Sekolah Antikorupsi Kembali Digelar LSM Integritas
Minggu, 23 April 2017 -
Kepedulian terhadap massifnya korupsi membuat LSM Integritas kembali menggelar sekolah antikorupsi.
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) anti korupsi di Padang, Sumatera barat (Sumbar), yaitu Integritas, kembali menyelenggarakan sekolah antikorupsi bagi anak-anak muda, setelah pada 2016 juga menggelar hal serupa.
"Untuk tahun ini ada 21 pendaftar yang dinyatakan lolos mengikuti sekolah antikorupsi 2017. Rata-rata mereka berumur 21 - 27 tahun dengan latar belakang pendidikan yang berbeda-beda," kata Koordinator LSM Integritas Arif Paderi, di Padang, Minggu (23/4) sebagaimana dilansir dari Antara.
Arif Paderi memaparkan 21 peserta itu akan mengikuti sekolah anti korupsi selama tiga bulan tujuh hari. Terdiri atas sesi kelas selama lima hari, dan sesi lapangan tiga bulan. Sesi kelas akan dimulai pada 24 April-28 Arpil 2017 bertempat di Rumah Ikhlas, Jalan Ikhlas Nomor 16 Andalas, Padang.
Terdapat sembilan materi yang akan diberikan kepada para siswa yaitu "Gerakan Pemberantasan Korupsi di Indonesia", "Mengenal Mencegah dan Memberantas Tindak Pidana Korupsi oleh KPK", "Urgensi Keterbukaan Informasi Untuk Mewujudkan Good Governance", "Peran Komisi Informasi Dalam Mewujudkan Hak Publik, "Peran Masyarakat Dalam Memantau Peradilan".
Empat materi lainnya adalah "Analisis Anggaran dan Tata Kelola Keuangan Daerah", "Dampak Ekonomi Dalam Korupsi Sektor Sumber Daya Alam", "Teknik Investigasi dan Strategi Advokasi Kasus Korupsi", terakhir adalah "Peran Serta Masyarakat Memantau Pelayanan Publik". Beberapa pemateri adalah Reza Syawawi dari Transparency International Indonesia (TII), Komisi Informasi Sumbar, Ombudsman Sumbar, Aulia Ali Reza dari Masyarakat Pemantau Peradilan Indonesia (MaPPI Fakultas Hukum UI) dan lainnya.
"Sekolah ini tidak memungut biaya sepersen pun kepada para peserta," katanya.
Tujuan utama penyelenggaraan sekolah Integritas tersebut adalah memberikan pendidikan anti korupsi pada generasi muda, melatih kemampuan teknis dalam melakukan kerja-kerja advokasi.
"Ilmu yang didapatkan 21 peserta dalam sekolah ini, diharapkan nanti juga diteruskan oleh para peserta di lingkungan sosialnya masing-masing. Sehingga semangat anti korupsi terus menyebar," katanya.
Sumber: ANTARA