Serikat Pekerja Minta Gaji Rp3,7 Juta, Investor Ancam Datangkan Buruh Vietnam
Jumat, 04 Desember 2015 -
MerahPutih Bisnis - Aksi unjuk rasa buruh menolak Peraturan Pemerintah (PP) No 78 tentang Pengupahan membuat pengusaha tekstil naik pitam. Di tengah desakan serikat pekerja yang menuntut Upah Minimum Regional (UMP) 2016 sebesar Rp3,7 juta, pengusaha ini balik mengancam akan mendatangkan tenaga kerja dari Vietnam.
Ketua Dewan Pembina Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Benny Soetrisno mengatakan upah buruh asal Vietnam memang lebih mahal ketimbang di Indonsia. Akan tetapi, jika produktivitas pekerja asal Vietnam lebih tinggi daripada Indonesia maka ia lebih memilih mempekerjakan buruh asal Vietnam.
"Biarpun lebih mahal tapi kalau dilihat produktivitas kerja jadi lebih murah," kata Benny di Jakarta, Kamis (3/12).
Menurutnya, aksi unjuk rasa yang sering dilakukan serikat pekerja tidak produktif.
"Sebenarnya gaji sama saja karena dia kan seminggunya 48 jam kalau kita seminggu 40 jam. Mereka juga tidak boleh demo, kalau kita kan boleh demo," ujarnya.
Investor bisa melakukan dua hal, yakni merelokasi pabriknya ke luar negeri atau mendatangkan tenaga kerja dari luar negeri.
"Iya bisa ada kemungkinan pengusaha memilih menggunakan tenaga kerja Vietnam atau bisa juga pabriknya yang dipindahkan ke sana kalau pemerintah tidak mengawasi," tukasnya.
Sebelumnya, Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri menjelaskan PP Nomor 78 sudah mengakomodir semua pihak, mulai dari pekerja, dunia usaha, bahkan bagi masyarakat yang belum bekerja sekalipun.
Berdasarkan perhitungan pemerintah, rumus baru UMP akan dihitung dengan menambahkan besaran UMP tahun berjalan dengan hasil kali antara UMP tahun berjalan dengan penjumlahan inflasi dengan pertumbuhan ekonomi nasional.
Jakarta UMP Rp2,7 juta pada tahun 2015, tahun 2016 nanti UMP nya Rp2,7 juta + (Rp2,7 juta x inflasi 5 persen + pertumbuhan ekonomi 5 persen) jadinya Rp2,97 juta.
"Saya sudah katakan ini kebijakan yang sudah mengakomodir semua pihak, mulai dari pekerja, dunia usaha, bahkan mereka yang belum bekerja juga kami coba masukkan pasar kerja. Saya harap ini diterima supaya tidak gaduh terus. Kita juga tidak ingin memaksakan kehendak, kita juga akan memberikan terbaik bagi perusahaan," katanya. (rfd)
BACA JUGA:
- Komite Buruh Yogyakarta Tolak PP Pengupahan
- Sebelum Pertemuan OPEC Harga Minyak Naik
- IHSG Dibuka Melemah 24,29 Poin
- Akhir Pekan, Rupiah Menguat Tipis
- Diskon 30 Persen Tarif Listrik bagi Industri Tak Membantu