Seorang Taruna Tewas Dianiaya, Ketua STIP Pastikan Tidak Akan Cuci Tangan
Sabtu, 04 Mei 2024 -
MerahPutih.com - Seorang taruna angkatan satu (2023) berinisial P dari Bali tewas di kamar mandi kampus Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP), diduga karena dianiaya seniornya.
Kasus serupa pernah beberapa kali terjadi dan menewaskan taruna yang masih junior akibat aksi kekerasan tersebut pada 10 Januari 2017, kemudian pada 25 April 2014 . Lalu April 2015 dan pada 2008 yang tewas dianiaya senior.
Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) menegaskan budaya kekerasan atau aksi perpeloncoan senior kepada junior di kampus yang berada di bawah Kementerian Perhubungan tersebut, sudah hilang.
"Tidak ada budaya pelonco di kampus ini dan itu penyakit turun temurun yang sudah dihilangkan," kata Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Ahmad Wahid.
Baca juga:
Kematian Taruna STIP Diduga Akibat Dianiaya Senior
Ia mengatakan dirinya sudah satu tahun di kampus ini dan tidak ada budaya tersebut. Oleh karena itu, terhadap meninggalnya taruna tingkat satu berinisial P pada Jumat pagi di kampus itu, hal itu di luar kuasa dirinya karena kejadian terjadi di luar program yang dibuat kampus.
"Budaya itu sudah kami hilangkan, itu murni 'person to person'," kata Wahid.
Ia mengatakan, aksi tersebut terjadi di luar program belajar yang dibuat kampus dan terjadi di kamar mandi.
"Kami akan memberikan sanksi tegas kepada pelaku yang terbukti melakukan penganiayaan dengan mengeluarkan pelaku," kata dia.
Baca juga:
Prabowo akan Bangun SMA Taruna Nusantara di Kalimantan
Ia menegaskan, STIP tidak akan cuci tangan atas tewasnya taruna tingkat satu kampus pelayaran tersebut.
"Kami tidak akan cuci tangan," katanya.
Aksi pelonco berbalut kekerasan yang dilakukan senior kepada junior di STIP Marunda Jakarta Utara bukan yang pertama terjadi dan sering terjadi. Tercatat, sudah 4 orang tewas akibat dianiaya senior. (*)