Iran adalah negara yang tidak memiliki banyak sumber daya untuk menyamarkan tindakan hack, sehingga mereka mengirim pasukan hackernya ke negara adidaya seperti China atau Amerika Serikat, menyusupkan software jahat yang dapat dengan sekejap melakukan pekerjaan kotor.

Terlepas dari siapa pun yang bertanggung jawab, temuan ini menunjukkan bahwa negara-negara yang kurang kuat dapat "menipu" jika mereka ingin berperang digital melawan tetangga mereka.

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan