Satu Barisan dengan Buruh, Anies Mengaku Berjuang Naikkan Lagi UMP DKI
Senin, 29 November 2021 -
MerahPutih.com - Buruh menilai kenaikan upah mininum provinsi (UMP) DKI Jakarta tahun 2022 belum menunjukan rasa keadilan. Diketahui, UMP DKI naik sekitar Rp 37.749 menjadi sebesar Rp 4.453.935.
Atas kenaikan UMP tersebut, buruh dari berbagai wilayah Jakarta kembali menggeruduk Balai Kota DKI Jakarta, Senin (29/11).
Gubernur Anies Baswedan yang hadir menemui buruh, mengaku turun tangan dengan menyurati Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah untuk menaikkan lagi gaji pekerja DKI di tahun depan.
Baca Juga:
Surati Menteri Ida, Anies: Formula Penetapan UMP Tidak Cocok Diterapkan di Jakarta
Sama seperti buruh, Anies menilai kenaikan UMP tahun depan dirasa angkanya terlalu kecil cuma naik 0,8 persen, berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan.
"Jadi teman-teman. Kami memahami dan kami saat ini sedang bersama-sama memperjuangkan agar UMP di Jakarta naik lebih tinggi daripada formula yang ada sekarang," ucap Anies saat temui buruh di depan kantornya Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (29/11).
Saat ini, kata Anies, penetapan UMP Jakarta sedang pembahasan dengan Kementerian Ketenagakerjaan. Adapun surat usulan peninjauan kembali formula penetapan UMP sudah dilayangkan pekan lalu atau tepatnya pada 22 November 2021.
"Kita berkeinginan agar di Jakarta baik buruh maupun pengusaha merasakan keadilan. Betul kan? Kan adil itu harus semuanya bukan, harus adil?" imbuh Anies.
Baca Juga:
DKI tidak Punya UMK, Anies Buka Opsi Revisi Ketetapan UMP 2022
Alumnus Universitas Gadjah Mada (UGM) ini mengatakan, protes ke Menteri Ida itu dilakukan karena penetapan UMP 2022 masih terlalu kecil. Sedangkan tahun 2021 lalu UMP DKI naik mencapai 3,2 persen. Padahal saat itu, Jakarta juga dalam kondisi hantaman COVID-19.
Cerita Anies, di tahun kemain itu kenaikan gaji di setiap perusahaan berbeda-beda atau disesuaikan.
Bagi buruh yang bekerja di perusahaan di bidang kesehatan, pasti berpatokan dengan UMP. Tapi, kantor di bidang usaha yang terpuruk bisa menyesuaikan kondisi keuangan mereka.
"Kita tahu selama pandemi minggu ini ada sektor sektor yang memang mengalami kesulitan, tapi ada juga sektor-sektor yang mengalami pertumbuhan, betul? Yang buat masker tumbuh tidak? Tumbuh. Yang hotel tumbuh tidak? Tidak," ungkapnya. (Asp)
Baca Juga:
Buruh Ancam Demo Berjilid-jilid, Wagub DKI: Sabar Kita Cari Solusi UMP